Siap-siap yaaa gaisss hahahhahahah selamat berkenalan dengan sosok Pangeran Dimitri yang sesungguhnya... si Pangeran yang katanya ramah dengan siapa aja. Di cerita ini kalian akan diperlihatkan sikap asli dari Pangeran Dimitri... Semoga suka....
PROLOG
Sabina mengamati ruangan yang baru saja dia masuki. Dia berada di sebuah puri mewah yang letaknya sangat jauh dari benteng istana utama Valencia. Lebih tepatnya, puri ini berada di pinggiran kota, berbatasan dengan negara lain. Kedepannya, dia akan tinggal di puri ini, bersama dengan suaminya, Pangeran Dimitri Avery.
Ya, kemarin mereka baru saja melakukan pernikahan yang diadakan dengan tertutup dan dihadiri oleh para bangsawan-bangsawan khusus di dalam benteng istana. Kemudian, hari ini Pangeran Dimitri memutuskan membawanya tinggal di puri ini, terpisah dengan kakak dan juga kedua orang tuanya.
Sabina tak menyangka bahwa puri yang dimaksud adalah puri sebesar ini. Dan mereka akan tinggal di sana hanya berdua.
"Masuklah, apa yang kau lakukan di sana?" tanya Pangeran Dimitri sembari menatap Sabina yang masih berdiri ternganga di ambang pintu.
"Kau dan aku akan tinggal di sini, paling tidak selama kontrak pernikahan kita berlangsung," ucap Pangeran Dimitri dengan santai sembari duduk di sofa ruang tamu.
Sabina menatap Pangeran Dimitri seketika. Kontrak? Kontrak apa maksudnya?
Mendapat tatapan mata seperti itu membuat Pangeran Dimitri menghela napas panjang. "Kemarilah. Duduklah di sini, aku akan menjelaskannya padamu."
Dengan patuh Sabina menuruti perintah Pangeran Dimitri. Dia duduk di sofa lain yang letaknya tak jauh dari Pangeran Dimitri. Setelah itu, Pangeran Dimitri mulai mengatakan apa yang akan dia katakan.
"Aku menikahimu karena kebaikan bersama, kau tentu tahu itu. Karena itulah, aku mempersiapkan semua ini." Pangeran Dimitri menunjukkan sebuah map yang berisi dokumen-dokumen penting. "Ini adalah surat kontrak pernikahan kita. Ya, kita akan menikah, paling tidak selama dua sampai lima tahun. Setelah itu kita berpisah."
Sabina menatap Pangeran Dimitri seketika. Dia tahu pasti bahwa pernikahan mereka karena keterpaksaan oleh keadaan, namun dia tak menyangka bahwa Pangeran Dimitri akan memperlakukannya seperti ini.
"Meski begitu, kita butuh satu atau dua anak, agar sandiwara kita terlihat nyata."
"Anak? Sandiwara?" tanya Sabina tak mengerti.
"Dengar, Sabina. Di depan umum, kita harus terlihat seperti pasangan biasa pada umumnya, namun setelah memasuki rumah ini, hidup kita sudah berbeda."
Sabina masih tak mengerti, sungguh.
"Mansion ini sangat besar dan luas. Kau memiliki area tersendiri di samping kanan. Kamarmu ada di sana. Sedangkan area kamarku berada di sisi lainnya. Kehidupan kita di dalam rumah ini sebaiknya tak bersinggungan. Tentang anak, aku akan mengunjungimu jika perlu."
Sabina ternganga dengan penjelasan Pangeran Dimitri.
"Dalam dokumen tersebut, sudah tertuliskan poin-poin dalam kontrak rumah tangga kita. Bacalah, kuharap kau mengerti."
Sabina meraih map tersebut, kemudian mulai membacanya. Poin-poin dalam perjanjian tersebut sebenarnya hanya memiliki inti, bahwa mereka tak harus mencampuri urusan pribadi masing-masing. Kemudian, diakhir perjanjian itu juga tertulis tentang anak.
Pangeran Dimitri pada dasarnya menginginkan seorang anak agar pernikahan mereka terlihat lebih nyata. Anak itu kelak akan menjadi milik keluarga kerajaan. Jadi, ketika mereka berpisah, Sabina tidak diperkenankan untuk menemui anak-anak itu lagi.
Pangeran Dimitri juga menuliskan nominal santunan yang akan dia berikan setelah mereka berpisah nanti. Bahkan, Sabina juga diberikan sebuah hunian mewah di sebuah distrik yang letaknya sangat jauh dari pusat kota.
Inti dari semua perjanjian itu, membuat Sabina merasa dicurangi. Dia tidak tahu kenapa Pangeran Dimitri meilihnya untuk menikah, padahal Pangeran Dimitri bisa menunjuk perempuan lain. Sabina juga merasa bahwa semua ini adalah pemaksaan yang kejam. Dia dipaksa menikah, memiliki anak, dan dipaksa untuk berpisah dengan anaknya. Pria macam apa yang dengan kejam melakukan hal itu?
"Bagaimana?" tanya Pangeran Dimitri dengan nada arogan.
"Anda sangat keterlaluan, Pangeran."
"Keterlaluan katamu? Bukankah ini juga salahmu?"
"Apa maksud Anda?" tanya Sabina tak mengerti.
Pangeran Dimitri menatap Sabina dengan tatapan mata tajamnya. "Kau pikir aku tidak tahu? Kau pasti adalah orang yang bekerja sama dengan Diana untuk menjatuhkan Putri Anastsia dan aku. Kau yang mengambil gambar-gambar kami lalu memberikan pada Diana dan membuat perempuan gila itu menyebarkan semuanya ke internet."
Sabina ternganga seketika. Dia tidak menyangka bahwa Pangeran Dimitri akan menuduhnya seperti itu. foto? Foto apa? Bahkan Sabina tidak tahu apa permasalahan yang sedang dihadapi Pangeran Dimitri dan Pangeran Damian ketika kedua Pangeran itu mengajaknya ikut serta dalam acara siaran pers kemarin.
"Saya benar-benar tidak mengerti apa maksud Anda, Pangeran."
"Ya. Terus saja kau bersikap bodoh dan sok polos. Kau pikir aku percaya?" Pangeran Dimitri sedikit tersenyum, lalu dia bangkit dan mendekat ke arah Sabina. "Tapi setelah kulihat-lihat, kau lumayan juga. Mungkin bisalah, membuatku puas selama beberapa bulan terakhir." Ucap Pangeran Dimitri dengan nada melecehkan.
"Apa maksud Anda?" mau tak mau, Sabina mempertanyakan hal itu.
Pangeran Dimitri sedikit membungkukkan tubuhnya, kemudian meraih dagu Sabina dengan kasar, lalu mendongakkan hingga perempuan itu menatapnya. "Anggap ini sebagai hukuman untukmu karena sudah membuat masalah dalam keluargaku."
Setelahnya, Pangeran Dimitri menghempaskan begitu saja wajah Sabina hingga wajah perempuan itu terlempar ke samping. Pangeran Dimitri kemudian meninggalkan Sabina sendirian di ruangan tersebut. Dia bingung dengan maskud Pangeran Dimitri, dia tidak percaya bahwa seorang Pangeran yang seharusnya menjadi orang yang bijaksana akan memperlakukannya seperti ini. Sebenarnya, apa maksud Pangeran Dimitri? Kesalahan apa yang sudah dia perbuat hingga dia harus mendapatkan hukuman dari pria itu?
-TBC-
Sampai jumpa di Bab 1 - Ruang Bermain... wahahahhahahahhha
KAMU SEDANG MEMBACA
PRINCE DIMITRI AVERY (On Going)
RomanceDemi menyelamatkan pernikahan Saudara kembarnya, Pangeran Dimitri memutuskan untuk menikah dengan seorang pelayan yang dia curigai sebagai dalang permasalahan yang menimpa keluarganya. Sabina, sang pelayan tersebut tak dapat menolak keinginan Panger...