Setelah membersihkan luka pada kepalanya, Kanaya berbaring di kasurnya.
"Akh, gak mungkin cuman karena nilai pasti si dinda ngomong sesuatu ke papah" Gumam Kanaya
Kanaya menatap langit langit kamarnya, dia jadi kembali memikirkan laki laki itu.
Yang membuatnya semakin bingung itu, kenapa bisa laki laki di dalam mimpinya itu berada di lingkungan sekolah yang sama? Dan kenapa juga dia harus memimpikan laki laki itu?.
"Entahlah yang pasti sekarang itu mikirin gimana cara bales perbuatan si Hendra tadi, dasar si tua itu seenaknya aja nyiksa anak orang, katanya bukan anak nya tapi berani nyiksa anak orang,gue laporin ke kakek mampus juga lu"
Karena omongan nya tadi, Kanaya membuat dirinya sendiri mengingat dulu bagaimana sebuah fakta terungkap. Fakta yang dimana membuat dirinya runtuh, membuat dirinya tak bisa hidup dengan kebahagiaan.
Memang sejak dulu dirinya hidup tak bahagia tapi sebuah fakta itu membuatnya semakin tak tenang, dirinya selalu berfikir bahwa untuk hidup saja percuma.
Flashback on
Pada saat itu, tepat saat Kanaya memasuki 1 SMP. Dia sedang berada di kamarnya, namun tiba tiba papahnya itu masuk dan langsung memukulinya tanpa sebab dan tak lama mamahnya itu datang sembari menangis.
Kanaya bingung pada saat itu, meski dia mengerti situasinya tapi dia tak mengerti mengapa papahnya melakukan itu padanya. Yang di lakukan Kanaya saat papahnya memukulnya hanya merintih sakit dan terdiam bahkan saat melihat mamahnya nangis pun Kanaya hanya terdiam, dia tak bisa menangis, itu yang membuat nya semakin sakit.
Namun perkataan papahnya yang membuat dirinya tersadar karena lamunannya.
"Kamu ingin kembali berselingkuh dengannya? Hah? "
Mamah dan papahnya itu berantem di depan Kanaya yang ketakutan di atas kasur, Kanaya tak berani melihat apa yang di lakukan papahnya,dia hanya menutup mata sembari memeluk kedua lututnya di atas kasur.
"Setelah kamu menghasilkan anak haram ini, kamu ingin kembali berselingkuh pada laki laki itu?"
Maksud perkataan 'anak haram ini' itu di tujukan pada Kanaya.
Saat di tengah perdebatan dengan istrinya Hendra melihat pada Kanaya yang sedang menutup matanya sembari memeluk kedua lututnya.
Geram pada istrinya, Hendra lalu melampiaskan pada Kanaya dan dia mencoba membuka mata Kanaya dengan menarik tangan Kanaya secara paksa.
"BUKA! "
Mendengar bentakan dari papahnya Kanaya langsung membuka matanya.
"KAMU DENGAR YAH BAIK BAIK.KAMU BUKAN ANAK SAYA. KAMU ITU ANAK HARAM DARI PERSELINGKUHAN MAMAH KAMU"
Kata kata itu berhasil membuat Kanaya terdiam, Kanaya mencoba mencerna kata kata dari papahnya. Dia mencoba meyakinkan dirinya sendiri.
"SEKARANG KAMU MENGERTI BUKAN? KALAU SAJA KAMU TIDAK DI LAHIR KAN.KELUARGA SAYA TIDAK AKAN SEBURUK INI"
"KAMU INGAT YA SEKALI LAGI. KAMU BUKAN ANAK SAYA, DAN KAMU HANYA ANAK HARAM YANG DI HASILKAN DARI PERSELINGKUHAN MAMAH KAMU!, JADI JANGAN PERNAH BERHARAP KALAU SAYA AKAN SAYANG SAMA KAMU!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Kanaya
General Fiction"Benci itu diri sendiri bukan benci orang lain" Kanaya tersenyum membaca buku kata kata motivasi yang baru saja beberapa hari yang lalu dia beli. Benar, harusnya dia benci pada dirinya sendiri bukan kepada orang lain. Kenapa dirinya harus seperti...