27. Menuju Akhir ¹

3.7K 275 14
                                    

Dong-hyuck tertidur dikamar. Dan Haehan dan Siwon yang berada di halaman belakang menikmati angin dan mengobrol.

"Hyung. Apa hyung bisa menjaga Haechan? Maksudku, Dong-hyuck."

"Heumm? Apa maksudmu?"

"Sore nanti aku harus kembali ke Jepang. Ada masalah, dan beberapa pekerjaan lain disana. Mungkin 2 atau 3 bulan, baru aku bisa kembali."

"Tentu bisa. Tapi-

Siwon berdiri dan Haehan ikut berdiri. Siwon menatap Haehan. "Bagaimana dengan persetujuan kemo itu?"

Haehan diam. Selama ini dia belum membicarakan itu dengan sang adik, ia juga tidak mau memaksa sang adik untuk kemo. Walau ia tau umurnya.

"Selama ini, aku dan Dong-hyuck belum membicarakan soal itu. Jadi-

"Kalau begitu aku yang akan coba membujuknya." Siwon tersenyum. "Tetapi bila dia tidak ingin, tolong jangan dipaksa hyung.. Itu akan jauh lebih menyakiti dirinya.." Mata Haehan mulai berkaca-kaca. Mengingat dimana sang adik ketakutan saat mendengar pasien yang menjalani kemo.

Dong-hyuck mungkin belum pernah merasakan kemo sama sekali. Tapi mendengar teriakan pasien itu, dia membayangkan sakitnya seperti apa.

"Baiklah. Huffft, sekarang kau pulang dan bersiaplah. Datang dulu kesini, nanti jam dia ku antar ke bandara." Tutur Siwon. Dibalas dengan anggukan Haehan.

"Kalau begitu, aku permisi dulu hyung. Terimakasih." Begitu membungkuk, Haehan pergi untuk kembali kemansion.

Dong-hyuck.. Entah kenapa rasanya aku tau siapa dalang dari penyebar berita hoax soal kau menjelekkan nama baik SM.

***

Indonesia-Jakarta.

Para member akan kembali ke Korea besok, tetapi bersiap lebih cepat. Tepatnya mereka bersiap hari ini.

Tiada canda tawa. Hanya ada keheningan.

Yuta yang sudah selesai bersiap membantu Jaehyun dan Jungwoo. Johnny bersiap tanpa suara, seperti tiada mulut dan topik. Diam. Doyoung yang juga diam.

Jungwoo ingin sekali bersuara menyampaikan apa yang dia pikirkan. Dia mendekati Yuta. "Hyung.. Aku ingin bicara." Yuta membalikan badan dan menatap kearahnya,

"Itu kau sudah bicara, jadi tinggal lanjutkan apa yang ingin kau bicarakan."

"Aku merasa.. Bahwa sebenarnya bukan Haechan pelakunya.."

Deg..

"Bagaimana bisa kau merasa begitu?"

Dengan kebetulan Doyoung lewat. "Ingat dengan saat kita mengikuti Haechan saat ingin tau soal mansionnya-

Appanya-"

"Tapi belum tentu appanya kan? Mana ada yang bisa mengambil ponselnya, bahkan setauku karena putus hubungan itu membuat appa Haechan dilarang memasuki mansion."

Dan pergi membawa tasnya turun.

Yuta menghebuskan nafasnya kasar, namun terdengar pelan. "Jangan bicara soal itu lagi. Sekarang selesaikan saja tas mu."

Jungwoo akhirnya diam dan pasrah.

"Haechan.. Hyung yakin kau bukan pelakunya..

"Ya, kecuali staff yang menyamar menjadi sampah. Sampah menyampah. Tapi tidak mungkin. Bahkan seluruh staff harus mengikuti tes dan kejujuran. Bodoh. Anak bajingan itu memang pelakunya.

"Haechan.. Haechan... Haechan..

"Rasa ingin menelpon keadaan disana. Tapi ingat situasi, Yuta.

Heart Wall Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang