Malam yang indah. Udara yang sejuk, cahaya bintang dan bulan sebagai pengganti cahaya lampu. Bersinar terang, bahkan menembus jendela pemilik mansion mewah itu.
"Malam yang indah hyung.."
"Sangat-sangat indah.."
Haechan dan Haehan. Haechan tidur dipaha sang hyung. Haehan hanya mengelus surai kepala rambut adiknya dengan lembut.
"Hmmm, hyung ingin bertanya. Boleh?"
"Boleh!" Haechan tersenyum lebar menatap hyungnya.
Haehan diam. Ia ingin menanyakan pertanyaan 'itu', tapi ia takut melukai hati sang adik.
Haechan heran.
"Hyung?"
Haehan yang tersadar dari lamunanya, langsung menatap Haechan tersenyum canggung.
"Ah-ah! Tidak jadi."
Drttt Drttt
"Huh? Sebentar hyung, ada yang menelpon."
Haechan bangun mengambil ponselnya yang ada dimeja, lalu kembali tidur dipaha Haehan.
"Taeyong-hyung!"
'Haechan-ah!'
"Sudah lama tidak menghubungiku. Bagaimana kabar mu hyung?"
'Hahaha, baik.. Maaf menelpon mu malam-malam.. Eummm, bagaimana kabarmu?'
"Aku baik. Bahkan jauh lebih baik dari sebelumnya-
"hyung, aku dengar besok kau dengan yang lain akan ke Indonesia untuk syuting? Kan?"'Ya, itu betul. Ini entah keberapa kalinya aku ke Indonesia-
'Dan, hyung dengar.. Haehan-hyung sudah pulang dari Jepang?'"Ya! Itu betul. Hyung ingin berbicara denganya?"
'Ya.. Apa boleh?'
Haechan menatap Haehan.
Haehan tersenyum lembut.
Diserahkan nya ponselnya pada Haehan."Taeyong-ah, bagaimana kabarmu?"
'Aku baik hyung, dan hyung sendiri?'
"Semuanya baik.. Sudah lama kita tidak bertemu, bahkan saling menelpon?"
'Ya, itu betul. Terakhir kali kita bertemu.. 4 tahun lalu bukan?'
"Sepertinya begitu, aku lupa. Hehe-"
'Kau bahkan belum berusia 40 tahun hyung. Tapi kau pelupa.'
"Kalau begitu beritahu, kapan terakhir kali kita bertemu, pukul berapa, hari apa, bulan berapa?"
'Itu.Aih, lupakan! A-aku lupa.'
"Bahkan kau sendiri lupa."
'Hyung, aku ingin bicara dengan Haechan.'
"Baiklah."
Saat Haehan memberikan ponselnya pada Haechan, Haechan melihat pesan dari Taeyong.
Aku ingin bicara berdua denganmu, tanpa didengar oleh Haehan-hyung. Apa bisa?
"Hyung, aku keluar sebentar." Haechan menatap Haehan dengan wajah polosnya.
"Baiklah, jangan lama-lama. Cuaca malam ini speetinya jauh lebih dingin."
Haechan tersenyum dan langsung menuju lantak 3. Menuju teras balkon, dan menghirup udara terlebih dahulu.
Mulai kembali menghubungi Taeyong.
"Ada apa hyung? Apa ada masalah?"
'Bukan.. Bukan begitu. Hyung ingin membicarakan sesuatu.'
"Apa itu?"
'Bagaimna jika kau memilih salah satu unit?'
"Hah?" Haechan sepertinya bingung.
'Maksudnya, kau pilih antara Dream atau 127. Kau pilih salah satu.'
"Mana bisa! Hyung, aku tau kau khawatir denganku. Tapi coba hyung pikirkan, aku di Dream dan 127 sudah bersama 5 tahun.. Mana mungkin bisa aku memilih salah satu. Bahkan aku pernah berjanji pada diriku sendiri aku tidak akan memilih salah satu dari unit dalam keadaan sesulit apapun."
'Huhh, baiklah.. Itu keputusanmu. Kau sama dengan Mark.'
"Maksud?"
'Hyung tadi juga menghubungi Mark, menanyakan hal yang sama. Dan jawaban kalian sama-
'Baiklah kalau begitu, sekarang kau tidur.'"Ya, Hyung.. Selamat malam."
'Selamat malam.'
Pembicaraan itu berakhir. Haechan yang tersenyum, dan Taeyong yang berada di jauh sana dengan perasaan senang, khawatir, sedih campur.
Haechan kembali turun kelantai 2, memasukinya dan melihat hyung nya yang sudah tertidur.
11 Januari 2022.
09.30 pagi KST."Haechan. Tolong fokus."
Saat ini member Dream sedang mempelajari creograpy tari lagu mereka.
Sedikit sulit.
Terutama Haechan. Ia semalam berbicara lewat telpon dengan Taeyong. Kemudian tidak lama Johnny menghubunginya, pembicaraan dengan Johnny terjadi selama 1 jam lamanya. Tidak lama Taeil, sama dengan Johnny.
Awalnya setelah selesai menghubungi Taeil ia ingin tidur. Tetapi bukannya tidur ia malah bermain dengan komputernya, dia lupa besok ada latihan.
"Ada apa denganmu? Apa kau tidak tidur lagi?" Jaemin bertanya.
Haechan diam tidak menjawab.
"Sudah-sudah, jangan banyak bertanya dan alasan. Kita harus selesai creograpy latihan tari ini hingga tanggal 15 mendatang." Mark langsung menarik Jaemin.
Haechan berusaha bangun, kepalanya benar-benar pusing. Tapi bagaimana lagi, ia tidak mau menambah kesusahan member lain.
22.00 malam KST.
Para member Dream kembali ke drom, dan Haechan harus pulang kembali ke mansion.
Ia menyetir mobilnya sendiri. Dalam keadaan pusing, dan rasa ingin tidur.
Ting.. Ting..
Kini Haechan sampai didepan pintu mansion.
"Sebentar!" Ada yang menyahut dari dalam.
Cklek.
"Tuan muda Lee Hyuck?" Itu bibi Zhai.
"Huh? Haechan-ah! Akhirnya kau pulang, hyung menunggumu." Haehan yang tau langsung berlari keluar dari kamar, dan menuju lantai 1.
"Ya-ya.. Bi-bi.. Hyu-hyung.."
Brak!!
"Tuan muda!"
"Haechan-ah!"
Tepat saat Haehan akan sampai dilantai 1. Tinggal 1 anak tangga lagi. Haechan pingsan.
Bersambung..
Edit ; Wkwkwkwkw moga kali sukanya! Maafkan kalau mungkin banyak typo, ngetiknya jari tangannya gemetar xD.
_19.51 Indonesia-Lampung
KAMU SEDANG MEMBACA
Heart Wall
Fanfiction"- Maaf jika kehadiranku adalah beban"🌇 Start : 6 Oktober 2021 End : 20 Febuari 2022. ©ssikii