Chapter 11 - As White As Death

173 16 13
                                    




Kalau ada typo atau yang gajelas langsung dikomen ya. Aku tu malu kalo ada kalimat yang gaje gara-gara kurang kata wkwk


Soo Yeon tidak langsung naik ke apartemennya setelah mobilnya terparkir di basement. Sambil berderai air mata, ia mencari sebuah nama di kontak ponselnya dan menelpon nomor itu. Sebisa mungkin ia membuat dirinya terdengar baik-baik saja ketika mengatakan pada Irene bahwa ia akan mengunjunginya.

Benar sekali. Soo Yeon memutuskan untuk pergi ke Los Angeles besok, ia bahkah sudah mencari penerbangan yang tersedia. Hanya kursi pada penerbangan malam yang tersisa dan ia tidak punya pilihan lain selain mengambilnya. Ia juga telah menelpon asistennya untuk mengambil alih pekerjaannya di studio untuk sementara waktu.

Setelah memasuki apartemennya, Soo Yeon segera berjalan menuju kamarnya dan mengambil kopernya. Ia bergegas memasukkan semua pakaian dan barang-barang yang dibutuhkannya. Saat itulah ponselnya berdering dan nama Baek Hyun muncul di layarnya.

"Hei, bagaimana kabarmu?"

Dari awal pun telepon dari Baek Hyun ini memang sedikit aneh. Selain suaranya yang seperti dibuat-buat agar terdengar ceria, tidak biasanya Baek Hyun menelponnya duluan, apalagi hanya sekedar menanyakan kabar. Soo Yeon sungguh tidak ada waktu untuk melayani apa pun kemauan pria itu sekarang.

"Apa yang kau inginkan?"

"Bagaimana jika aku pergi ke apartemenmu sekarang?"

Soo Yeon mengerutkan keningnya. "Kenapa kau tiba-tiba ingin berkunjung ke apartemenku?"

"Entahlah.. aku hanya ingin menemuimu saat ini. Apa tidak boleh?"

Soo Yeon melihat ke arah jam dindingnya yang menunjukkan angka 11 malam. Bukannya ini sudah terlalu larut untuk keluar dan bercengkrama dengan seorang teman? "Tidak, aku ingin sendiri saja sekarang."

"Kau tidak berpikiran untuk pergi ke suatu tempat, bukan?"

Saat mendengarnya, Soo Yeon langsung menghentikan apa yang ia lakukan. Kedua matanya menyipit. "Siapa yang memberitahumu? Apa Na Ra menelponmu?"

"Ti-tidak. Na Ra tidak mengatakan apa-apa padaku."

"Ah, jadi Se Hun.."

Sebenarnya Soo Yeon hanya asal tebak, namun ketika Baek Hyun terdiam, semua jadi terlihat jelas baginya. Jadi, itulah mengapa Se Hun mengatakan sesuatu yang aneh tadi. Se Hun sangat khawatir padanya karena ternyata pria itu tahu semuanya. Tiba-tiba ia jadi semakin emosi.

"Aku tidak percaya ini. Sebanyak apa yang kau katakan pada Se Hun? Bukankah sudah kubilang untuk tidak mengatakan apa pun tentang diriku padanya? Semuanya jadi berantakan karena dia tidak bisa berhenti mencemaskanku!"

"Maafkan aku. Aku-"

"Sebagai sahabatku seharusnya kau berada di pihakku. Tetapi kau justru bertindak semaumu dan membuat keputusan untuk diriku tanpa persetujuan dariku. Kau tidak berhak melakukannya!" Soo Yeon menyisir rambutnya ke belakang. Setelah itu, ia melanjutkan mengemasi barang-barangnya dengan cepat.

"Aku tidak bermaksud menyakitimu atau membuat semuanya jadi berantakan. Aku hanya ingin memastikan keamananmu. Jadi, kumohon dengarkan aku. Aku akan pergi ke apartemenmu setelah ini dan kita bisa mencari jalan keluarnya bersama-sama."

"Jangan- Aku tidak ingin bertemu siapa pun saat ini. Tidak bisakah kalian menghargai keputusanku ini?!" Soo Yeon mengerang frustasi.

"Tetapi aku tidak bisa melindungimu jika kau pergi." jawab Baek Hyun tak kalah frustasinya. "Bagaimana jika aku ikut bersamamu? Kemana pun kau ingin pergi, aku akan menemanimu."

He's My UncleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang