B - 8

2K 216 8
                                    

Taeyong melenguh disaat cahaya matahari pagi menyeruak masuk kedalam cendela besar apartment nya yang tak tertutup tirai- seseorang ternyata telah membuka tirai tersebut

Pantas saja sejak di menit terakhir yang dapat ia rasakan adalah dingin yang merajam, selimut yang ia kenakan kini berada di lantai dengan seprai kasur dan bantal terlihat kusut termasuk dengan kaus putih yang ia kenakan kini tak lagi ia kenakan melainkan ikut serta berceceran dimana-mana

Tunggu!

"Ahn! Jaehyun- lepss ah lepaskan"

"Ha ahh! Ah! Aku menghukum dirimu"

"Meng angh- mengapa kau menyerang ku SIALAN!"

Suara desahannya dengan Jaehyun kembali terdengar, ia ingat jika semalam Jaehyun memaksakan dirinya untuk melepaskan tali ikatan yang menjerat tangannya

Taeyong menghukumnya dengan siksaan kemudian dengan kenikmatan, hingga libidonya terpancing dan entah darimana tenaga yang ia kerahkan semalam; hingga sebuah dasi robek hanya karena hentakan keras tangannya yang mencoba untuk melepaskan lilitan yang Taeyong buat

Jaehyun menarik tubuhnya dan berganti untuk mengambil alih, memaksanya berteriak dan berdiri di depan kaca jendela hanya untuk melihat persetubuhan keduanya

Taeyong membelalakkan matanya terkejut, atensinya beralih untuk melihat ke arah bawah kasur, tepatnya Jaehyun yang terbaring di atas karpet tengah tertidur pulas. Dengan sisa tenaga dan emosi yang menguar, Taeyong bangun dari tidurnya dan ambruk diatas tubuh Jaehyun; sengaja untuk membuat lelaki biadab ini terkejut

Tak hanya itu, aksi tangan Taeyong pun ikut untuk memukuki dada Jaehyun dengan keras "Arghh Taeyong! Apa apa an kau-"

"APA?! ADA APA DENGANKU?"

"KAU MEMPERKOSA KU SIALAN, BAJINGAN. AKU AKAN MENGADUKAN INI KEPADA EOMMA"

Jaehyun beralih posisi untuk duduk, membiarkan lelaki mungil di hadapannya ini duduk di pangkuannya. Ia terkekeh "Katakan saja, kau tau? Eomma akan berterimakasih padaku"

"Berterimakasih bokongmu! Minggir!" Sentak Taeyong

"Minggir? Justru kau yang asik duduk di atas penis ku bodoh" Taeyong mendengus, ia ingin membenturkan kepalanya disebuah bongkahan es yang keras. Sebelum otaknya kembali mendidih ia berdiri tanpa menghiraukan tatapan Jaehyun

Ia marah? Tentu!

Jaehyun mendekat, ia menahan bahu Taeyong. Kedua manik matanya menatap lurus kearah mata boba Taeyong layaknya busur panah. Si dominan menunduk, membuat jarak diantara wajah keduanya berkurang

Ciuman di dahi, pipi, hidung, dan terakhir kecupan singkat di bibir Taeyong dapatkan. Telapak tangan besar yang hangat terasa menyenangkan. Jaehyun mengusap perlahan pipi yang pernah ia tampar dengan hati bersalah "Maaf, aku menampar mu terlalu kuat"

Taeyong mengalihkan pandangannya, ini tak sepenuhnya kesalahan Jaehyun. Tapi ini salah Jaehyun juga! Ia sudah mengatakan untuk tidak menyentuhnya dalam kekerasan. Tapi si brengsek itu malah menamparnya

~ bad baby boy ~

Suara panggilan telepon berbunyi, ini masih pukul 06.23 tapi lelaki Thailand ini sudah menelfonnya sebanyak 3x

"Ya?"

"LAMA SEKALI SIH!" Pekikan dari seseorang di sebrang sana membuat telinga Taeyong berdengung

"Memangnya ada apa?!" Tanya Taeyong marah, ia marah karena Ten tidak bisa untuk tenang sedikitpun

"Aku ada di depan apartment mu!"

"APA?!"

"Kenapa kau terkejut? Ck, cepatlah kaki ku pegal, aku kemari hanya ingin mengambil charger laptop milikku yang tak sengaja kau bawa" Jelas Ten

Taeyong melotot, walaupun Ten tau alamat apartemen nya. Orang Thailand itu tidak pernah menginjakkan kakinya kedalam apartemen nya. Dengan segera, Taeyong mencari charger yang di maksud Ten didalam tas ranselnya, kabel bewarna hitam itu ia dapatkan- tanpa ba-bi-bu ia membuka pintu apartemennya sedikit

Ten menaikkan salah satu alisnya, ia memiringkan kepalanya untuk melihat kedalam apartemen Taeyong "Kau tak mengizinkan aku masuk?"

"B-bukan begitu, tapi kau tau kan. Di pagi hari aku pasti akan membuat segalanya berantakan" Jelas Taeyong, ia tak bergeming dan tetap pada tempatnya

"Yah, aku ingin mengajakmu berangkat bersama- eh kau belum mandi pasti? Bau mu sangat aneh"

"Cepat Taeyong, aku bisa menunggumu didalam"

Taeyong kelabakan, ia menggeleng untuk menolak "Tidak hari ini Ten, sepertinya lain waktu saja. Kau ingat, mobilku hari ini akan pulang"

Ten mencoba mengingat-ingat, memangnya mobil Taeyong yang mana? Oh! Alphard bewarna putih itu-

"Baiklah, aku akan berangkat dulu. Cepatlah menyusul, dan terimakasih telah menjaga charger milikku" Ucap Ten, dan berlalu meninggalkan Taeyong dengan nafas yang semula tercekat kini melega

Taeyong kembali melangkahkan kakinya masuk kedalam kamarnya, dapat ia lihat Jung Jaehyun telah rapih dengan setelan seragam kejuruannya

"Kau belum bersiap?" Basa basi Jaehyun

"Kau buta sehingga tak lihat dengan kekacauan ini?!"

Bibir Jaehyun berkedut, ia tidak tau harus tersenyum manis atau kecut. Lee Taeyong menawan dengan caranya sendiri

"Pergi sana!" Usir Taeyong, setelah melirik ke arah Jaehyun yang sudah rapih dan bersiap untuk berangkat

"Baiklah, aku pergi dulu"

Karena memang tak mungkin, jika keduanya berangkat secara bersamaan . .

~ bad baby boy ~

VOTE, COMMENT, AND FOLLOW
ENJOY THIS STORY
THANK YOU
[ 13/12/21 ]

vote dulu, nanti dilanjut
biar ceritanya semakin jelas🙂

BAD BABY BOY [Jaeyong] ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang