Empat

258 42 4
                                    

Hy
Hello
Annyeong!!!

Happy Reading....

~~~~~~

(VOTE ⭐)

" Woy, buruan. Gue tinggal nih." Rassya yang sudah rapi dengan pakaian kasual nya itu berhenti tepat di depan Aqeela yang masih bersender di sofa.

Jam sudah menunjukkan pukul 11 siang, namun gadis itu masih santai dengan ponselnya. Rassya sudah mengira bahwa Aqeela mendapat kelas siang hari jni karena tadi pagi gadis itu terlambat bangun. Tapi anehnya hingga sekarang pun Aqeela masih belom beranjak dari sofa.

" Heh?! Ayok.. Lo mau bolos ya?"

" Enak aja, aku tuh gak ada kelas hari ini." Jawab Aqeela pelan dengan mata masih menatap ponsel.

" Enak banget jurusan lo. Udah kadang pulang cepet, sekarang malah gak ada kelas."

" Ihh.. udah deh gak usah banyak omong. Berangkat sana."

" Itu lo kenapa rapi gitu?" Bukannya pergi, Rassya justru memperhatikan pakaian Aqeela.

" Aku mau pergi nanti."

" Sendiri?"

" Gak. Bareng Fiya."

" Fiya? Sofya maksud lo?"

" Iyalah. Siapa lagi temen aku yang namanya Fiya."

" Terserah lo deh. Dah, gue berangkat."

" Hmm.. hati-hati."

Tak perlu ijin pada Ayah dan Bunda, karena kedua orangtuanya itu sudah berangkat kerja sejak pagi tadi.

' Tuk..'

Tepat saat Rassya ingin membuka pintu, pintu tersebut sudah terbuka karena ada yang mendorong dari luar. Alhasil kepala Rassya menjadi sasaran pintu tersebut.

" Akhh!"

" Upss, sorry." Ucap orang itu dengan tawa tertahan.

" Ketok dulu bisa kok, Fi." Ucap Rassya sambil mengusap dahinya.

" Hehe.. kebiasaan, Sya."

" Makanya di biasain biar gak kebiasaan."

" Iya-iya. Aqeela mana?"

" Liat aja noh, di dalem."

" Lo ngampus? Ada kelas?"

" Menurut lo? Gue gak kayak kalian ya, dikit-dikit gak ada kelas."

" Ye... Biasa aja dong. Udah sana pergi."

Rassya tak membalas lagi. Dia segera berjalan menuju mobilnya.

Sedangkan Fiya memilih masuk kedalam rumah untuk menemui Aqeela karena sebelumnya mereka telah membuat rencana untuk pergi bersama.

" Oyyy!! " Teriak Fiya saat tiba di sebelah sofa, tempat yang Aqeela duduki.

Aqeela sedikit terlonjak lalu menatap Fiya dengan wajah kesalnya. " Waalaikumussalam, Fiya." Ucap Aqeela dengan sedikit penekanan seperti menyindir temannya itu.

" Hehe... Assalamualaikum, cantik."

" Kebiasaan deh."

" Iya-iya, sorry ah. Yuk berangkat, udah di tunggu sama yang lain."

" Yang lain?"

" Ehmm.. iya, Qeel. Gue ajak mereka juga."

Aqeela tau siapa yang dimaksud. Dia menghembuskan nafas nya. " Huh... Kenapa gak bilang gue dulu sih, Fi?"

CHANGED (On Going...)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang