Gadis di sebelahnya itu, keluar kelas dengan agak terburu-buru. Seperti menghindari sesuatu. Cibiran dari para murid tak juga berhenti. Clau makin khawatir, sebenarnya apa yang terjadi dengan temannya itu.
"Baiklah tolong jangan berisik atau aku tak akan mulai bercerita," ucap Sir. Jun pada akhirnya menenangkan suasana. Sebuah tongkat pendek berwarna putih gading ditarik dari saku celana laki-laki yang kini berdiri di depan. Mengayunkannya lantas cahaya lampu meredup.
"Para mahluk ajaib seperti kita semua sudah ada sejak sepuluh ribu tahun yang lalu. Makhluk tertua adalah para vampire, dan werewolf kemudian yang lain muncul seiring terjadinya evolusi. Sebelumnya ada banyak perang untuk memperebutkan siapa yang terkuat hingga banyak kaum dari setiap ras yang menjadi korban. Tepat di titik terbawah itu, manusia mulai menyerang. Menganggap makhluk berkekuatan adalah ancaman."
"Di akhir, setiap tetua setuju untuk berdamai dan menghentikan perang lantas bersatu untuk saling melindungi. Penyerangan itu dimenangkan oleh ras kita, namun para tetua pun sepakat agar bersembunyi saja untuk mengantisipasi kemungkinan tidak akan terjadi pertikaian lagi di masa mendatang."
"10 tetua tiap ras bekerja sama membuat dimensi ini. Berakhir dengan kita yang berbaur dengan manusia dan hidup dengan tanpa menggunakan kekuatan, atau berdiam disini dan hidup dengan berbagai keunikan kita. Namun, sebagian orang mulai merasa tak setuju dengan aturan itu. Dengan adanya kekuatan, mereka menganggap bahwa manusia adalah mahluk yang lebih rendah dan sudah sepatutnya tunduk kepada kaum kita."
"Pemberontakan internal terjadi pertama kali di Kerajaan Bawah Laut Pantai Utara. Area kekuasaan kaum Siren. Tetua mereka, dibunuh oleh raja keturunan kedua dan bersekutu dengan makhluk hitam digerbang neraka. Tak semua kaum Siren yang mengikutinya, beberapa melarikan diri ke dunia manusia untuk berbaur. Walau begitu kalian tetap tak boleh mencemooh para Siren. Aku akan memberikan pengurangan point untuk siapapun yang melemparkan ejekan pada kaum manapun," Ucap Sir. Jun di akhir ceritanya. Beberapa murid ditampaknya memutar mata malas.
Clau tertegun, tak bisa membayangkan jika dia yang ada di posisi Ella. Pelajaran berlanjut, sudah hampir setengah jam namun Ella belum juga kembali. "Sir, Gisella belum kembali." Clau mengangkat tangan, mengingatkan sang guru. Sir. Jun berbalik menatap muridnya satu persatu.
"Baiklah, ada yang bersedia untuk melihat keadaan nona Gisella dan membawanya kembali?" tanyanya.
Tak satupun tangan terangkat, membuat hati sang murid baru agak teriris melihat temannya diperlakukan begitu. "Sir, biar aku saja." ucap Clau pada akhirnya. Ia diperbolehkan, langsung mengambil langkah cepat walau tak tau dimana arah kamar mandi yang dimaksud.
"Permisi, apa kalian tau dimana arah kamar mandi? Aku sedang buru-buru." Tanyanya pada 3 orang murid yang tertawa di pojokan. Ahh, sepertinya dari kelas lain karena ia tak sekalipun melihat wajah ketiga orang ini di kelas tadi.
Ingin protes, namun begitu melihat warna di dasi Clau semuanya tampak menatap penuh damba. "Ahh tidak jauh. Terus saja lalu belok kanan maka akan bertemu pintu kayu besar berwarna coklat. Ahh tapi kurasa kau tak akan suka kamar mandi itu sekarang karena habis dikotori seseorang. Aku akan membawamu ke kamar mandi yang agak lebih jauh. Bagaimana?" tawar seseorang yang berada di tengah. Dua orang lainnya menganggukkan, sekaakan mendunkung sang teman.
"Tidak perlu, terima kasih. Aku sangat buru-buru." ucap Clau langsung berlari. Tepat beberapa langkah ia mengambil langkah seribu, namanya dipanggil. Ia menoleh.
"Claudia dari kelas bertarung bukan? Aku tau kalian akan disuruh untuk membentuk tim beranggotakan 10 orang. Kau bisa memasukkan kami ke dalam timmu nanti. Kami adalah yang terhebat dalam mendukung pertarungan sejak Junior High School. Kau tak akan menyesal. Apalagi vampire darah murni sepertimu pasti memiliki kekuatan yang begitu hebat hingga sayang jika tak didukung oleh orang sehebat aku pula." ucapnya membanggakan.
"Akan kupikirkan nanti." ucap Clau lanjut berlari.
Pintu yang dimaksud telah tampak. Dibukanya dengan kasar, hingga menampakkan pemandangan sang teman dengan baju basah kuyup.
"Oh, halo sobat." ucap gadis itu santai.
Clau menghampirinya cepat. "Apa-apaan dengan pakaianmu?" teriaknya sambil mengguncang bahu yang dimaksud.
"Oi, oi, santai lah dulu. Tak apa aku sudah terbiasa. Kau pasti sudah mendengar cerita dari Sir. Jun. Aku tak akan marah jika kau tak ingin dekat denganku lagi sobat." ucapnya tersenyum.
Apa-apaan itu. Bagaimana bisa seseorang mengatakan kalimat penuh keputusasaan seperti itu dengan wajah tersenyum. "Persetan dengan sejarah. Ayo ke luar dan ganti bajumu. Akan kuadukan pada bibi. Siapa yang mengganggumu?"
"Clau, aku tak apa. Sungguh. Tak perlu sepanik itu, aku tak akan sakit atau masuk angin. Ingat, siren hidup di air. Kembalilah duluan, aku akan kembali sebetar lagi setelah berganti baju."
"Tidak, aku ikut. Nanti kau tak kembali hingga jam belajar selesai." tolak Claudia.
"Hei, kau ingin bolos di hari pertamamu di dunia ini? Ayolah sobat, masih banyak hal yang belum kau tau. Kau harus mendengarkan sejarah dunia ini. Ya, walau itu terdengar membosankan."
"Biarkan saja. Kau bisa menceritakannya padaku semalam suntuk nanti. Sekarang ayo kembali ke asrama dan ganti bajumu."
"Kau lebih berani dan agak berandalan daripada yang ku kira."
"Biarkan saja. Aku keponakan kepala sekolah juga vampire darah murni yang disegani. Persetan dengan mereka."
"Wah wah wah. Lihat bocah ini sudah mulai bertingkah padahal tadi malam masih menjadi Cinderella." ejek Ella memberikan pukulan kecil.
Mereka berjalan beriringan. Mengendap-endap agar tak ketahuan para pengawas. Walau memiliki ijin namun tertangkap bukanlah pilihan yang bagus.
Sampai. Ella langsung mengambil bajunya lantas berjalan ke kamar mandi. "Kau serius ingin membolos?" Tanyanya dari kamar mandi.
"Tentu, aku ikut denganmu."
"Baiklah, mari ke kolam di belakang sekolah. Aku akan menunjukkan sesuatu. Jangan kaget." pancing Ella membuat penasaran.
"Well, kuharap itu bukan sesuatu yang menyeramkan."
KAMU SEDANG MEMBACA
Is It Happy Ending?
Fantasy"Kalian menggunakan sapu terbang disini?" "Hah? Darimana pula kau dengar hal kuno seperti itu?" "Lihat ada yang melangsungkan duel di aula!" "Ehh, siapa? Aku ingin lihat." "Xing Hee dan Kak Himeko. Ayo lihat bersama! Kapan lagi melihat Ketua osi...