08

947 151 13
                                        

"Sudah pulang?" Jay keluar dari ruangannya yang berada tidak jauh dari meja makan

"Sudah dari tadi aku bahkan sudah mandi dan makan" jawabku menunjukkan piring yang ada di hadapanku

"Bagus, ayo ke kamar sudah malam" ajak Jay

Aku dan Jay pun berjalan menuju kamar
Ku pandangi Jay dari belakang bahu nya terlihat sangat lebar dan kokoh
selama ini Jay selalu menjaga ku dengan baik, selalu melindungi ku di balik bahunya
Tidak membiarkan siapapun menyakiti ku atau menyentuhku seujung kuku pun
Apa benar yang Sunghoon ucapkan?

"Hey ayo, kenapa kau diam saja di sana?" Ucap Jay yang membuat ku langsung tersadar dan segera menyusulnya untuk masuk ke dalam kamar

Ku baringkan tubuhku di samping Jay tetapi pikiran ku masih terus bergelut memikirkan ucapan Sunghoon

"Hey ada apa?" Jay memiringkan posisi tubuhnya menghadap padaku

"Ah tidak, tidak ada apa-apa"

"Jangan berbohong Jeanne "

"Sungguh tidak ada apa-apa, ayo tidur aku sudah mengantuk" ucapku sambil menarik selimut dan menutupi seluruh tubuhku

"Baiklah" Jay membenarkan posisi tubuhnya

Aku menutup mataku mencoba untuk segera tertidur agar Jay tidak bertanya macam-macam tentang hari ini tapi sialnya aku tidak bisa tidur

PRANGG

Jendela  kamar pecah begitu saja membuatku sangat terkejut

Jay segera bangun dan melihat keadaan sekitar

"Ada apa Jay?" Tanyaku hendak menghampiri Jay

"Jangan kesini! Kau tetap diam saja di situ, terlalu banyak pecahan kaca kaki mu bisa terluka"

Aku mengangguk dan memperhatikan pecahan kaca yang sangat banyak dan berserakan dimana-mana, sampai sebuah benda menarik atensi ku

"Jay lihatlah" aku memberikan sebuah anak panah yang tergeletak di bawah meja rias, anak panah yang berlumuran darah

"Akh sial! Tolong jauhkan itu dari ku" Jay menutup hidungnya dan menjauh dari ku yang masih memegang anak panah itu

"Jay? Ada apa?"

Terdengar suara Alan di balik pintu

"Masuk"

Alan masuk dan raut wajahnya berubah terkejut ketika melihat kamar yang di penuhi oleh kaca

"Apa yang terjadi?" Tanya Alan

"Alan aku menemukan ini sepertinya ini yang membuat kaca pecah" aku memberikan anak panah itu kepada Alan

Alan mengambil anak panah itu dan mendekatkan ke hidung nya, Alan nampak sangat terkejut

"Ini darah manusia" ucapnya yang membuat ku ikut terkejut juga

"TUAN"

Terdengar teriakan dari bawah aku, Jay dan Alan pun segera turun untuk melihat keadaan
Lagi-lagi kami di buat terkejut ketika menemukan sesosok mayat perempuan menggunakan gaun putih  dengan luka tusukan di mana-mana serta  dua anak panah yang menancap tepat di jantungnya

"Argh sial"

Ku lihat wajah Jay yang sudah memerah dan menahan dirinya agar tidak menghampiri dan menghisap darah mayat itu

"Hey ayo masuk saja" ucapku mengajak Jay untuk masuk kembali ke dalam kastil lagipula aku juga merasa mual ketika melihat begitu banyak darah

"Kau masuk saja biar aku yang mengurusnya" ucap Alan sambil menutup mayat itu menggunakan kain hitam

Jay dan aku pun masuk ke dalam kastil

"Kau tidak apa-apa?" Tanyaku

"Aromanya sangat menggangu" ucap Jay sambil mengusap wajahnya

"Ayo ke kamar saja " ajakku

Aku dan Jay pun pergi memasuki kamar, terlihat pecahan kaca sudah di bersihkan
Melihat reaksi Jay mencium aroma darah membuatku kembali teringat akan ucapan Sunghoon

[Flashback]

"Bagaimana aku bisa membuat Jay berada di bawah kendaliku?"

"Dengan ini"

Srak

Sunghoon menggores ujung jari telunjukku hingga mengeluarkan darah

"Kau gila?!"

"Hanya dengan ini kau bisa membuat Jay bertekuk lutut padamu" jawab Sunghoon menunjuk tetesan darah yang keluar dari jariku

[Flashback off]

" Jay apa yang kau suka dariku?"

"Tiba-tiba sekali? Ada apa?" Jawabnya heran

"Tidak aku hanya ingin tahu saja"

"Semua, aku suka semua yang ada pada diri mu"

Aku tersenyum dan berjalan menuju meja rias, ku lihat ada sebuah jarum dan aku segera menggoreskan nya pada jariku
Darah keluar dan bisa ku lihat ekspresi Jay yang sangat terkejut

"Ini kan yang kau suka?" Aku berjalan mendekat ke arah Jay

"Apa yang kau lakukan?!"

Aku terus berjalan hingga berdiri tepat di hadapan Jay

"Bukankah kau sangat menyukainya? "

"Ada apa denganmu? Segera hapus darah itu"

"Hey kenapa terburu-buru kau bahkan bisa mencicipinya" aku maju beberapa langkah hingga tidak ada jarak lagi antara aku dan Jay

Ku pegang wajahnya dan ku usapkan darah yang ada di jari ku pada bibir nya
Jay memejamkan mata sesaat dan begitu dia membuka matanya kembali warna matanya sudah berubah menjadi merah gelap

"Kau mulai berani ya? Kau ingin bermain-main dengan ku?" Jay menjilat darah di bibirnya dan menarik pinggang ku merangkulnya begitu posesif

"Tentu saja"

"Jangan berlebihan kau tahu, kau bisa mati kapan saja di tanganku" bisik nya di telinga ku

"Benarkah? Apa kau bisa membunuh ku begitu saja ketika yang kau butuhkan ada di diriku?" Ku usap dan ku kecup sekilas rahang Jay

Dalam hati aku sudah mencaci maki diriku sendiri karena bertindak terlalu jauh seperti ini

"Sial, sepertinya aku salah menilai mu" tangannya yang ada di pinggang ku merambat naik mengusap punggung ku

"Berhenti menggodaku dan segera pergi tidur" ucap Jay

"Dan tindakanmu tadi benar-benar di luar dugaan ku akui kau sangat berani, aku menyukainya" ucapnya tepat di telingaku dan mengecupnya membuat tubuhku membeku

Apa-apaan ini kenapa dia jadi menyukai tindakan ku tadi
Argh sial, Jay memang sangat sulit di tebak

Aku membaringkan tubuhku di atas kasur dan langsung memejamkan mata mencoba untuk tidur tetapi lagi-lagi aku tidak bisa tidur
Ku rasakan kasur di sebelahku bergerak, apa Jay belum tidur?

Sebuah tangan mengusap halus kepalaku dan membenarkan rambut yang menutup wajahku

"Untuk meluluhkan ku kau harus mencobanya lebih keras Jeanne "

The Prince Of Vampire Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang