3 R.d. Person P.O.V.
Bakugou mendatangi tempat yang biasanya didatangi olehnya dan (Y/n). Bisa dibilang itu adalah tempat rahasia yang ditemukan oleh Bakugou dan (Y/n) mengetahuinya karena waktu itu dia sempat berteleportasi ke sini.
*tempat yang dimaksud adalah tempat yang berada di Ch 05,5 - Sweet Memories (Pt. 2)
"Bakugou, kau ingat saat pertama kali kita bertemu?" tanya (Y/n) kepadanya. "Kenapa tiba-tiba?" tanya Bakugou kepadanya. "He? Bukankah saat itu kau lucu banget ya? Kau yang menganggap aku sebagai villain terus teriak-teriak?" ejek (Y/n) sambil menahan tawanya.
"JANGAN BICARAKAN SOAL ITU!" protes Bakugou yang kini malu akan perbuatannya. (Y/n) hanya bisa tertawa ngakak melihat Bakugou yang seperti itu. Seiring tawaan (Y/n) memudar, Bakugou langsung menanyakan topik pembicaraan inti "Lagipula kau mau bicara apa sih? Jangan-jangan kau mau bicara soal itu?" ucap Bakugou memutuskan. "Soal itu? Apaan?" tanya (Y/n) padanya.
"Lupakan..." kata Bakugou sambil melihat ke arah lain. "Sekarang lebih baik kau jelaskan... Apa yang ingin kau bicarakan?" tanya Bakugou padanya. "Apa memang kau ingin bernostalgia sebelum pergi? Kau masih akan datang kesini kan?" tanya Bakugou padanya.
Hal itu tentu saja membuat (Y/n) sedikit tersentak dengan apa yang harus dilakukannya. Aliran darahnya itu seperti berhenti mengalir di saat Bakugou mengatakan hal seperti itu. Otaknya kembali memutar memori dimana mereka tertawa lepas bersama.
Dirinya yang tidak rela itu sekarang sudah berada di ujung tanduk. (Y/n) melihat ke arah lain sambil tersenyum, "Terimakasih" ucap (Y/n) padanya. Tempo waktu melambat setelah (Y/n) mengatakan hal itu.
"Hah?" kata Bakugou sambil mengernyitkan keningnya. Tentu saja detak jantung bakugou juga ikut menegang dikarenakan atmosfer sekitar yang sangat mendukung (Y/n) untuk mengucapkan terimakasih. (Y/n) terdiam sementara karena dia tidak tahu dia harus mulai dari mana. Angin malam mulai berhembus pelan sehingga keadaan itu semakin terasa sedih. "Maafkan aku... Bakugou" ucap (Y/n) sambil meneteskan air mata. "Maaf..." ulangnya lagi. Kemudian (Y/n) juga dapat merasakan keberadaannya yang mulai melemah.
"Hei! Jangan menangis sialan!" ucap Bakugou yang langsung sigap di hadapannya. Namun, (Y/n) tidak bisa berbohong ataupun menenangkan dirinya. Baginya sekarang berbicara itupun sudah sangat sulit... Bagaimana bisa dia menenangkan dirinya jika dia tidak bisa berbicara hal yang sejujurnya?
"Jelaskan dulu baru menangis!" kata Bakugou dengan panik. "KAU DENGAR AKU?! Jelaskan.." kata Bakugou dengan suara yang memelan.
Tindakan (Y/n) yang terdiam mematung sambil menangis itu membuat Bakugou tersentuh dengan perasaan apa yang sedang rasakan.
"JELASKAN APA YANG TERJADI!?!" lanjutnya sambil menggoyangkan tubuh si Gadis yang berada di hadapannya. Perasaan (Y/n) benar-benar tercampur aduk, jantungnya yang dari tadi merasa tenang kembali merasakan denyutan yang mendalam seperti yang ia rasakan sebelumnya.
Tempat yang aman, tentram dan penuh kenangan itu kini didominasi dengan peristiwa yang tidak bisa dipercaya oleh Bakugou sendiri. (Y/n) mengangkat kepalanya dengan pelan, "Maaf Bakugou..." ucapnya lagi. Hal itu membuat Bakugou melepaskan pegangannya dari pundaknya itu.
Sebenarnya, Bakugou tidak mau mendengar perkataan maafnya. Yang Bakugou mau hanyalah penjelasan daripada (Y/n) yang membuat (Y/n) jadi seperti itu. Tapi Bakugou sadar, bahwa bukan waktunya Bakugou harus bersikap seperti itu. Karena bersikap seperti itu tanpa tahu keadaan, hanya akan memperburuk melodi kebersamaan mereka saat ini.
"A-aku tidak bisa sepertimu...! Aku tidak bisa berjalan berdampingan denganmu!" tangisan gadis itu mulai mengucur deras. Kata-kata tidak bisa sepertimu itu mengartikan bahwa dirinya itu adalah penghuni dari dimensi lain yang hanya bisa datang dan pergi seenaknya. Dirinya itu terus merasa bersalah karena sudah membebani Bakugou, dirinya merasa tidak suka dengan diriya yang egois dan menangis cuma karena hal itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
[UNITED MEMORIES] | Wish You Be Mine, Darling | Todoroki x Fem/Reader
أدب الهواة*** Kisah (Y/n) dan Todoroki shoto yang mencintai satu sama lain. Apakah kisah mereka berujung bahagia atau malah sebaliknya? *** "United Memories" merupakan buku yang berisikan tentang 'kita', biarkan buku ini menuliskan seberapa bahagianya kita sa...