rama, shinta, and tana.
suara berisik dari arah dapur membuat rama yang sedang berkutat dengan pekerjaannya merasa penasaran. sejak tadi, ia mendengar suara beberapa barang jatuh, suara cekikikan anak kecil, suara tawa isterinya, dan perbincangan ibu dengan anak itu yang sedikit keras.
rama memilih menutup laptopnya, beranjak dari kursi meninggalkan semua pekerjaan dan berjalan keluar dari ruangan kerja miliknya.
sesampainya di dapur, rama dibuat terngaga dengan kekacauan di sana. tepung terigu yang berserakan di lantai, adonan kue yang mengotori meja, hingga bocah kecil yang baju beserta wajahnya penuh dengan cream kue.
"you guys having fun without me?" rama melipat tangan di depan dada, berusaha memasang wajah kesal.
shinta yang tadinya sibuk menata beberapa kue kering di atas nampan menoleh ketika mendengar suara rama. wanita itu tersenyum lebar. "you can join us!"
"papa papa, tana buat ini."
rama menunduk ketika merasa ada yang menarik-narik ujung kaosnya, meminta atensi. dilihatnya tana yang sedang memamerkan kue berbentuk bulat dengan mata dan sebuah lengkungan senyum.
"tana yang bikin sendiri?"
tana mengangguk mantap. "tiga. untuk papa satu... untuk mama satu... untuk tana satu." ujarnya, berusaha keras untuk menjelaskan pada sang ayah.
rama tidak kuasa menahan gemas. pria itu mengacak pelan rambut tana yang sudah mulai tumbuh lebat.
"waah pasti enak! oke, papa juga mau bikin."
"papa, ni punya mama." tana menarik tangan rama menuju adonan kue yang sudah berubah menjadi bentuk-bentuk lucu. hasil karya shinta tentunya.
"papa harus bikin yang seperti ini?"
"umh! niii!" ujar tana, sembari mengangguk.
"oke! papa ngga mau kalah sama mama. tana semangati papa, okay?"
lagi-lagi, bocah berusia empat tahun itu mengangguk. tangannya mengacungkan dua ibu jari.
"kalo begitu, tana juga bantu papa."
"uhm okay-- no! bantu mama!" tana kembali berlari kecil ke arah shinta. meninggalkan sang papa yang hanya bisa melongo.
shinta hanya tertawa mendengar perbincangan suami dan anaknya. ia mengajak tana melakukan high five sembari melempar ekspresi mengejek pada rama.
"oke ngga papa, papa bisa bikin sendiri."
"coba buktiin." tantang shinta.
rama mulai berkutat dengan adonan kue buatan shinta. membuat bentuk-bentuk sebisanya, walaupun hasilnya sangat jauh dari milik shinta. shinta juga melanjutkan kegiatannya, sedangkan tana sudah kembali pada dunianya sendiri.
bukannya membantu mamanya seperti yang diucapkannya tadi, tana malah sibuk menghabiskan kue kering yang sudah jadi sembari bermain dengan mobil-mobilan miliknya.
"rama!" shinta memekik kesal ketika rama dengan sengaja menempelkan adonan di pipinya. sementara si tersangka malah tertawa.
"aku bales, awas aja!"
rama berusaha menghindar ketika shinta mencoba membalas perbuatannya tadi. pria itu berjinjit sembari terus menghindar, dengan tawa yang menyebalkan. lalu ketika shinta tepat berada di depan tubuhnya, kedua tangan rama malah meraih wanita mungil itu dan memeluknya.
"apa?"
"ish! curang."
rama terkekeh melihat isterinya yang kini kesal. "yaudah nih, bales." ia menunduk, sengaja menyuruh shinta mengoleskan krim kue pada pipinya seperti yang ia lakukan tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
our playlist
Short Storyevery song has its own story. (stories collections for jaedy)