[ ILY ] 4. Sebuah Cubitan.

0 2 0
                                    


Hai, hai, hai👋. Selamat membaca bagian empat ini.

Semoga suka ya, hehe

Oke Segitu aja. Kalo ada typo tandai ya.

Happy reading :)


♪ Love your Self - Justin Bieber♪

[ Salah satu lagu favorit gue :]

☀️

☀️

☀️


Dicky memutuskan untuk pergi ke perpustakaan dan membaca buku disana, sedangkan Galen bersama Riyan dan Heru pergi kekantin.

Karena kelas IPS gurunya mengikuti rapat juga maka semua siswa siswi kelas IPS diistirahatkan juga termasuk Heru dan Riyan yang saat ini dikantin bersama Galen.

Dicky berjalan menuju ke perpustakaan sambil sesekali bersenandung, mood nya hari ini sedang baik maka dari itu dia menyanyikan lagu favoritnya.

Ketika masuk ke perpustakaan, Dicky langsung menuju bangku dimana sering dia dudukki. Lebih tepatnya didekat jendela tepat disamping tempat duduk yang dipilih Vanessa.

Namun matanya tak sengaja menatap seorang gadis yang kemarin bertemu di supermarket bersama adiknya, gadis itu sedang memilih buku yang hendak dibacanya dan jaraknya tak jauh dari meja yang ingin dia duduki, lalu tatapannya beralih kepada Vanesaa yang sedang membaca.

Oh, jadi mereka disini juga. Pikir Dicky, lalu dia terkekeh ketika melihat Kanaya yang tidak sampai mengambil buku yang berada di lemari paling atas.

Ya, kesannya seperti di novel kebanyakan. Dicky pun menghampiri Kanaya lalu mengambil buku itu. Ternyata sebuah novel berjudul "Bumi" yang ditulis oleh 'Tere Liye'

"Eh!" kaget Kanaya ketika ada orang yang mengambil buku yang ingin dia baca, ketika menoleh ternyata orang itu adalah Dicky. "Lo– bawa sini bukunya,"

Saat tangan Kanaya ingin mengambil buku yang berada ditangan Dicky, dengan jahil Dicky mengangkat tinggi-tinggi buku itu hingga Kanaya melompat dan ingin merampasnya.

"Balikin bukunya!"

Dicky menjulurkan lidahnya untuk mengejek Kanaya. "Gak mau, wlee"

Kanaya menggeram kesal, "Balikin! Atau gue cubit,'' amcam Kanaya namun yang namanya Dicky tidak peduli dengan ancaman gadis yang tingginya hanya sebatas lehernya,

"Emang bisa, mungkin cuma kaya gigitan sem—akh... Sakit Nay,"

Terdengar menyepelekan memang, dia belum tau saja jika cubitan perempuan itu sesakit apa. Setelah Kanaya mencubit pinggang Dicky buku ditangannya ikut merendah dengan cepat Kanaya merampasnya.

"Kayak digigit apa, Dick?"

Dicky yang masih merasakan sakit dipinggangnya pun menjawab asal pertanyaan Kanaya "Digigit gajah,"

"Tangan lo kecil, kalo nyubit sakit banget ya,''

"Mau lagi?" Tawar Kanaya sontak Dicky menggeleng. Setelah itu Kanaya berlalu dari hadapan Dicky yang sedang meringis dan menatapnya tak percaya.

I Love You Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang