Chapter 9

233 51 11
                                    

Kalian baca cerita ini dimana?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Kalian baca cerita ini dimana?

***

"Eomma."

Ruangan itu begitu gelap dan pekat membuat nafasnya terasa tercekat. Seseorang tengah berdiri disana tidak jauh darinya. Wanita paruh baya yang ia kenal sebagai ibunya menatap nanar ke arah Sooji.

Sooji mendekat tapi bayangan sang ibu kian menjauh darinya. "Eomma kau mau kemana?" wanita itu hanya diam menatapnya. Sooji merasa ada yang tidak beres.

Sebuah pintu berwarna merah yang entah sejak kapan tiba-tiba saja berada di balik tubuh ibunya.

"Mianhae." pun sosok wanita tersebut berbalik memunggungi anaknya berjalan ke arah pintu berwarna merah itu.

Sooji terkesiap. Ia mencoba berlari mengejar sang ibu namun langkahnya terhenti seketika saat banyaknya tangan yang menggerayangi tubuhnya. Tangan tanpa tubuh itu menahan Sooji. Ia begitu merasa ngeri dengan apa yang sedang terjadi.

Beberapa kali Sooji menyingkirkan tangan-tangan itu, menyentaknya agar menjauh tapi semakin lama semakin banyak yang menahan tubuhnya.

Mereka menarik tubuh, menjambak rambut, mencakar kulit bahkan menutup wajahnya. Sooji memberontak. Kedua matanya melebar ketika dari kejauhan tangan-tangan itu berjalan ke arahnya. Pun tatapan Sooji bertemu dengan sang ibu yang sudah berada di ambang pintu.

"Eomma." ia berteriak sekuat tenaga berharap ibunya mendengar.

Pintu itu perlahan tertutup dan untuk terakhir kalinya sosok tersebut menatap Sooji dengan senyum nanar yang terasa menyedihkan.

"Eomma. Jangan tinggalkan aku!" tangan-tangan itu semakin bergerak menelan tubuhnya dalam kegelapan.

"Eommaaa." Sooji berteriak. Terbangun dari mimpi buruknya.

Nafas yang terengah-engah hingga keringat dingin membasahi tubuh. Sooji menyenderkan punggungnya di kepala ranjang. Ia menarik selimut dan menekuk kedua lututnya.

Tubuhnya bergetar hebat. Mimpi itu terasa sangat nyata. Gadis tersebut memeluk dirinya sendiri mencoba untuk meyakinkan bahwa semua hanya bunga tidur.

Sooji meraih ponsel di atas nakas sebelah ranjangnya. Jam pada ponsel tersebut menunjukan angka tiga. Ternyata masih dini hari. Ia mencari kontak ibunya dan menekan tombol panggilan. Tidak ada jawaban, dicobanya kembali menekan tombol berwarna hijau itu.

Sooji menggigit kuku-kuku jemari tangan dengan menunggu tidak sabar sang ibu mengangkat panggilan kelima darinya. Iya gadis itu sudah berkali-kali menghubungi ibunya tapi tidak ada jawaban.

Ia menggelengkan kepala mengusir semua pikiran buruk yang berkecamuk. Mungkin saja ibunya sedang tidur dan tidak dapat mengangkat panggilan. Iya benar, ini dini hari dan orang-orang masih terlelap dalam mimpi mereka.

Vampire DiariesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang