☆ SAKUSA KIYOOMI.

371 63 10
                                    

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

٪ DAY

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

٪ DAY.
romance, horor, ( sakusa kiyoomi. )

٪ Neca_05

━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━

SENIN hari terbangsat untuk [name] dan para murid lainnya, memasuki sekolah kembali untuk mengambil pelajaran yang akan datang.

seburuk-buruknya hari senin, [name] 10% senang karena dia masih ditemani oleh kekasihnya, sakusa kiyoomi.

namanya pasangan, tidak lepas apa yang namanya bucin.

"omi!"

sakusa terkejut saat dia merasakan seseorang meloncat kearah punggungnya, dia mengerutkan keningnya kesal. namun, dia tahu siapa suara itu.

"[name], jangan." sakusa menahan [name] yang malah bergelayutan dipunggung nya, gadis itu terkikik, lalu turun.

sakusa langsung memberikan hand sanitizer kepada [name]. "darimana saja kau? kau pergi ke supermarket? cepat sekali pulang."

"hehehehe, aku hanya beli makanan ringan. kau mau makan dengan ku?"

sakusa menggeleng pelan. "kau makan dulu saja, pergi sana ke kelas-mu. aku masih ada latihan."

"ahh.. yasudah. aku akan pergi, sampai jumpa!"

sakusa mengangguk sekali, dia melambaikan tangannya sebentar. lalu berbalik untuk pergi latihan.

sakusa kiyoomi.

SAAT istirahat, sakusa melihat [name] yang berada di ujung tempat latihan mereka, wajahnya masih tersenyum.

sakusa menghela nafas, ada apa dengan bocah ini lagi.

"kenapa?" sahut sakusa dengan nada datarnya, [name] terkikik, dia segera menghampiri sakusa lalu memeluknya.

untung saja tempat latihan sedang sepi, jika tidak, dia akan diserbu beberapa pertanyaan oleh orang yang melihat mereka.

[name] menyerahkan sebungkus plastik putih. "omi jangan lupa istirahat, dan makan! aku membuatkan mu teriyaki."

"jangan bilang kau memesan lagi?" sakusa mengambil sebungkus plastik putih itu, dia menghela nafas namun dia beralih untuk mengacak-acak rambut kekasihnya.

"lain kali jangan membeli, itu akan menghabiskan uang mu. buat saja dari rumah tidak apa, aku menghargai nya."

sakusa tersenyum kecil, [name] mengerjapkan mata nya lalu ikut tersenyum juga, dia mengangguk'an kepala nya tanda iya.

sakusa kiyoomi.

SELASA, sakusa menerima ajakan pulang [name], dia setia mendengarkan [name] yang mengoceh. dirinya hanya melihat smartphone nya, terkadang dia menoleh untuk melihat [name].

untuk menjaga nya, sakusa berjalan disebelah kiri [name], memegang erat tangan seputih salju itu agar dia tidak kehilangan gadis itu.

"omi, aku ingin es krim. bolehkan?"

sakusa mengangguk. "boleh saja. asalkan jangan terlalu banyak, aku takut kau kenapa-kenapa."

membeli es krim di sore hari, sakusa melihat senyum yang dimiliki oleh si gadis dengan cantiknya bak dewi yunani.

rasanya, sakusa bersyukur mendapatkan dirinya.

"kiyoomi, mau?" tanya [name] dengan memberikan es krimnya, namun sakusa menolak, dia menggelengkan kepala nya.

"ayolah! ini rasa vanila, atau mau lain kali aku menceburkan diri di sungai?!"

sakusa langsung mengambil es krim itu, lalu memakannya sedikit. "sudah aku makan, dan sekarang habiskan atau aku membuang es krim ini."

"Benar kata atsumu, kau jahat."

tertawa kecil, sakusa hanya terkekeh, dia akhirnya mengetahui bahwa sore sudah berganti malam, dia menoleh kearah [name].

"[name]── eh?"

sakusa mengetahui satu hal, [name] tidak ada disitu, sakusa menjadi bingung sesaat. hanya ada gelang hitam yang selalu dipakai [name] sudah ada di tangannya.

"[name], kemana kau?!"

sakusa panik. adrenalin mengalir deras di tubuhnya, membuat dirinya bergerak untuk mencari gadis yang dia cari.

bahkan orang-orang disana terbingung kan, beberapa orang menjawab tidak ada gadis yang sedang bersamanya.

BRMM! "omi?" atsumu memberhentikan motornya disebelah sakusa yang sedang mengambil nafas. "kau mencari siapa?"

"[name]. aku ingat dia ada disebelah ku."

atsumu menelan ludahnya, dia melihat kearah sungai-sungai deras disitu. "sakusa, kau lupa akan sesuatu?"

sakusa mengerutkan keningnya, dia sudah mengepalkan tangannya. atsumu menarik nafas.

"[name] sudah mati sejak bulan lalu kan? dia meninggal disungai ini, kau mendorongnya."

ah benar, sakusa menyadari sesuatu. hari selasa, dia ingat bahwa dia yang mendorong [name] ke sungai, membiarkan gadis itu mati terlelap air.

juliet.Where stories live. Discover now