Chapter 26

246 32 20
                                        

Kalian baca cerita ini dimana?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kalian baca cerita ini dimana?

*

**

Kei dan yang lain sengaja menyiapkan satu kamar untuk Sooji. Ia menikmati angin malam dari balkon kamar itu. Meskipun di depan sana hanya ada kegelapan hutan serta suara-suara binatang malam, entah mengapa terasa begitu nyaman. Apa ada yang salah dalam dirinya ketika menyukai hal-hal sepi? Dengan menumpuk kedua tangan di pagar balkon, Sooji memejamkan mata. Membiarkan angin menyusuri kulit wajahnya. Bunyi dedauanan yang bergemerisik tertiup angin seolah menjadi mantra penyejuk. Ia tidak pernah merasa senyaman ini.

Ketika derit pintu terbuka, Sooji menolehkan kepala. Mendapati Kei yang berjalan ke arahnya dengan langkah lebar. Sooji memperhatikan pemuda itu dalam diam hingga jarak mereka kian mendekat, dengan sekali hentak tiba-tiba Kei menarik pinggangnya mendekat hingga dada mereka saling bertabrakkan. Sooji mengerjap. Kei masih saja diam tanpa mengeluarkan satu katapun. Pemuda itu kian merunduk dan mempertemukan kening keduanya. Nafas Kei memburu membelai halus wajah Sooji hingga jantung gadis tersebut berpacu lebih cepat.

"Kau masih kesal? Bukankah aku sudah meminta maaf." kata Kei menggesekan ujung hidungnya pada hidung Sooji. "Tapi bukan berarti kau harus menguji kesabaranku dengan berdekatan bersama laki-laki lain!"

"Kei .." Sooji memanggil parau. Tangannya berusaha memegang kedua lengan pemuda itu dan hendak memperlebar jarak mereka. Namun Kei jauh lebih cepat mempererat pelukannya.

"Aku tidak ingin kau mengabaikanku." nada suara syarat akan permohonan itu benar-benar berbeda dari ekspresi datar si pemilik suara. "Aku tidak suka kau merangkul laki-laki lain, tertawa bersama mereka sementara di depanku hanya memasang wajah kesal."

Sooji menelan ludah karena jarak kedekatan mereka. Ia hampir saja kehilangan nafasnya. Mencoba mengumpulkan sisa-sia suaranya yang tiba-tiba saja menghilang, ia berkata---

"B-baiklah." tuturnya tanpa berani mendongak menatap Kei.

Sooji kira hanya sampai saat itu saja jantungnya berulah namun gerakan Kei yang malah menarik dirinya masuk dalam pelukan membuat ia membelalak. Merasakan sebuah kecupan di atas puncak kepalanya, Sooji hampir saja kehilangan kewarasan. Elusan lembut jemari Kei pada bagian belakang kepala Sooji membuat gadis itu semakin membuncah, rasanya begitu nyaman hingga tanpa sadar ia memejamkan mata, membiarkan sesuatu berterbangan secara liar dalam perutnya, menikmati setiap bau harum aroma bunga dari tubuh Kei serta secara perlahan memberanikan diri untuk membalas pelukan vampir tersebut. Terdengar helaan nafas lega dari Kei.

Esok harinya Kei mengantar Sooji pulang dan tidak seperti biasanya pemuda itu berpamitan untuk pergi selama beberapa hari. Tidak seperti dulu menitipkan dirinya pada Rai, kekasihnya tersebut malah berpesan cukup menyebutkan namanya dan memikirkan tentang dirinya jika hal buruk benar-benar terjadi.

***

"Saengil chukkae."

Sooji yang saat itu baru terpejam membuka lamat matanya, menemukan Kei dengan garis wajah datar tengah duduk disamping ranjang dengan membawa sebuah kue ulang tahun kecil. Beringsut ke belakang dengan siku lantas menegapkan duduknya di kelapa ranjang, tangan Sooji menyelipkan helaian rambut pendeknya ke belakang telinga. Dengan sorot mata tidak mengerti karena kesadarannya masih belum kembali, gadis tersebut menatap Kei dengan kening berkerut.

Vampire DiariesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang