Bagian 2

50 7 2
                                    

Hai!!!

Ingat tandai jika ada typo!

Happy reading all<3

******

Hari yang cerah seharusnya menjadi hari yang indah, tapi berbeda dengan anak kelas IX IPS 2 yang harus terjebak siraman rohani dari guru yang super-duper menyebalkan menurut mereka.

"Bu Suk gak mikir apa mentang-mentang guru jadi seenak jidat?!" Perkataan itu berasal dari mulut seorang laki-laki yang berpenampilan urakan, Arkan namanya.

"Iya lagi, mana perut gue udah lapar dari tadi minta di isi." Dan si Bulan yang mengelus-elus perutnya yang sedari tadi berbunyi.

"ARKAN DAN BULAN JANGAN BERBICARA SAAT IBU SEDANG MENGAJAR!!" Teriakan dari arah depan, mengagetkan hampir seisi kelas, ya kecuali dua manusia yang tak tau adab itu.

"Sst ... Lan, lo denger gak sih kek ada suara tapi kok gak ada wujudnya," ujar Arkan, dengan wajah menyebalkan-nya. Bulan yang mengerti ejekan Arkan menahan tawanya.

"Iya ya, jangan-jangan ada hantu lagi." habis sudah kesabaran Bu suk alias Bu Sukma, jika ada di film pasti sekarang di kepalanya sudah tumbuh tanduk dan akan keluar asap di kedua telinganya.

"KALIAN BERDUA KELUAR HORMAT BENDERA SEKARANG JANGAN BERHENTI SEBELUM IBU MEMERINTAHKAN DAN JANGAN COBA-COBA UNTUK KABUR KARNA IBU AKAN MENGAWASI KALIAN DARI SINI!" Teriakan tanpa jeda itu membuat seisi kelas lagi-lagi kaget dan menghentikan kegiatan mereka. Kini mereka benar-benar teralihkan kepada dua murid yang sedang di marahi itu.

"Astagfirullah bu, enggak usah teriak juga kali telinga saya nggak budek," sahut Bulan, ia mengusap telinga kirinya di mana suara bu Sukma menggema.

"Iya bu kalo telinga saya tiba-tiba enggak bisa berfungsi emang ibu mau tanggung jawab ngasih telinga ibu ke saya, enggak kan?!" sewot Arkan, dirinya benar-benar tidak takut akan amukan dari gurunya itu. Mungkin karna sudah terbiasa dan malah menjadikannya kebiasaan.

Mati-matian seisi kelas menahan tawanya, mereka sedikit takut jikalau terkena semprotan Bu Sukma yang terkenal dengan kegalakan dan suaranya yang menggelegar.

"KELUAR SEKARANG ATAU IBU TAMBAH HUKUMAN KALIAN!"

Buru buru mereka berdua berlari keluar kelas bisa berabe kalo hukumannya ditambah.

••°°°••

"Ar, kantin yok."

Bulan menurunkan tangannya yang sedari tadi hormat kepada sang merah putih. Ia melirik Arkan yang masih setia hormat itu.

"Selesein hukuman dulu," ujar Arkan, ia menghapus jejak keringat yang meluncur bebas di dahinya.

"Udahlah, Bu Sukma juga udah gak ada. Kabur aja ayo ke kantin," goda Bulan, sembari menaik turunkan alisnya.

sungguh rasanya Bulan sudah tak tahan ia capek mana mataharinya tidak dapat di ajak berkompromi, sangat terik dan ia juga haus ia sudah membayangkan di depannya sudah banyak minuman dingin yang sangat menggiurkan.

"Senakal-nakalnya kita, kita harus mempertanggungjawabkan apa yang kita perbuat Bulan," ucap Arkan sok bijak, wajah Bulan seketika seperti ingin muntah mendengarnya.

CI SYSTEM Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang