06. What the Fuck?

530 44 9
                                    

༚༅༚˳✿˳༚༅༚

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

༚༅༚˳✿˳༚༅༚



"Iel, gue pergi..."

Adzriel hanya mengangguki sang sahabat sembari mengantarkannya sampai ke depan pintu kamar hotelnya. "Hati-hati, jangan lupa bawain kita makanan. Gue ke kamar Noval, ntar lo kalau pulang samper ke sana aja." ucapnya sebelum sang sahabat benar-benar pergi.

"Iya, ntar gue bawain makanan sisa. Hehe..." canda Zeeland yang dibarengi dengan kekehan. "Gak usah ngeue, ntar aja pas gue udah nge-live." titahnya mengingatkan.

"Apaan, gak ya!! Lo kira gue artis bokep gratisan?! Aset gue berharga, weh!"

Zeeland terbahak seraya melindungi kepalanya yang hampir saja mendapat jitakan dari sang sahabat. "Iya, iya. Gue cuma bercanda." ucapnya setelah tawanya mereda dan Adzriel sudah kembali menjauhkan tangannya. "Ya udah, gue pergi. Takut Bunda nunggunya lama."

Adzriel mengangguk kecil, setelah Zeeland tertelan pintu lift, dia beranjak menuju kamar sahabatnya yang satunya.



.. .. ..



Restoran mewah dan berkelas, selalu menjadi tujuan Yosha di saat sang Papa mengajaknya untuk makan bersama dengan calon Mama barunya. Seperti sekarang, meja lingkar yang cukup besar dengan empat kursi yang melingkari, sudah terisi dengan makanan pembuka plus dua gelas—gelas berisi air minum dan red wine glass yang masih kosong—di masing-masing hadapan kursi, juga wine basket yang berada di tengah-tengah meja bersisian dengan flower vase, candle labra, dan juga table number.

Makanan pembuka belum mereka sentuh sedikitpun. Sembari menunggu kedatangan sang Adik tiri untuk bergabung bersama mereka, Yosha masih mengobrol ringan bersama sang Papa dan calon Mama barunya.

"Itu anak Mama akhirnya datang." ucap wanita satu-satunya yang ada di antara mereka, dengan senyuman beliau yang terlihat manis dan semakin mengembang.

Melihat calon Mamanya yang berdiri, Yosha memilih menoleh untuk ikut melihat sang calon Adik tiri. Tak lama, saat sampai di meja mereka, sosok yang diketahuinya sebagai Adik tirinya itu langsung menyerang dan memeluk erat Bundanya, menyalurkan rasa kerinduan yang mungkin sudah bertumpuk-tumpuk, jika dirinya mengingat cerita dari sang Mama barunya, yang katanya sudah sangat lama tidak saling bertemu.

Pelukan terlepas, Mama kembali duduk dan sosok calon Adik tirinya menghampiri sang Papa. Mengambil tangan beliau untuk diciumnya hormat, lalu tercipta pelukan ringan yang cukup singkat. Kemudian sosok itu kembali menjauh dan menghampiri kursi kosong, sedikit menunduk memberikan hormat ke Yosha sebelum menyusul duduk.

Sosok itu membuka maskernya dan menyimpannya ke tas selempang yang dia bawa. Lalu tersenyum manis ke sang Bunda dan Papanya Yosha, dan terakhir menoleh ke Yosha untuk menyuguhkan senyumannya juga.

OBSESSEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang