Bagian 3

41 7 2
                                    

Hai,

Seperti biasa tandai jika ada typo!!

HAPPY READING ALL<3

**********

Di ruang makan Bulan beserta keluarganya menikmati makan malam yang nikmat. Tidak ada yang berbicara hanya ada dentingan sendok dan garpu yang beradu dengan piring.

Selesai makan malam mereka berkumpul di ruang keluarga seraya berbincang hangat.

"Kamu mau lanjut di mana Bulan?" Bulan mendongak menatap ibunya yang duduk di samping ayahnya yang membaca koran, di sisinya ada pula kopi hitam yang menemani.

"Gak di mana-mana," jawab Bulan asal sambil menonton video orang yang asik berjoget dari aplikasi tik tok.

"Kamu udah mau ujian masih belum tau mau lanjut dimana," Sambung Arasya, di tangannya ada sebuah pisang goreng hangat, matanya fokus pada televisi yang menampilkan drama istri yang diselingkuhi.

"Bulan juga gak tau bun, mau lanjut dimana." Bulan nampak lesu, ia meletakkan handphonenya, lalu meraih satu pisang goreng juga. Sebelum memakannya ia tak lupa meniup pelan gorengan hangat itu.

"Bagaimana dengan sekolah yang ayah bicarakan sebelumnya?" celetuk Savier tiba-tiba. Matanya tak lepas dari kertas yang berisi banyak sekali berita-berita terbaru.

"Sekolah yang ayah bicarakan ada di luar kota. Emang boleh keluar kota?" tanya Bulan, menatap orang tuanya bergantian. Mata Arasya teralihkan, ia menatap Bulan.

"Gak! gak boleh, mas apaan sih di Bandung juga kan banyak SMA yang bagus ngapain keluar kota." Arasya protes tarhadap tawaran Savier pada sang putri, menurutnya masih banyak SMA yang bagus di Bandung dari pada di jakarta, dan karna satu alasan lain.

"Mas cuma menawarkan siapa tau Bulan menginginkan sekolah di sana. Lagipula keputusan tetap di tangan Bulan," ujar Savier santai sembari menyeruput kopinya.

"Tapi mas ...."

Arasya hendak protes, namun dengan cepat Bulan menyela, "Udah Bunda, Bulan juga gak mau kok sekolah di sana. Bener kata Bunda di sini juga masih banyak kok sekolah yang bagus," ujar Bulan sembari menatap Savier.

"Yasudah lah." pasrah sang ayah. Bulan tersenyum lalu pamit ke kamarnya untuk istirahat.

••°°°••

Setelah pamit tadi Bulan tidak langsung tidur ia menonton drakor terlebih dahulu. Minggu ini Drakor favoritnya update episode terbaru, jadi dengan penuh semangat ia menontonnya. Apalagi Minggu kemarin ia benar-benar di gantung oleh ending episode sebelumnya.

Ceklek

Pintu kamarnya terbuka menampakkan sosok Savier yang memegang sebuah kotak berukuran sedang. Entah apa isi dari kotak itu. Bulan menatap heran pada ayahnya yang masih terdiam di depan kamarnya.

"Bulan, boleh ayah masuk?" tanya Savier meminta izin.

"Masuk aja kali Yah. Gak usah minta izin segala." Bulan mematikan laptopnya lalu mendekat pada ayahnya yang sudah duduk di sofa kamarnya.

"Kotak apa yah?" tanya Bulan. Ia memerhatikan kotak yang tidak besar itu, dengan keadaan luarnya yang nampak lusuh dan masih terdapat debu-debu yang menempel.

"Bukan kotak apa-apa." Bulan menyerngit bingung, ada apa dengan ayahnya itu.

"Lalu kenapa ayah membawanya kesini?" Bulan heran kalo bukan apa-apa kenapa membawa kotak itu kekamarnya, pasalnya sang Ayah jarang masuk ke kamarnya kalo tidak ada urusan.

CI SYSTEM Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang