01. Beda Hasya Beda Yosha

1K 70 12
                                    

༚༅༚˳✿˳༚༅༚

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

༚༅༚˳✿˳༚༅༚



"Iya njing iya! Ini gue udah mau naik lift! Berisik lo setan!!"

Bbip.

Hasya marah-marah tak jelas dengan ponsel digenggamannya. Lebih tepatnya, marah ke seseorang yang sedari tadi terus membuat ponselnya berdering dan bergetar. Dia memang sosok yang selalu merasa kesal jika ada seseorang yang merasa tak sabaran. Entah itu sahabatnya sendiri, entah itu temannya sendiri, dan entah itu pacar bahkan orang tuanya sendiri. Pasti dia akan marah dan merasa sangat kesal.

"Lama banget lo, njing! Kayak cewek aja!"

Hasya langsung mendengus mendengar cemoohan dari sahabatnya itu. "Ya tadi kan gue udah bilang, gue mampir ambil majalah dulu di Bar!" sewotnya yang menatap sang sahabat acuh tak acuh.

"Majalah Sense?"

"Ya apa lagi?!"

"Bukannya lo semalem gak kebagian nomor antrean ya?"

"Punya si Haruan gue bayar dua kali lipat. Karena gue gak mau, kalau sampai kehabisan kayak bulan kemarin lagi."

Yosha––sahabat Hassya––berganti yang mendengus sebal. "Biar apa sih, koleksi majalah dewasa kayak begituan?!" tanyanya penuh kekesalan.

"Halah, udah gak usah sok goblok lo. Pasti lo udah tau lah biar apa."

"Biar fantasi lo makin liar dan biar lo bisa nyolo keseringan?"

Hasya mengangguk membenarkan. "Yups!! Tapi lo kurang satu. Tambahin biar kane harusnya." koreksinya seraya bibirnya yang mengembangkan senyuman ala setan.

"Tsk!! Kenapa gak sekalian aja, biar bikin lo gila?!" kesal Yosha setelah berdecak, yang malah membuat sang sahabat tertawa hambar.

"Gue emang udah gila. Gila gara-gara tubuh sexy-nya Zeevandra." balas Hasya yang lagi-lagi dengan senyum setannya.

"Alah, terserah lo ya, bangsat! Heran gue, kenapa bisa punya temen otak bulgos kayak lo!!" respon Yosha yang mungkin sebentar lagi mulai naik darah. "Mending lo makan noh, mie rebus lo sebelum jadi cacing!" titahnya yang langsung melangkah pergi memasuki kamarnya. Ingin menetralisir perasaannya yang hampir meluap gegara pancingan emosi sahabatnya.

Hasya hanya mendengus namun tetap menurut. Langkah kakinya dibawanya menuju dapur untuk menikmati mie rebus buatan Yosha sesuai dengan permintaannya saat dia pulang dari kampus tadi.

Hasya dan Yosha memang terkadang hidup dalam satu unit apartemen yang sama. Lebih tepatnya, Hasya lah yang punya hak penuh atas kepemilikan apartemen dan Yosha yang hanya sekedar untuk menumpang.

Bukan berarti Yosha itu anak miskin. Orang tuanya saja mempunyai dua PT pertambangan batu bara di pulau Sumatera. Namun, memang terkadang dia merasa malas jika harus pulang ke rumahnya sendiri yang selalu dalam keadaan sepi. Dia yang memang anak tunggal, ditinggal Mamanya sekitar empat bulan yang lalu karena kecelakaan, dan sang Papa yang memang jarang pulang karena sibuknya dengan pekerjaan di pulau seberang.

OBSESSEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang