Chapter 1 - Is that the 'you may kiss me now' look you're giving me right now?

963 43 11
                                    

"ARRRGHTTT!!!"

Soo Yeon berteriak sekuat-kuatnya sampai ia harus menepikan mobilnya di pinggir jalan. Kemudi mobilnya yang tak bersalah ini pun menjadi sasaran kemarahannya. Soo Yeon memukul kencang kemudi itu berkali-kali hingga akhirnya ia sudah tidak sanggup lagi. Air matanya mengalir begitu saja dan ia langsung menghapusnya dengan kasar. Bukannya merasa sedih, ia justru tengah merasakan amarah yang tidak dapat terbendung. Ia selalu meneteskan air mata jika sedang dikuasai emosi yang begitu membludak seperti saat ini.

"Wanita sialan!!"

Dengan suasana hati yang sedang campur aduk, Soo Yeon banting setir menuju satu-satunya klub malam yang selalu ia kunjungi di Seoul, klub milik teman dekatnya. Tidak mungkin ia pulang begitu saja tanpa mabuk sedikit pun. Ia benar-benar butuh pelampiasan yang dapat membuatnya lupa akan hari sialan ini.

Bartender bernama Kim Seul Gi yang awalnya tengah mengelap meja bar itu menyunggingkan senyumannya ketika melihat seseorang berparas cantik yang ia kenali berjalan ke arahnya dengan ekspresi galak. Siapapun yang melihatnya saat ini pasti akan menyangka wanita itu hendak membunuh seseorang.

"Apa Baek Hyun datang?" tanya Soo Yeon sesaat setelah ia duduk.

Byun Baek Hyun, teman dekatnya itu merupakan seorang pebisnis yang cukup sukses dan klub malam ini adalah salah satu dari sekian banyak bisnis yang dimilikinya. Pria itu memang tidak sering menyambangi klub miliknya ini, namun Soo Yeon tetap mengharapkan kehadiran Baek Hyun. Ia butuh seseorang yang ia kenal untuk mendengar keluh kesalnya saat ini.

"Tidak malam ini." Jawab Seul Gi. "Pesan seperti biasa?"

"Tidak, berikan aku sesuatu yang jauh lebih kuat."

"Eo? Tidak biasanya kau seperti ini. Harimu pasti berat, eonni."

Seul Gi segera menyiapkan minuman seperti yang diinstruksikan oleh Soo Yeon. Sementara Soo Yeon memilih untuk tidak merespon perkataan bartender langganannya ini. Tidak mungkin ia meluapkan semua kekesalannya pada Seul Gi, ia tidak mau membuat remaja itu terbebani dengan permasalahannya karena hidupnya saja sudah susah. Seul Gi sendiri masih berstatus sebagai mahasiswa. Ia bekerja paruh waktu di bar klub ini untuk membiayai kuliahnya sendiri. Jika Soo Yeon mabuk berat dan tidak ada seseorang yang menemaninya, Seul Gi lah yang mengurusnya, memanggilkan taksi dan memastikan dirinya sampai dengan selamat di apartemennya.

"Seul Gi-ya, bagaimana dengan kuliahmu? Semua baik-baik saja kan?" Soo Yeon bertanya ketika Seul Gi membawakan gelas kecil berisi cairan ke hadapannya.

"Tidak perlu khawatir, eonni. Semua baik-baik saja." Ia tersenyum mendengar kepedulian Soo Yeon. Meski menurutnya Soo Yeon sedikit lebih kasar ketimbang wanita pada umumnya karena sering kali mengumpat, wanita itu selalu menunjukan kepeduliannya pada orang-orang di sekitarnya.

"Hei, jika dilihat-lihat lagi kau ini lumayan cocok jadi model pakaian musim panasku. Apa kau tertarik?"

Seul Gi cukup terkejut dengan ajakan Soo Yeon yang tiba-tiba ini. Menjadi model? Tentu saja ia mau. "Kau serius?" Soo Yeon hanya mengangguk mantab. "Aku mau selagi itu tidak menyusahkanmu." Jawab Seul Gi dengan antusias.

"Apanya yang menyusahkan? Tidak sama sekali, kok." Gumam Soo Yeon. Kemudian ia meneguk minuman miliknya dengan sekali tegukan. Suatu tindakan yang langsung ia sesali sesaat setelah cairan itu menuruni tenggorokannya dan memberikan efek yang sedikit melebihi batas kemampuannya minum. "Sial, minuman ini luar biasa. Seul Gi-ya, aku mau tambah lagi."

"Minum dengan perlahan, eonni." Ujar Seul Gi seraya mengambil gelas kosongnya untuk kembali mengisinya dengan cairan yang sama.

Soo Yeon tidak menghiraukan perkataan Seul Gi. Ia memilih fokus pada ponselnya, mencari nomor Baek Hyun kemudian menghubunginya. Sayang sekali, sudah dua kali ia menelponnya tetapi panggilannya sama sekali tidak dijawab. Mungkin pria itu sudah tertidur.

He's My UncleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang