Takdir mempertemukan Sooji dengan Kei makhluk penghisap darah, keduanya terikat akan sebuah perjanjian yang tidak bisa dibatalkan.
Sooji harus membantu Kei mencari sebuah batu yang tersimpan di dunia manusia untuk kelangsungan hidupnya.
Akan tetapi...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Malam ini aula kampus disulap menjadi sebuah tempat meriah. Langit-langit atapnya dihiasi gemerlap lampu warna-warni, ditengah ruangannya terdapat sebuah panggung dengan lampu terang menyorot.
Sooji membenarkan penampilan ketika kakinya menginjak lantai aula. Beberapa kali jemarinya menyisir rambut dengan gugup. Malam ini ia datang bersama Lee Ji Ah setelah sebelumnya mereka berkutat dengan alat-alat makeup selama kurang lebih dua jam dan memutuskan berangkat bersama.
"Kau terlihat sangat gugup?" seru Ji Ah melihat gerak-gerik Sooji sedari tadi.
Sooji menyunggingkan senyum tipis sembari berbisik, "aku tidak pernah datang ke acara seperti ini sebelumnya." ujar gadis itu. Selama hidup mungkin Sooji melewatkan berbagai macam hal menyenangkan seperti hadir dalam acara sekolah.
"Kau tenang saja, kita akan melewati malam ini dengan menyenangkan." kata Ji Ah merangkul lengan Sooji dan menariknya untuk berjalan semakin masuk ke dalam aula.
Disana mereka bertemu dengan Baek Han dan yang lain. Sooji menyapa Lee Ji Eun yang tampak cantik dengan balutan gaun berwarna pastel dengan tali v-neck yang melingkar di leher sehingga bahu mulusnya terekspose dengan sangat cantik. Sooji mengakui bahwa Ji Eun sangat cocok memerankan artis di project vampir yang mereka kerjakan.
"Wah... Kau sangat," Ji Eun melepaskan pelukannya dan menatap Sooji dengan lekat, "berbeda dari biasanya. Kau terlihat cantik." ujarnya.
Sooji tersipu malu dengan jemarinya yang menyelipkan helaian rambut kebelakang telinga. Di puji oleh seseorang seperti Ji Eun tentu saja siapa yang tidak besar kepala. "Ini semua berkat Ji Ah, dia yang mendandaniku sehingga dapat tampil cantik."
"Itu karena kau memang cantik Sooji-ya." kata Ji Ah menimpali. "Sayang sekali seharusnya Min Ah bergabung dengan kita disini."
"Kalian semua jangan bersedih." seru Baek Han merangkul pundak Ji Ah, "keadaannya juga sudah semakin membaik. Setelah dia keluar dari rumah sakit kita agendakan untuk bersenang-senang. Bagaimana?"
Semua mengangguk menyetujui.
"Bagaimana jika kita ikut berdansa?" ajak Kang In tiba-tiba pada Sooji.
Seketika raut muka Sooji menjadi gugup. Ia tidak terbiasa berdansa. Pertama dan terakhir kali ia melakukan hal tersebut adalah dengan Kei. Dan seketika kenangan tentang malam itu kembali memenuhi kepalanya hingga ia tidak sadar pergelangan tangannya sudah ditarik oleh seseorang.
