Buat yang belum Baca revisian bab kemarin coba baca ulang yah soalnya kepotong yang kemarin itu dan aku gak sadar. Jadi sebelum baca bab ini tolong baca yang bab sebelumnya dulu ya. Terimakasihhh.
+×÷
Satu minggu telah berlalu, semenjak kejadian itu keluarganya maupun orang tuanya tak ada yang berani pada Kanaya.
Bukan karena takut pada Kanaya, mereka hanya tak ingin mencari masalah yang nantinya akan semakin rumit.
Hari ini Kanaya akan mengikuti ulangan harian, dalam satu minggu penuh ini hari hari Kanaya akan di penuhi dengan ulangan harian. Sekolah sudah biasa mengadakan ulangan harian serentak, bahkan ulangan harian ini di lakukan setiap 1 bulan 1 kali.
Kanaya tak mengeluh jika hari ini di adakan ulangan, karena dia yakin bahwa kemampuannya ini bisa membuktikannya. Berbeda dengan murid yang lain, kini mereka tengah gelisah karena semalam tak belajar.
Saat tiba di dalam kelas,Kanaya menatap teman satu bangkunya
itu—Mutia—tanpa ingin berbicara pada Mutia karena telah menatap nya, Kanaya langsung duduk di tempatnya. Tak lama bel berbunyi dan guru masuk."Seperti agenda bulanan yang selalu kami lakukan dan sudah ibu beri tahu di grup chat bahwa hari ini kita akan melaksanakan ulangan Matematika, tetapi karena pak marto sedang dinas keluar maka hari ini yang akan mengawasi kalian itu ibu" Ucap bu Indri selaku wali kelas.
Lalu bu Indri memberi selembar kertas kepada setiap murid.
"Ibu harap kalian mengisinya dengan teliti dan tanpa mencontek punya teman sebangku kalian, dan waktu pengerjaan ibu berikan selama 2 jam" Setelah itu para murid mulai mengerjakan soal soal yang ada di kertas itu.
Para siswa fokus mengerjakan ulangan harian mereka, ingin mencontek milik temannya namun niat mereka harus di simpan karena ada CCTV yang mengawasi mereka.
Baru juga Hari pertama ulangan harian, namun mereka sudah langsung bertemu dengan Matematika. Apalagi hari ini bukan ulangan harian matematika saja, tetapi bahasa Inggris juga. Perpaduan yang sangat bagus :).
Waktu tersisa 9 menit lagi namun para murid masih belum mengumpulkannya.
Berbeda dengan Kanaya yang sudah mengisi semua jawaban soal soal itu namun tidak dia kumpulkan.
Dengan suara pelannya Kanaya berbisik "apa kamu mendapatkan nya kembali?" Ucap Kanaya dengan sangat pelan, Mutia yang mendengar hanya berdehem, ia tahu maksud Kanaya yang dia tujukan padanya.
"Haruskah aku bantu kembali?" Mendengar bisikan dari Kanaya, Mutia lantas melihat padanya dan menatap Kanaya.
Sama hal yang di lakukan Kanaya, Mutia mengeluarkan suaranya dengan pelan "tak usah sombong, aku yakin nilai ku akan lebih bagus dari mu" Jawab Mutia lalu kembali menatap kertasnya
Kanaya menatap Mutia dan tersenyum "kau yakin? Bahkan jawaban mu saja ada yang salah"
"Dasar ceroboh" Dengan percaya diri Kanaya mengatakan itu lalu pergi kemeja guru untuk mengumpulkan soal.
Saat kembali ke bangkunya Kanaya tersenyum meledek ke arah Mutia, Kanaya hanya ingin tahu apakah teman sebangkunya ini mengikuti omongan nya atau tidak.
Nasib kita sama bukan?
-
Ulangan telah usai, Kanaya tinggal menunggu hasilnya saja.
Selama minggu ini kanaya merasa dirinya sangat sangat terbebas dari sesuatu yang selama ini selalu menganggu nya, bahkan bukan hanya seminggu tapi sudah dua minggu ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kanaya
General Fiction"Benci itu diri sendiri bukan benci orang lain" Kanaya tersenyum membaca buku kata kata motivasi yang baru saja beberapa hari yang lalu dia beli. Benar, harusnya dia benci pada dirinya sendiri bukan kepada orang lain. Kenapa dirinya harus seperti...