Chapter 20

1.2K 167 3
                                    

Mark menurunkan kaki Jaemin di atas tanah.

"Kita sudah sampai," ia memberitahu.

Jaemin melepaskan tangannya dari leher Mark dan membuka matanya. Ia tersenyum lebar melihat jalan setapak ke villa kerajaan, Corogeanu. Matanya langsung melihat Renjun yang berdiri tak jauh di depannya bersama Jisung.

"Renjun!!" Jaemin berlari riang.

Renjun menyambut gadis itu dengan pelukannya. Ia lega melihat Jaemin yang kembali segar bugar.

"Ayo kita pergi, Renjun," Jaemin menarik lengan wanita itu, "Aku sudah tidak sabar menjelajahi tempat ini."

Renjun tidak mempunyai kesempatan untuk melawan Jaemin. Ia hanya bisa membiarkan gadis itu menariknya dengan paksa.

"Hati-hati Jaemin!" Jisung berseru cemas, "Awas Renjun!" serunya ketika melihat Renjun hampir terjatuh karena Jaemin.

Jisung memegang dahinya dan mengeluh panjang. Jaemin memang selalu bisa membuatnya cemas. Sejujurnya, Jisung tidak terlalu cemas akan Jaemin. Ia lebih mencemaskan Renjun. Renjun bukan seorang gadis liar seperti Jaemin. Ia adalah seorang lady!

Mark tertawa.

Jisung terkejut. Entah sejak kapan Mark telah berada di belakangnya.

"Sepertinya Jaemin sudah pulih."

Jisung melihat kedua wanita yang terpenting dalam hidupnya itu telah menjauh.

Mark pun tersenyum melihat Jaemin yang kembali ceria itu. Jaemin di atas daratan memang berbeda dengan Jaemin di atas laut.

"Paduka," Jisung berkata serius, "Saya telah mendengarnya. Anda mengetahui tentang Jaemin."

"Ya," gumam Mark.

Jisung melihat Mark dengan serius.

"Itu adalah cerita masa lalu. Kejadian itu murni kecelakaan. Tidak ada gunanya mengungkit cerita masa lalu. Lagipula itu akan terlalu kejam untuk Jaemin."

Jisung lega mendengarnya.

"Mungkin hari ini aku boleh memberi kebebasan pada Jaemin," Mark tersenyum penuh arti melihat gadis itu membuat Renjun panik.

"Mari kita pergi," Mark menepuk pundak Jisung. "Kau mencemaskan Renjun, bukan?" Mark melalui Jisung, "Aku tidak mencemaskan Jaemin tapi aku mencemaskan Renjun. Aku percaya Jaemin akan membuat Renjun celaka," dan pemuda itu tertawa.

Jisung terperangah. Mau tak mau ia pun tersenyum. "Baik, Paduka," katanya mengikuti Mark mengejar kedua gadis di depan itu.

"Jisung, kau bisa memanggilku Mark," Mark memberitahu. "Aku sudah bukan hanya seorang Raja bagimu. Sekarang aku juga menjadi bagian dari keluarga kalian."

"Saya juga sependapat," kata Jisung, "Tapi... Papa."

"Taeil memang seorang yang masih kolot," Mark tertawa geli.

Jisung terperangah. Baru kali ini ia mendengar Mark berkomentar tentang ayahnya.

"Tapi kerajaan ini membutuhkan orang seperti dia, bukan?" kata Mark serius.

Jisung mengangguk. Andai bukan karena pikiran kolot ayahnya, mungkin ayahnya sudah langsung mengambil alih tahta ketika Mark masih terlalu kecil untuk menjadi seorang Raja.

***

Grand Duke bingung melihat Raja Mark duduk santai di Ruang Duduk Corogeanu menikmati anggurnya. Beberapa saat lalu seorang pelayan menyampaikan panggilan Mark. Ia menduga ada sesuatu yang hendak dirundingkan Mark dengannya. Namun apa yang dilihatnya saat ini berbeda dengan dugaannya.

RATU PILIHAN (REMAKE MARKMIN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang