Sudah dua hari Clarissa mengalami demam, dirinya hanya bisa terbaring di ranjang dengan selimut tebal ditambah dengan cuaca yang begitu dingin.
Nafsu makannya juga menurun, ia hanya mau makan enam sendok, itu pun benar-benar dipaksa. Perut Clarissa yang biasanya selalu bisa menampung roti, brownies namun sejak sakit makanan tersebut tidak membuatnya tetap mau memakan.
Clarissa makan dan meminum obat dibantu oleh Ayahnya, meskipun Pandu terlihat sibuk namun dia berusaha meluangkan waktunya agar putrinya tetap makan dan minum obat tepat waktu. Setelah dua puluh menit meminum obat Clarissa kembali terlelap.
BRAK!!
"Cucu sialan!"
Tubuh Clarissa dibangunkan secara paksa, "Berani-beraninya kamu!"
"Bangun!!"
"Heh! Bangun kamu!"
Pipi Clarissa ditepuk-tepuk dan digoyang-goyangkan terus menerus sampai mata Clarissa benar-benar terbuka. Clarissa mengerjap-ngerjapkan mata, berusaha menyesuaikan cahaya yang memasuki matanya dan berusaha menetralkan rasa pusingnya.
"Ada apa Eyang?" lirih Clarissa dengan suara serak.
"Ada apa, ada apa!" Sarah mendelik, dia mengetuk-ngetuk kepala Clarissa dengan kipas lipat ditangannya, Clarissa sendiri hanya memejamkan mata. "Gara-gara kamu, anak saya jadi marah sama saya. Kamu kenapa ngadu hah?!"
"KENAPA?!!"
Setelah lama menahan diri untuk tidak mengatakan apa yang sebenarnya terjadi kepada Pandu, pada akhirnya Clarissa tetap anak kecil yang mengadu jika dirinya diperlakukan tidak mengenakkan. Mungkin setelahnya Pandu marah kepada Eyangnya.
Clarissa tetap memejamkan mata tanpa menjawab, jujur saja kepalanya benar-benar sangat pusing.
"JAWAB!" Sarah kembali menggoyangkan bahu Clarissa tanpa memperdulikan keadaan Clarissa yang memprihatinkan.
"Bangun kamu!" Sarah menarik lengan Clarissa hingga Clarissa berdiri dengan kakinya yang masih lemas.
"Sebagai hukuman, kamu harus membersihkan halaman depan dan belakang rumah, sekarang juga!"
"Aku pusing Eyang.."
"Perduli apa saya?"
Sarah menarik lengan Clarissa agar mengikutinya, di tangga pun Clarissa tetap diseret hingga ia hampir terjatuh, beruntung dirinya memegang railing tangga.
Sesampainya di ruang tamu Clarissa berusaha melepaskan diri dari genggaman Eyangnya yang begitu kuat, saat terlepas Clarissa langsung berjongkok dan menangis.
"Clarissa nggak bisa Eyang, aku pusing banget.. aku minta maaf.." lirihnya putus asa.
"Maaf? Enak banget kamu ngomong, sekarang berdiri, jangan jadi anak manja kamu!"
Clarissa menguatkan pelukan pada lututnya agar dirinya tetap berada diposisinya. Sekuat apapun dirinya menahan, tetap saja tenaganya kalah dengan tenaga Eyang Sarah. Clarissa berdiri sempoyongan.
"Kamu itu sekali-kali harus di hukum biar tau rasa." Sarah mendorong bahu Clarissa agar tidak lelet, "Biar cepet, lelet banget."
KAMU SEDANG MEMBACA
DARK: Secret Fate (Tahap Revisi)
Teen FictionClarissa merasa hidupnya dipantau seseorang. *** ‼️TAHAP REVISI‼️*** Clarissa Gracia Najuba namanya, gadis berparas cantik dengan mata sipitnya yang membuat siapa saja tak bosan untuk memandangnya. Terlahir dari keluarga berkecukupan yang belum bis...