Kalian baca cerita ini dimana?
S
ooji mengendap-endap di dinding koridor menuju kelasnya. Beberapa kali ia melirikan mata ke arah kanan kiri, depan belakang, hanya untuk memastikan tidak bertemu dengan Kei.
Ketika tepat di bibir pintu ruang kelas, ia melongokan kepalanya ke dalam, mencari-cari keberadaan sosok Kei dan benar saja vampir tersebut tengah duduk memandang luar jendela dengan tangan terlipat di depan dada. Sial. Kenapa disaat memalukan seperti ini vampir itu malah masuk ruang kelas, biasanya mereka para vampir tidak menampakan diri.
Terang saja Sooji menghindari Kei karena ia merasa malu akan perbuatannya semalam, bisa-bisanya ia menggigit leher vampir tersebut. Jika di ingat-ingat itu bukanlah suatu gigitan melainkan hisapan. Oh Tuhan, saat mengingatnya saja wajah Sooji memanas. Kenapa ia tidak hilang ingatan saja atau paling tidak memory memalukan itu tidak ia ingat. Kenapa di antara banyaknya hal yang terjadi saat mabuk, justru Sooji masih mengingat akan hal tersebut. Tanpa sadar ia memukul-mukulkan kepalanya di bingkai pintu.
Entah sudah benturan ke berapa di kening Sooji, tiba-tiba Saja sebuah telapak tangan menahan kepalanya. Sooji mendongak menemukan Li sedang menyeringai. Mengerutkan dahinya semakin dalam, ia mencebik.
"Ada apa dengan ekspresimu, siput kecil?"
Tidak menggubris Li, Sooji kembali mengintip Kei dalam ruangan, di ikuti oleh Li.
"Apa yang kau lihat?" Li bertanya kembali.
Dengan posisi kepala Sooji berada di bawah menunduk, sementara tubuh Li menjulang di atas Sooji, keduanya bersamaan menatap Kei.
"Ada apa dengan Kei?" tanya Li penasaran.
"Ssst nanti dia melihat ke arah kita!" bisik Sooji lirih.
"Memangnya ad---?" belum sempat Li menyelesaikan kalimatnya, Kei menoleh ke arah mereka berdua sontak Sooji berteriak gaduh, membuat beberapa mahasiswa disana melirik ke arahnya pun begitu dengan Li yang panik.
"A-ada apa?" kata Li terbata.
Namun Sooji enggan menjawab, ia menutup wajahnya yang memerah dan melipir pergi dari sana. Kemanapun asal tidak bertemu Kei hari ini. Ia perlu mengatur fungsi jantungnya.
***
Sooji menganga saat melihat Kei masih berada di area halaman kampus. Pemuda itu tampak mencari-cari sesuatu dan tentu saja mencari dirinya. Mengatupkan mulutnya yang sempat terbuka, Sooji perlahan membalikkan tubuhnya berniat untuk menghindari Kei kembali. Andai saja ada obat yang dapat menghilangkan ingatan dalam semalam sudah pasti ia akan membelinya.
"Sooji-ya?"
Baru saja kakinya terangkat akan melangkah, suara Kei dari belakang terdengar. Ia menelan ludah berpura-pura tidak mendengar, pun melanjutkan jalannya. Derap langkah yang semakin cepat ia dengar dari belakang, dan Kei sedang mengejarnya. Sooji semakin mempercepat langkah kakinya seperti orang kesetanan dengan isi kepala tentang kejadian malam itu yang seolah terekam bagai roll kamera yang menertawakannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Vampire Diaries
VampireTakdir mempertemukan Sooji dengan Kei makhluk penghisap darah, keduanya terikat akan sebuah perjanjian yang tidak bisa dibatalkan. Sooji harus membantu Kei mencari sebuah batu yang tersimpan di dunia manusia untuk kelangsungan hidupnya. Akan tetapi...