CHAP 4

1.6K 94 19
                                    


Alhasil, Presiden Alice tergerak oleh kebohonganku.

Presiden menerima rasa malu yang dilontarkan oleh ku dengan pose bengkok dan wajah meringis dengan hati yang tulus.

Waktu yang aku habiskan di kamar mandi hanya sekitar 5 menit, tapi rasanya lebih lama dari di dalam ruangan bersama Seventeen tadi. Tapi yang lebih parah, itu adalah kata-kata Presiden alice saat kami berpisah.

Dia ingin membantu ku, sehingga aku bisa mengaku.

Dia berlari keluar dari kamar mandi sambil memegang perekam dengan erat di satu tangan tanpa berhenti.

Aku pergi bukan kembali keruangan itu. Baru saja aku keluar dari rumah sakit sambil berpikir bahwa hal buruk apa yang akan menjeratku lagi. Tidak sopan berlari di tengah suatu hal, jadi Aku keluar dan mulai berjalan. Aku tidak tahu ke mana aku pergi. Bahkan jika aku berolahraga sedikit, aku merasa tubuh ku seperti terbiasa dengan kehidupan yang kendur saat aku terus berbaring di kamar rumah sakit.

Aku lelah karena efek bertemu orang-orang yang sudah membuat aku sakit kepala. Jadi aku berhenti di halte bus dan mengirim pesan teks ke Torai.

[Katakan pada mereka aku kabur.]

Lalu kumasukkan ponselku ke dalam saku dan melihat papan informasi di halte bus untuk melihat apakah ada bus yang berangkat dari sini ke rumah Torai. Aku melihat nomor bus yang panjang dan peta rute di bawahnya satu per satu, hingga aku mendengar notifikasi pesan.

Aku mengeluarkan ponselku tanpa mengalihkan pandangan dari tanda yang setengah tergores. Dan ketika aku akan mengalihkan pandanganku ke telepon, peta rute bus di bagian bawah menarik perhatianku. Sesaat, aku menatap nama halte bus yang muncul di peta rute. Kemudian notifikasi sekali lagi berbunyi.

[Tunggu disitu.]

Diikuti dengan teks yang mengatakan, 'Aku akan menyelesaikannya dalam 20 menit.' Dia mungkin tidak bisa langsung pergi dari ayah Seventeen. Hanya dengan memanggilnya ke tempat ini sejak awal, aku tahu bahwa Ayah seventeen adalah orang yang sangat kuat.

Dia katakan akan 'selesai', tapi kurasa itu berarti 'menyerah'. Dan dia benar-benar akan meninggalkan tempat itu dalam 20 menit. Lalu aku akan menunggu di sini sebentar dan kemudian masuk ke mobilnya dengan nyaman.

Tapi aku masih mengangkat mata dari teks ke papan informasi yang aku lihat tadi, seolah ditarik oleh magnet. Pada saat itu, aku bisa merasakan pergerakan orang-orang yang berdiri di dekatku. Ketika bus tiba, beberapa berdiri diam, dan beberapa berjalan menuju ujung trotoar.

Aku berbalik dan melihat bus mendekat dalam gelap. Ada tiga mobil datang satu demi satu, tetapi ketika aku melihat bus terakhir, aku bergerak tanpa menyadarinya.

Aku merogoh sakuku, mengeluarkan seribu won dan sebuah koin, dan memasukkannya ke dalam kotak ongkos bus. Segera setelah aku naik bus terakhir, bus mulai berjalan. Aku meraih pegangan agar aku tidak jatuh. Melihat keatas tanpa sadar dan melihat peta rute di atas jendela.

'Di depan komunitas lingkungan xx-dong'

Nama halte bus itu tidak berubah bahkan setelah 5 tahun. Apakah itu akan berubah juga?

///

Aku tidak pernah berpikir bahwa aku memiliki ingatan yang buruk, tetapi ketika aku turun dari bus, aku melihat sekeliling seperti seorang wisatawan yang berada di tempat tidak dikenal. Keadaan sudah larut sekitar jam 12, jadi sekelilingnya gelap, tetapi beberapa pemandangan berbeda.

Awalnya, ada jalan layang tidak jauh dari sini, tetapi sudah dirobohkan, dan supermarket di dekat halte bus berubah menjadi restoran. Setelah memeriksa apa yang telah berubah, arah yang harus aku tujuh sudah diputuskan. Karena sebagian besar pemukiman berada di dalam, tidak ada orang di sana bahkan ketika aku naik sedikit dan memasuki gang besar. Jalannya terlihat seperti jalan dalam ingatan, sehingga membuatku mengabaikan perubahan yang terjadi di sekitar.

PAY OFF/V.2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang