-and he opens my door,
but his car isn't yours.dan ketika satu kalimat itu terlanjur ia jatuhkan tanpa memikirkan ulang apa konsekuensinya, maka pada saat itu juga tidak ada lagi nama wila yang bersanding dengan nama jesse seperti sebelum-sebelumnya. cukup sampai di sini, mereka berakhir tanpa ada yang mau meminta untuk tinggal sejenak.
delapan bulan, waktu seperti melamban. menggerus sedikit demi sedikit kewarasan wila. meninggalkan penyesalan mendalam tentang perkataannya hari itu. ia melewati hari demi hari bersama rasa sesal yang terus menerus menyalahkannya. meneriakinya pecundang.
berbagai kalimat yang diawali dengan kata "seharusnya" terus menerus mengitari kepalanya tanpa henti, seperti planet-planet yang terus berputar mengelilingi matahari.
siapa yang berakhir menyedihkan sekarang? bahkan album khusus yang berisi foto-fotonya bersama jesse masih sama seperti dulu, tidak berkurang karena sengaja dihapus seperti normalnya orang yang baru berpisah dengan sang kekasih.
wila melirik jam di layar ponselnya. pukul 4 sore, waktunya dengan pekerjaan-pekerjaan menyebalkan ini telah berakhir. dari ruangannya yang terletak di lantai 3, ia masih bisa melihat dengan jelas mobil-mobil yang datang dan pergi di halaman kantornya. matanya tertuju pada mobil audi berwarna hitam yang baru saja masuk halaman dan terparkir tepat di bawah jendela ruangannya. wila terkesiap, debaran jantungnya semakin cepat.
namun ketika sang pemilik membuka pintu dan turun dari mobil itu, wila menghela napas berat. serindu itu kah ia sampai membayangkan jesse datang ke kantornya dan menjemputnya seperti yang biasa dilakukan pria itu dulu?
wila berdecak. merasa kesal dengan dirinya secara tiba-tiba. kenapa ia jadi menyedihkan seperti ini? padahal dulu ia yang mengambil keputusan tanpa berpikir panjang dan membuat hubungannya dengan jesse harus berakhir.
•••
wila menenteng totebag hitamnya dan melenggang keluar dari lift. matanya hanya menatap lurus ke depan, seolah tidak peduli dengan keadaan sekitarnya. hingga sebuah suara berat membuat langkah wanita itu terhenti.
"wila, hari ini ga bawa mobil kan?"
wila menolehkan kepalanya ke samping kiri. seorang pria yang kira-kira lebih tinggi 25cm darinya tiba-tiba sudah berdiri di sampingnya. kedua tangannya dimasukkan ke dalam saku celana. kini menatap wila dengan senyum manis.
"eh, mahesa kirain siapa tadi." jawab wila, yang sebetulnya tidak menjawab pertanyaan mahesa barusan.
"mau pulang bareng?" tawar pria bernama mahesa itu, tanpa basa-basi.
mahesa adalah senior wila di kantor. pembawaan pria itu selalu terlihat ramah dan menyenangkan. tidak heran jika banyak pegawai di kantor ini yang mengagumi mahesa diam-diam. ditambah dengan perawakannya yang gagah dan good looking.
banyak rumor yang beredar mengenai mahesa yang berusaha mendekati wila hingga pria menolak beberapa wanita di kantor ini, namun wila selalu menganggap hal itu sebagai lelucon teman-temannya. wila menganggap mereka hanya berusaha menggodanya karena ia baru putus dari jesse. meskipun dari gerak-gerik dan perlakuan mahesa memang sudah cukup jelas jika pria itu menaruh rasa padanya.
wila selalu berusaha untuk denial.
ngomong-ngomong, tawaran pulang bareng ini sudah pernah dilontarkan mahesa 2 kali, namun wila selalu menolak karena kebetulan ia dijemput oleh kakaknya. namun untuk ajakan kali ini, wila tampak mempertimbangkan. terlihat dari wanita itu yang tiba-tiba diam, menimang jawaban selanjutnya.
"atau dijemput sama kakak lo?" tanya mahesa lagi, seperti mendesak wila untuk segera memberi jawaban.
"eh, engga tau sih. tadi katanya kakak gue nggak bisa jemput."
KAMU SEDANG MEMBACA
our playlist
Cerita Pendekevery song has its own story. (stories collections for jaedy)