Bab 2 – Sentuhan Pertama
Dengan susah payah, Pangeran Dimitri meneguk salivanya. Jemarinya terulur, mendarat pada pundak Sabina, kemudian menurunkan kimono tersebut, hingga kimono itu kini jatuh. Tubuh Sabina kini sudah polos tanpa sehelai benang pun. Pangeran Dimitri kembali mengamatinya, bagaimana lekuk Sabina tampak sempurna di matanya.
Sialan! Bagaimana mungkin selama ini Sabina menyembunyikan tubuh indahnya di balik seragam pelayan lusuhnya?
Jemari Pangeran Damian kembali terulur, kali ini mendarat pada pipi Sabina, menuruninya, mengusap lembt bibirnya, kemudian turun lagi lemewati lehernya, lalu mendarat pada dada Sabina. Pangeran Dimitri mengusapnya lembut, menggodanya, sembari melihat bagaimana reaksi Sabina.
Sabina tampak menggigit bibirnya, seolah-olah perempuan itu sedang menahan rasa. Astaga... rasanya sangat menyenangkan ketika dia menggoda perempuan polos seperti Sabina ini.
Selama ini, Pangeran Dimitri selalu mengencani perempuan-perempuan kalangan atas. Mereka semua selalu ingin dihormati, mereka selalu tampak anggun dan selalu ingin diperlakukan dengan istimewa, namun ketika berada di atas ranjangnya, mereka semua menggila, bahkan beberapa diantaranya sudah tidak perawan lagi. Berbeda dengan Sabina saat ini, perempuan ini menunjukkan reaksi alaminya, malu-malu, bercampur dengan rasa takut. Pangeran Dimitri suka, seolah-olah reaksi seperti ini belum pernah dia jumpai sebelumnya pada pasangan-pasangannya.
Pangeran Dimitri lalu menundukkan kepalanya, mendaratan bibirnya pada puncak dada Sabina, lalu menggodanya... desahan Sabina lolos seketika, membuat Pangeran Dimitri sedikit menyunggingkan senyumannya. Astaga... perempuan ini benar-benar tak pernah disentuh pria, Pangeran Dimitri tahu itu.
Pangeran Dimitri kemudian melanjutkan aksinya. Dia menggoda Sabina, sembari sedikit demi sedikit mendorong tubuh Sabina hingga kini tubuh Sabina sudah terbaring di atas ranjangnya.
Pangeran Dimitri mulai melucuti komononya sendiri, membuat tubuhnya kini juga sudah polos berada di atas tubuh Sabina. Sabina yang melihatnya sempat terpana.
Ya, jelas, ini pertama kalinya Sabina melihat tubuh sempurna seorang pria dewasa. Apalagi pria itu adalah seorang pangeran. Ya Tuhan! Sabina tidak pernah membayangkan hal ini sebelumnya. Seorang pangeran seperti Pangeran Dimitri kini sedang berada di atasnya dalam keadaan telanjang bulat. Sungguh, dia tidak pernah membayangkannya.
Bibir Pangeran Dimitri kini turun, merayapi perut Sabina, kemudian berhenti pada pusat diri Sabina, membuat Sabina memekik seketika karena tidak percaya bahwa bibir Sang Pangeran akan berhenti di bagian paling intim dari tubuhnya.
"Pangeran!" seru Sabina dengan suara tertahankan.
"Hemmm," hanya itu jawaban Pangeran Dimitri. Dia lebih sibuk menggoda dan menikmati bagaimana lembut dan indahnya pusat diri Sabina. Perempuan ini telah benar-benar menyembunyikan surga di balik seragam pelayannya. Sial! Apa semua pelayan seperti Sabina?
Sabina semakin tak dapat mengendalikan diri ketika Pangeran Dimitri tidak berhenti menyentuhnya.
Pangeran Dimitri sendiri semakin menegang dibuatnya. Menggoda Sabina seperti ini, dan melihat reaksi kenikmatan yang tampak pada perempuan ini membuat Pangeran Dimitri nyaris tak mampu mengendalikan dirinya. Tak pernah dia dibuat menegang sampai seperti ini oleh seorang perempuan. Dan kini, Sabinalah yang membuatnya merasakan hal ini. Sial! Apa yang sudah terjadi dengannya?
Pada akhirnya, Pangeran Dimitri memilih mengakhiri siksaannya, dia akan memulai untuk menyentuh Sabina dengan sentuhan yang lebih intim lagi. Mula-mula, dirinya menyentuhkan bukti gairahnya pada pusat diri Sabina, kemudian mendorong sedikit demi sedikit hingga dirinya menemukan penghalang diantara mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
PRINCE DIMITRI AVERY (On Going)
RomanceDemi menyelamatkan pernikahan Saudara kembarnya, Pangeran Dimitri memutuskan untuk menikah dengan seorang pelayan yang dia curigai sebagai dalang permasalahan yang menimpa keluarganya. Sabina, sang pelayan tersebut tak dapat menolak keinginan Panger...