Halo buat kalian semua yang baca cerita ini, aku cuman mau kasih tau ke kalian cerita ini bener bener hasil karya ku sendiri tanpa mencontek atau mengcopy cerita orang lain.
Cerita ini muncul saat aku lagi ngelamun, jadi cerita ini hanya hayalan aku dan tidak ada di dunia nyata.
Jadi buat yang bilang ini plagiat lah apa lah pokonya ini bener bener original hasil karyaku.
Vote dan komen nya.
Terimakasih banyak semua.+×÷
Baginya, takdir hidup orang lain itu tidak sebanding dengan takdir hidupnya yang selalu berat baginya. Ia selalu merasa sulit, entah itu sulit dalam hal apapun.
Jiwanya sudah mati, percuma dia masih di sini jika dia hidup hanya untuk perlakuan orang tuanya atau bahkan hanya sebagai mainan.
Dia mengerti, dia tahu maksud perlakuan orang tuanya dari awal, hanya saja dia mencoba pura pura tak mengerti untuk tak menambah sakit pada dirinya sendiri.
Dan sekarang dirinya ingin bilang pada seluruh anak kecil yang ada di dunia ini bahwa berbahagialah kalian saat masih kecil. karena ketika kalian beranjak dewasa, kalian tidak akan merasakan apa itu kebahagiaan. Meski dirinya tak pernah merasa bahagia sejak kecil namun setidaknya orang orang bisa bahagia. Dan juga apapun itu, buatlah diri kalian bahagia saat kalian masih masa kecil. Karena saat dewasa tiba, kalian akan mengenal apa itu dunia yang sebenarnya. Dunia tidak seindah itu kawan.
-
Pada malam itu semua begitu kacau, sedikit kesalahan yang dilakukannya maka orang tuanya tak akan mengampuninya.
Mereka tak akan memandang dirinya sebagai anak mereka, yang mereka pandang terhadap dirinya hanya sebuah 'mainan keluarga'...
"Pada dasarnya, memang semua orang jahat pada aku, dan aku mencoba terus meyakinkan diri sendiri bahwa kalian tidak seperti yang aku pikirkan tapi nyatanya,kalian membuat aku ragu dalam berpikir"
"Ini pertama kalinya aku menangis setelah 12 tahun yang lalu, kalian tahu? Aku begitu bahagia ketika melihat air mata keluar dari mataku"
"Kalau memang kalian benci aku sejak aku berada di kandungan, kenapa mamah gak gugurin kandungan mamah saja pada saat itu? Mamah juga tersiksa kan selama Kanaya berada di perut mamah? "
"Harusnya seorang anak itu di jaga dan di sayang bukannya di rusak"
"Seorang bajingan yang memfitnah korban nya karena tak mau orang orang tahu bahwa dirinya telah melecehkannya"
"Di hina di depan banyak orang itu memang membuat harga diri menjadi jatuh tapi berbeda lagi dengan seseorang yang mendapatkan pelecehan. Harga dirinya lebih lebih jatuh di bandingkan seseorang yang di permalukan di depan umum"
Senyuman nya itu terus di banjiri air mata yang terus menerus keluar.
"Kanaya cuman ingin bilang terimakasih untuk segalanya. meskipun kalian gak rawat aku dari lahir sampai sekarang tapi setidaknya Kanaya harus berterimakasih untuk rasa sakit ini"
Dia tersenyum pada orang tuanya lalu bangkit dari duduknya sembari berjalan pincang, luka yang selalu ia Terima dari orang tuanya sudah biasa baginya, tapi malam ini sungguh luar biasa hingga membuatnya tersenyum.
Dimana luka pemberian mamah dan papahnya, berhasil membuat air matanya kembali keluar setelah lamanya.
Baginya malam ini akan selalu dia kenang sepanjang masa hidupnya. Dia tersenyum menatap pintu kamarnya lalu masuk, sebelumnya dia berkata.
"Terimakasih, dan selamat tinggal"
+×÷
Buat bab selanjutnya, sepertinya akan teracak karena sedang eror, dan sudah di betulkan tapi tetap seperti itu. Jadi sebelum baca setiap bab di mohon liat dulu apakah itu sesuai bab atau tidak.
Mohon di perhatikan judul setiap partnya agar nyambung karena part dalam bab tak sesuai.
Terimakasih
Jangan lupa vote dan komen nya kalau kalian baca cerita ini. Aku cuman mau keluarin semua ide yang ada di otak aku ini.
Makasih semua yang udah mau vote dan komen.
–Intan Azzahra–
|°25.12.21°|
KAMU SEDANG MEMBACA
Kanaya
General Fiction"Benci itu diri sendiri bukan benci orang lain" Kanaya tersenyum membaca buku kata kata motivasi yang baru saja beberapa hari yang lalu dia beli. Benar, harusnya dia benci pada dirinya sendiri bukan kepada orang lain. Kenapa dirinya harus seperti...