CHAP 1

3.9K 114 44
                                    

T/N: Ini lanjutan dari buku 1. Disarankan untuk membaca terlebih dahulu buku 1. Kalian bisa baca buku 1 di akunnya izumirin7

***

"... kalau begitu kamu akan dipulangkan besok... Ahh..."

Dokter menghela nafas, menulis sesuatu lalu menyerahkannya kepada perawat. Dokter muda itu, yang sudah terbiasa merawat luka ku, melihat ke arah aku dan mengatakan ini setiap kali dia melakukannya.

"Bekas luka di luar sembuh dengan baik, tetapi kamu tidak boleh menggerakkan tubuh mu terlalu banyak. Meskipun untungnya pisau itu tidak mengenai organmu, kamu tetap terluka di dalam. Tidak hanya bagian luar tetapi bagian dalam juga perlu sembuh. Peradangan mungkin dapat terjadi... jadi aku tidak tahu apakah ini akan terjadi lagi, jadi jika kamu bergerak terlalu keras... "

"Ya."

Aku memotong kata-kata dokter dan mengangguk.

Ketika aku sudah bisa sedikit menggerakkan tubuh ku, aku melakukan push-up atau berjalan naik turun tangga gedung rumah sakit bolak - balik. Sejak Dokter mengetahui hal ini, dia selalu memarahi aku. Sebagai jawaban, aku hanya memohon untuk mengeluarkan aku setiap saat. Itu karena aku tidak tahan dengan rasa sesak di tubuh ku, jadi aku terus berolahraga. Dokter menurunkan pandangannya ke perutku dan menghela nafas lagi. Sekarang, perban telah dilepas dan kain kasa seukuran telapak tangan dipasang. Itu ukuran kecil yang sepertinya lebih baik untukku, tetapi dokter tidak lupa untuk mengatakan sekali lagi.

"Jangan melakukan olahraga berat."

Aku mengangguk, walaupun tentu saja tidak mungkin. Karena satu-satunya latihan keras bagiku adalah bertarung sampai mati dengan Pisau. Meskipun demikian, dokter tidak lupa menatapku dengan curiga saat dia pergi, mungkin karena jawabanku terdengar tidak pasti. Perawat yang berada di belakang memberi selamat padaku tidak seperti dokter.

"Menyenangkan bisa keluar dari rumah sakit. Tidak ada yang bekerja sekeras Lee Tae-min."

Ada tawa dalam kata-katanya. Dia lalu menambahkan, seolah-olah baru saja memikirkan hal itu ketika aku sedang mengatur pakaian ku.

"Ah, anggota keluargamu yang datang setiap malam untuk tidur, juga akan bahagia. Melihat bahwa kamu selalu tidur di ranjang yang sama tanpa ranjang tambahan, kamu pasti sangat dekat dengan kakakmu, kan?"

"tidak."

"..."

Aku akan menjelaskan bahwa dia bukan saudara laki-laki aku, tetapi aku pikir tidak perlu ada penjelasan. Mengatakan bahwa Torai adalah kakak laki-laki akan membuat seekor anjing tertawa. Aku meninggalkan dia yang masih berdiri dengan muka kaku dan turun dari tempat tidur menuju pintu. Karena malu, dia kemudian bertanya ke mana aku pergi, dan kali ini aku menjawab dengan ramah.

"Tenangkan diriku."

///

Area atap mengambil sebagian besar aktivitas ku selama tiga minggu ini, tidak termasuk masa 1 minggu aku dirawat di unit perawatan intensif. Wajar jika atap kupilih sebagai ruang bagi tubuh ku untuk bergerak bebas, itu karena aku tidak diizinkan keluar dengan mengenakan seragam pasien.

Aku berlari menaiki tangga gedung lantai 7, melakukan 5 putaran bolak balik, dan ketika aku membuka pintu atap, udara malam yang sejuk menyambut aku terlebih dahulu.

"hah hah..."

Aku menghembuskan napas melalui mulut dan mengambil napas dalam-dalam dari udara dingin. Hari sudah larut, jadi aku berjalan ke tepi atap di mana tidak ada orang lain disana dan berdiri di depan kawat berduri yang lebih tinggi dari tinggi badan ku. Aku menarik napas dalam-dalam dan melirik jam tangan. Itu adalah lari yang ringan, tetapi waktu dengan cepat berlalu. Meskipun perut ku masih sakit setiap kali aku bergerak, itu tidak cukup menyakitkan untuk mengganggu ku.

PAY OFF/V.2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang