11. Akhir Cinta Mereka

87 12 6
                                    

༚༅༚˳✿˳༚༅༚

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

༚༅༚˳✿˳༚༅༚




Ttok tok!

Mendengar pintu kamarnya yang diketuk dari luar, Zeeland pun mendengus begitu kasar. "Apaan?!" tanyanya kesal yang setengah berteriak. Dia malas turun dari ranjang, dia hanya ingin beristirahat cepat, tapi sang Kakak tiri malah mengganggunya.

"Aku mau pergi."

"Pergi ya pergi aja, ngapain pake laporan ke gue?!"

"Kamu di rumah aja, gak usah kemana-mana!"

"Iya iya ah, bawel lo sialan!"

"Lo gue mulu perasaan, yang sopan!"

Zeeland melempar bantal ke arah pintu kamarnya begitu kesal. "Ogah, males banget sopan sama lo yang bego gak punya otak!"

Yosha mendesis mendengar cemoohan itu. "Sialan lo!" ujarnya kesal sembari menendang keras pintu kamar. "Mau makan malam pake apa? Biar sekalian ntar gue mampir buat beli." tanyanya lembut, biarpun sang adik tiri bersikap kasar terhadapnya, dia harus bisa menenangkannya. Dia tidak ingin sama-sama bersikap keras, harus ada salah satu yang mengalah, biarlah dia saja.

"Masih lama anjir, Kak! Males mikir gue nya!" balas Zeeland masih mengkesal. "Udah deh, lo pergi aja! Ntar beli apapun terserah lo, gue pemakan segala kok, tenang aja!"

"Ya udah, kalo gitu gue pergi. Kalo ada tamu gak usah dibukain pintu."

"Iyaaaaa!"

Mendengar langkah yang semakin menjauh, akhirnya Zealand pun bangkit dari rebahannya. Dia mengambil bantal yang tadi dilemparnya dan dilempar kembali ke arah kasur. Dia duduk lesehan dan menyandarkan punggungnya malas-malasan ke pintu. Bosan. Dia sama sekali tidak tahu harus melakukan apa sekarang. Ingin tidur atau sekadar istirahat, tapi kedua matanya menolak, paska gangguan dari Kakak tirinya tadi. Ingin video call-an dengan dua sahabatnya, tapi mereka masihlah tidak bisa dihubungi. Ingin mengetik lanjutan cerbung nya, tapi dirinya tidak mood.

Hidupnya super duper hambar sekarang.

"Kalo gue keluar, Kak Yosha gak bakalan tau kan ya?" monolognya saat terbesit pikiran untuknya berjalan-jalan. Sekadar mencari angin dan melepas kepenatan sembari membeli jajanan. "Oke lah, keluar aja gue. Sambil uji coba seberapa banyak orang sini yang kenal gue." lanjutnya masih bermonolog sembari bersiap-siap. Dia mengambil ponselnya dan mengaca sekilas, lalu mengambil masker baru yang digelangkan di pergelangan tangannya untuk berjaga-jaga.

Baru saja Zeeland keluar kamar, dia sudah dikejutkan dengan nada dering ponsel sang Kakak tiri yang berdering nyaring. Dia bisa langsung tahu, karena dia sudah hapal memang seperti itu bunyinya. Tanpa berpikir panjang, dia mencoba masuk ke kamar Yosha, dan untungnya tidak terkunci.

OBSESSEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang