kita pikir, mudah menjadi diri sendiri bersama siapa saja. nyatanya nggak gitu. apalagi ketika hubungannya sama pasangan. ada orang yang menjadikanmu lebih dirimu sendiri, dirimu yang lebih baik. ada pula orang yang menjadikanmu orang lain, atau sisi dirimu yang lebih buruk.
ketika masuk dalam ranah hubungan, timbal balik yang dinilai. orang yang frekuensi energinya nggak sama denganmu nggak bisa memberikan yang setara, begitu pula sebaliknya. pasangan dengan energi yang cocok cenderung lebih langgeng dan bahagia, karena kejujuran dibalas kejujuran, dedikasi dibalas dedikasi, perhatian dibalas perhatian, setia dibalas setia. bayangkan hal seperti itu hanya dilakukan satu pihak saja. setahan apa pun seseorang, pasti ada batasnya juga. akhirnya pasti muncul kesadaran bahwa cinta dan hubungan hanya bisa bekerja jika dirawat bersama.
ada kutipan yang bunyinya gini, entah punya siapa: aku tak bisa memberi kecuali dengan bekerja pada diriku sendiri. kamu tak bisa memberi kecuali dengan bekerja pada dirimu sendiri. kita nggak bisa memberi apa yang nggak kita miliki, termasuk cinta. itu mengapa cinta diri penting.
pertanyaannya:
apakah kamu sudah mencintai dan mengenal diri sepenuhnya?mudah menjawab dengan 'sudah' atau 'belum'. pada praktiknya, nggak semua orang yang mengaku sudah, bisa selalu bertindak atas dasar cinta diri yang sehat. cinta diri bisa gagal diekspresikan jika masih banyak residu dalam diri: luka, trauma, kemarahan, ego, rasa takut, energi rendah lainnya.
nggak selalu ketika kamu sedang bahagia berarti kamu sudah mencintai diri. nggak selalu pula ketika kamu sedang bersedih artinya kamu tidak mencintai diri. kita sering mengaitkan cinta dengan keadaan sekitar, faktor lain di luar diri kita: prestasi yang baik, keluarga yang harmonis, karier yang cemerlang, pasangan yang baik dan penuh cinta. lalu, ketika keadaan nggak sesuai dengan segala ekspektasi itu, kita menganggap diri telah gagal, nggak mencintai dan menghargai hal-hal yang telah kita usahakan, bahkan menganggap cobaan dan rintangan hidup sebagai kutukan, dunia nggak adil pada kita. cinta diri nggak seperti itu.
cinta bukanlah seseorang.
cinta juga bukan pencapaian atau kebahagiaan.jangan letakkan semua itu di tempat yang tinggi dan sulit kamu raih.
cinta adalah tingkat kesadaran di mana kamu tahu bahwa dalam keadaan apa pun, tantangan seberat apa pun, kamu tetaplah utuh tanpa kurang satu apa pun. kamu merasa nyaman berada di rumah: di dalam dirimu sendiri. kamu mampu mengakses potensi yang kamu miliki secara maksimal tanpa terhalang emosi rendah, ego, perasaan benar sendiri, nggak bisa memahami orang lain dan diri sendiri, dan lain sebagainya.
cinta adalah keadaan di mana kamu berjalan sejajar dengan takdirmu sekaligus memahami bahwa kamu bisa memiliki free will. dengan sendirinya keinginanmu akan berubah menjadi keinginan semesta juga, kamu bisa mengalir dengan lebih lancar, bahagia dengan lebih tenang, dan mampu melihat segala sesuatu dari kacamata cinta. bukankah sulit melihat dunia yang penuh persaingan ini dari kacamata setenang itu? mungkin ini mengapa banyak orang yang lebih memilih nggak melakukannya.
apa definisi cinta menurutmu?
chitradyaries
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Yourself Before Love Writing
No FicciónBelajar mencintai diri sendiri sambil mengejar passion menjadi penulis. Copyright © 2016 oleh Nindya Chitra