05. Pulang

382 44 1
                                    

༚༅༚˳✿˳༚༅༚

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

༚༅༚˳✿˳༚༅༚



"Ikut gak lo?"

Yosha yang asyik dengan game di ponselnya, hanya membalas tawaran sahabatnya sekenanya. "Kemana?" tanyanya tanpa menoleh barang sedetikpun.

Otomatis Hasya mendecak geram, dia sangat tidak suka jika terabaikan. "Bar, ngambil majalah."

"Emang lo kemarin dapet nomer antrian?"

"Ya dapet lah, goblok! Kalau enggak, ngapain juga gue ngajakin lo buat ngambil majalahnya, anjing?!" kesal Hasya bahkan sampai menggeplak kepala sahabatnya cukup keras.

Yosha mengabaikan game-nya hanya untuk mengusap bagian dari kepalanya yang terasa nyut-nyutan. Dirinya bahkan sampai mendesis menahan sakit. Sungguh, geplakan Hasya tadi ternyata tidak main-main. "Ya udah deh, buruan gue temenin, tapi elo yang nyetir!"

"Ya udah, buru!"

Kekesalan keduanya berakhir dengan menaiki mobil yang sama. Yosha hanya memilih diam sembari memainkan kembali game-nya, sedangkan Hasya, dia mengemudikan mobilnya dengan kecepatan di atas rata-rata. Dirinya ingin segera sampai dan cepat-cepat untuk kembali lagi.

Keduanya sudah sampai di apartemen. Tadi Yosha melarang Hasya yang berniat meng-unboxing majalahnya di mobil. Yosha hanya takut, jika saja nanti sahabatnya itu horny di mobil, yang ada nanti hanya imajinasi gila Hasya yang membuatnya jengah seketika. Takut juga jika nanti Hasya malah nekat onani di dalam mobil, sama saja dia harus menyaksikan aksi dewasa sahabatnya secara langsung. Jangan sampai, dia tidak ingin itu terjadi.

Sampai di ruang tengah, Hasya membuka plastik pelindung majalah Sense tanpa mempedulikan sampul majalahnya. Karena dia tahu, bukan Zeevandra yang menjadi model sampul itu.

"ANJING BANGSAT!!"

"Uhukhgh!"

Umpatan Hasya yang begitu melengking, sukses membuat Yosha tersedak saat meminum kopi yang dibelinya tadi. "Apaan sih, bangsat?!!" marahnya bertanya.

"Sumpah Yosh, ini gak ngotak banget!" respon Hasya sembari menggeleng lemah namun sedikit brutal dan tangannya tiba-tiba malah menutup majalah.

Yosha terheran-heran dengan sikap sahabatnya. "Gak ngotak apanya, gimananya?" tanyanya penasaran.

"Lo lihat, anu gue bangun Yosh!" ucap Hasya seraya menunjuk celananya yang mengembung. "Ini baru si Elsta yang gue lihat, belum Zeevandra." lanjutnya yang sepertinya mengeluh.

OBSESSEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang