Chapter 10

242 46 13
                                    

Kalian baca cerita ini dimana?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kalian baca cerita ini dimana?

***


Sooji menggerakan tubuhnya ke belakang untuk membuat ayunan yang sedang ia duduki bergerak. Walau sangat sulit karena sepertinya musim dingin membekukan talinya. Sooji duduk disana untuk menikmati angin sejuk yang dapat menyegarkan pikiran. Bulan desember terasa begitu dingin di Seoul, ia bersedekap sembari mengamati hembusan nafas yang keluar berputar terlihat seperti embun.

Sudah seminggu berlalu ketika peristiwa pahit memaksa otaknya untuk terpaku pada satu hal yaitu kematian sang ibu. Memaksa badan dan seluruh pikirannya mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi hingga ia tidak mempunyai kesempatan memikirkan hal lain. Betapa waktu berlalu dengan cepat. Rasanya baru kemarin ibunya mengomeli Sooji untuk meminta gadis itu berkunjung dan sekarang sudah tidak ada lagi sosok yang satu-satunya menjadi keluarga.

Sebuah langkah kaki terdengar mendekat, membuat ia yang tertunduk lemas terpaksa menoleh. Rupanya Kei. Dua tangan pemuda itu masuk ke dalam saku jaket, berjalan dengan perlahan hingga sampai tepat di depan Sooji.

Sooji mendongak menatap Kei yang menjulang di depannya.

"Apa yang kau lakukan disini, siput kecil?" tanya Kei.

Pemuda itu berjongkok di depan Sooji, mengeluarkan kedua tangannya yang tersembunyi di dalam saku lalu menggenggam tangan gadis itu.

"Ini dingin, kau bisa terkena flu."

Sooji hanya diam. Matanya mengamati wajah vampir di depannya; benarkah ia adalah vampir dan bukan seorang manusia? Rasanya seperti Sooji tidak bisa percaya pada makhluk yang ia yakini telah membunuh ibunya.

"Hei," Kei menekan-nekan pipi Sooji beberapa kali. "Wajahmu sudah memerah seperti ini, kau harus masuk ke dalam. Tidak seharusnya berkeliaran dengan pakain setipis ini Sooji-ya! Kau bisa terkena flu."

Sooji mengamati penampilannya sendiri. Hanya memakai turtleneck panjang tanpa luaran sweater maupun jaket yang dapat melindunginya dari rasa dingin. Tapi ia merasa tidak peduli selama perayaan kesedihannya, Sooji tidak merasakan kesakitan apapun selain ditinggalkan sang ibu.

Sooji tersenyum membuat kerutan di dahi Kei semakin dalam berfikir; ada apa dengan gadis itu tiba-tiba.

"Kenapa, ada yang ingin kau bicarakan padaku?"

"Terimakasih, kau mau menemaniku berduka. Padahal bisa saja kau bersikap tidak peduli dan menjalani harimu mencari batu penting itu, alih-alih disini." ujar Sooji masih menatap lekat kedua bola mata Kei yang anehnya membuat kehangatan menjalari tubuhnya di tengah cuaca dingin.

"Tidak masalah. Kalau kau tidak enak hati, cepatlah pulih lalu bersikap seperti biasa dan aku akan menagih semua waktu yang terbuang bersamamu nanti."

Nada jenaka yang terdengar dari wajah tanpa ekspresi itu sukses membuat Sooji tersenyum.

"Nah, kau jadi sedikit lebih cantik jika tersenyum. Sedikit. Untuk itu, buang semua wajah surammu!"

Vampire DiariesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang