Oshe mempersiapkan diri sebelum bertemu dengan Sea. Menunggu gadis itu seraya menghancurkan kegugupannya sedikit demi sedikit. Sesekali napas kasar terdengar meletup-letup dari mulutnya. Kakinya bergerak kesana kemari seolah ingin menggugurkan sesuatu yang terus-menerus menggelayuti tubuhnya.
"Oshe?" Suara itu terdengar menyapa telinganya. Seorang gadis keluar dari pintu kaca putar, melangkah menapaki pelataran kantor. Gadis bermata karamel dengan rambut panjang terurai yang selalu mampu mengikat tubuh Oshe sampai kaku. Ketukan sepatu heelsnya terdengar semakin mendekat seiring dengan tubuh gadis itu yang terlihat semakin jelas menghampirinya.
Angin sore yang berhembus mampu menyibak rambut gadis itu. gerakan merapikan rambut seraya tersenyum ke arahnya mampu membuat Oshe semakin terpaku tak bergerak. Oh, Tuhan! Sebenarnya apa yang dulu membuatnya merasa bosan dengan gadis yang terlahir sempurna itu? dan Oshe tahu bahwa tidak hanya rupanya yang menawan, hatinya juga seolah reinkarnasi dari malaikat. Gadis yang awalnya sangat dingin itu telah berubah menjadi lembut dan sangat perhatian kepadanya.
"Sudah menunggu lama? Kenapa tidak meneleponku kalau sudah sampai?" Ketukan sepatu heelsnya terhenti ketika gadis itu mencapai satu meter di hadapannya. Mata berbinarnya menatap Oshe yang masih termangu. Wangi khas yang menguar di sekitarnya membuat ia merasakan rindu yang teramat dalam, walaupun ia sadar gadis itu sudah berada di hadapannya.
Oshe terlihat bodoh, hanya mampu menggerakkan tangannya mengusap kening. Wajahnya yang pucat kini menumbuhkan titik-titik keringat di sekitar keningnya. "Maaf, maafkan aku, Sea," ujar Oshe dengan suara tipis hampir tidak terdengar di tengah suara kendaraan yang berlalu lalang. Banyak kalimat yang ingin ia ucapkan, namun keberadaan gadis itu membuat semua kalimat yang ia miliki sirna. Sea terkekeh menatap Oshe. "Maaf? Kenapa minta maaf?"
Oshe mengangguk. Kakinya yang sebelumnya tak mampu digerakkan, kini berusaha mendekati Sea. Tangan kanannya terangkat dengan getaran yang tak mampu dikendalikan. Aku berharap tanganku mampu menyentuhmu. Aku berharap tubuhmu tak enyah ketika kugapai, seperti yang terjadi di dalam mimpi.
Ujung-ujung jari Oshe mendarat di sisi wajah gadis itu. Lalu menelusur ke arah kening, pelipis, pipi, rahang, dagu. Tak ada bagian yang terlewatkan dari lingkaran mungil wajah gadis itu. "Kau... nyata, kau benar-benar ada di sini," lirihnya. Oshe merasakan air matanya merembes di sudut-sudut matanya. "Kau benar-benar kembali di sisiku,"
Sea masih terdiam melihat keadaan kekasihnya itu, menatapnya yang kini terlihat... kesakitan. "Bukankah aku memang selalu ada di sisimu?" tanya Sea sedikit ragu.
Oshe mengangguk. "Iya, kau memang selalu ada di sisiku, selalu ada di saat aku membutuhkanmu. Dan teruslah seperti itu... sampai kapanpun," Lengannya menarik perlahan tubuh Sea ke dalam dekapannya dengan erat. Erat, sangat erat. Berharap Sea merasakan penyesalannya yang berada di dalam dadanya. Merasakan rasa cinta yang tersimpan di bagian terdalam hatinya. "Kau... masih mencintaiku?" tanya Oshe.
"Tentu saja!"
"Setelah semua ketidakpedulianku beberapa waktu belakangan ini?" tanyanya lagi.
"Menurutmu? Apa aku terlihat sudah tidak mencintaimu?" Sea balik bertanya, wajahnya sedikit menengadah menatap Oshe.
Oshe menggeleng. "Aku selalu merasa... cintamu begitu besar dan tulus bagaimanapun aku memperlakukanmu," Beberapa saat bertahan dalam keadaan seperti itu, Oshe mulai merasakan bahu gadis itu naik turun tidak teratur.
"Sea, sudah aku bilang jangan menangis...." Oshe mulai kelabakan saat mata Sea mulai berair. Ia lebih merapatkan gadis itu untuk bersandar di dada kirinya. Berusaha membuat Sea mengetahui isi dadanya yang selalu berdegup menggumamkan namanya, membuat Sea tahu cinta itu ada dan tersimpan sempurna tanpa harus ia ulangi terus-menerus melalui bibirnya.
"Jangan pergi lagi, Sea," gumamnya.
"Aku tidak pernah pergi, kan?
"Harus terus seperti ini,"
"Memang selalu seperti ini, kan?"
Oshe mengangguk. "Jangan pergi," pintanya lagi.
Sea menghela napas lelah, lalu menjawab, "Mmm." Walau sepertinya ia masih diambang kebingungan.
🕓 🕓 🕓
KAMU SEDANG MEMBACA
Turn Back Couple
Teen FictionBagaimana bila lelaki yang hidupnya selama beberapa tahun belakangan selalu mendapatkan kasih sayang dan perhatian dari kekasihnya, namun kini harus ditinggal selama-lamanya oleh kekasihnya itu? Ia adalah Oshe Ardelio. Hidupnya tak pernah kekurangan...