[ILY] 3. Saudara Dicky?.

4 3 0
                                    

Hai, Readers

Sebelumnya, gue mau ngucapin terimakasih banyak karena kalian mau baca cerita ini.

Sebenarnya ini cerita ditulis saat gue gabut doang, sih. hehe:v

Pokoknya makasih banyak buat yang udah mau baca cerita gaje ini.

Mohon maaf kalo masih banyak kurangnya, jujur gue tuh rada gak percaya diri buat publis cerita ini.

Kalau ada typo tolong tandai ya, biar gue ngerti dimana letak kesalahannya.

Happy Reading :)

☀️

☀️

☀️


     Pagi ini Kanaya bangun tepat waktu, setelah bersiap untuk berangkat sekolah dia keluar dari kamarnya dengan pakaian yang sudah rapi dengan rambut dekepang satu tak lupa ada pita ungu muda kecil dibawanya dan ransel biru tua yang digendongnya.

Kanaya berjalan menuju meja makan, disana sudah ada Fakiya, Vinka–ibu kandung Kanaya, dan Agra–ayah kandung Kanaya.

"Pagi Ayah, Bunda, Kiya." Sapa Kanaya lalu mendudukan dirinya di kuris makan yang sering dia duduki.

Dengan semangat dan wajah berserinya Fakiya menjawab, "Pagi juga kak Ana."

"Pagi juga, Ana." Balas Vinka lalu dia meletakan roti tawar yang telah dia berikan selai coklat kacang, Makanan pagi kesukaan Kanaya.

Agra meletakan kopinya dimeja.
"Pagi juga. Gimana sekolah kamu, Ana?"

"Baik-baik aja, Yah. Semua lancar kok." Kanaya mengambil roti tawar itu, "Makasih, Nda." lalu memakannya.

"Kak Ana, Disekolah Kiya seru banget juga loh, banyak teman-teman yang baik. Kiya jadi gak sabar mau kesekolah lagi," Curhat Kiya masih dengan wajah senangnya. "Disana juga ada cowok yang suka sama Kiya loh kak"

"Sekolah yang rajin, jangan pacaran Kiya masih kecil." Nasehat Arga.

Kiya mengerucutkan bibirnya "Enggak kok, Ayah. Kiya cuma mau temenan aja sama dia."

Melihat Kanaya sudah menghabiskan rotinya, Vinka menyodorkan susu hangat yang sudah ia siapkan. "Gak nambah lagi rotinya?" Kanaya pun menggeleng

Kanaya hanya menyimak saja, berbeda dengan adiknya yang terus bertanya. "Kalo Bunda dulu pacaran gimana?"

"Bunda kan dijodohkan." Sahut Kanaya.

Fakiya menepuk jidatnya. "Fakiya gak mau dijodohkan, Bunda."

Mendengar perkataan anak bungsunya, Agra yang sedang membaca koran menoleh kearah istrinya. "Kenapa gak mau? Ayah sama Bunda bahagia 'tuh"

"Tapi dulu canggung kan?" tebak Kanaya, Vinka mengingat masa saat dia dulu dijodohkan memang sih terasa canggung, Tapi sekarang jadi nyaman. Mendadak dia tersenyum kearah suaminya hal itupun dilakukan oleh Agra.

"Yaaaa... Bunda langsung baper kak. Uhuuu,,, so siss.." Heboh Fakiya.

"So sweet dek." Kanaya membenarkan.

Agra terkekeh mendapati Vinka yang mendadak blushing,
"Sudah-sudah, liat Bunda kalian pipinya sudah merah. Entar bapernya sampai rumah sakit loh."

"Kiya nanti bareng kakak ya?" pinta Fakiya,

"Biasanya Kiya bukanya bersama mbak Ani?" heran Kanaya.

I Love You Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang