Memories

754 93 179
                                    

Pari : Eunhae/Hyukhae

Warning : Typo!!!

(Cr foto. google dan instagram)



“Eomma” Junghee menarik-narik ujung baju Donghae.

“Ya, sayang?”

“Eomma lihat bola basket Daehyun hyung tidak?”

“Tidak ada di kamarnya?”

“Tidak ada, eomma”

“Di halaman belakang?”

Junghee menggelengkan kepalanya.

Donghae mencoba mengingat-ingat kembali letak benda bulat tersebut. Bola itu sudah lama tidak digunakan, jadi Donghae sedikit lupa menyimpannya di mana.

Anak-anak Lee sedang sibuk-sibuknya sekarang. Masalah pekerjaan dan sekolah membuat anak-anak itu jarang meluangkan waktu untuk bermain belakangan ini.

Junghee kecil yang kesepian terkadang menghabiskan waktunya untuk tidur. Sudah 2 bulan dia tidak bermain dengan kakak-kakaknya. Mau bermain sendiri, tapi terasa membosankan.

Hmm.. coba kau lihat di gudang, mungkin eomma menyimpannya di sana”

“Baiklah”

“Hati-hati ya” Donghae merasa kasihan melihat anak bungsunya. Meski dia sering menemani anak itu, tapi tetap saja Junghee membutuhkan teman bermain yang sesungguhnya.

Anak itu berlari-lari kecil menuju gudang. Dia tidak sabar untuk menemukan bola basket milik kakaknya. Junghee ingin bermain basket hari ini. Meski dia sendiri tidak tahu cara bermainnya. Baginya yang penting bola yang dia lempar bisa masuk ke dalam ring.

“Kalau main basket, aku bisa cepat tinggi. Kalau sudah tinggi  aku akan cepat dewasa. Nah kalau sudah dewasa, aku juga bisa sibuk sama seperti yang lainnya” pikir Junghee polos.

Dia hanya belum tahu kalau kehidupan orang dewasa itu jauh lebih pelik dan rumit.

Mata Junghee menjelajahi seisi ruangan. Dia mencari hingga ke sudut ruangan. Mengangkat kain putih yang menutupi sofa, membuka lemari yang ada di pojok, bahkan membuka beberapa kardus yang ada di dalam sana.

Matanya berbinar mendapati bola tersebut di samping sebuah rak yang menjulang tinggi, tapi matanya langsung redup saat mengetahui bolanya kempes.

“Tidak bisa main” lirihnya.

Saat mau menaruh kembali bola itu, lengannya tidak sengaja menyenggol sebuah album foto yang sudah usang.
Album itu terbuka memperlihatkan foto dua orang yang dia kenal.

Eoh? Eomma dan appa?”

.
.
.

“KAMI PULANG” seru kelima anak yang baru memasuki pintu beserta sang suami.

Donghae menatap iba 6 orang kesayangannya. Wajah mereka semua terlihat sangat lelah.

“Ayo makanlah, lalu kalian bisa langsung beristirahat”

Tak lupa Donghae juga memanggil si bungsu untuk makan malam bersama. Dia tidak mau kalau salah satu dari mereka ada yang sakit.

Untuk pertama kalinya sepanjang sejarahnya menjadi ibu rumah tangga, Donghae bersumpah, makan malam kali begitu hening. Kemarin mereka masih bisa berbincang meski hanya sedikit, tapi sekarang hanya ada bunyi dentingan sendok.

Lee FamilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang