Untuk 7 Putra Bapak 1

2.1K 159 5
                                    

         Mendengar rumah yang tak pernah absen dari kata 'berisik' mungkin rumah dari Tujuh anak bapak Aswanga lah jawabanya. Rumah sederhana dan minimalis yang diisi oleh Tujuh Putra Aswanga dengan berbagai sifatnya sudah menjadi cirikhas suasana rumah milik Bapak Putra.

Home sweet home, gak! Ini bukan home sweet home. Ini home is 'TAMAN SAFARI' begitu kalau kata si Bungsu Jilo, Ini bukan home sweet home! Soalnya setiap hari gaada ucapan lembut setiap bangun tidur,
Karena cuma ada teriakan Bunda yang neriakin Mas Atar buat bangunin kita.

Untuk 7 Putra Aswanga

"MAS ATAR BANGUNIN ADEKNYA DONG, BUNDA LAGI MASAK GA BISA NIH!!!" Suara melengking milik bunda irana mengedar keseluruh rumah dan sontak membuat si paling tua terbangun.

"Iya bun, atar bangunin dulu" ucap mataram membalas sahutan sang bunda ia mulai beranjak dari tempat tidurnya dan keluar kamar dan menaiki tangga menuju kamar atas keenam adiknya.

BRAK!.

"BANGUN LO ANAK-ANAK BADAK, BUNDA UDAH MAU SELESAI MASAK NOH!"

Merasa terusik si bungsu jilo mulai mengeliat dari tidurnya dan mengedipkan mata berkali-kali agar menetralkan pencahayaan yang masuk kedalam indra matanya.

"Apa sih mas? Pagi-pagi udah berisik ga tau orang tidur apa?!" Sewot Hareksa dengan wajah dongkolnya.

"Ya gue di suruh bunda bangunin lo semua jadi buru bangun sebelum dapet air terjun dadakan" sontak semua saudara Aswanga dengan malas bangun dan beranjak turun dari tempat tidur dan melengar pergi dari kamar menyisakan Nanta yang tengah membenahi tempat tidur yang ia dan kakak adiknya pakai.

"Mas, nanta mau ke kamar mandi dulu ya mas kalau mau duluan sok, nanta mau sikat gigi dulu" dan tentu di angguki oleh mataram ia ikut pergi menyusul ke5 curut badaknya untuk turun menjumpai bunda dan bapak.

Untuk 7 Putra Bapak

"Pagi bunda, bapak" 5 anak itu sontak menyapa sang bunda dan bapak yang tengah menyiapkan piring di meja makan, mereka berlima langsung duduk di tempat masing-masing.

"Lemes banget bapak liat hari minggu ini, kenapa sih?" Tanya bapak dengan raut bertanya.

"Kita di teriakin mas atar pagi-pagi, kuping Cesan sakit pak" celetuk Cesan yang memasang muka jutek pada mataram yang tengah duduk di sebelahnya.

"Sadar king suara lo lebih berisik tau ga?" Balas mataram tak kalah jutek.

"Udah-udah, mas besok kalau bangunin adeknya jangan teriak lagi ya" ungkap bunda irana dengan senyum dan di angguki oleh mataram.

Nanta yang baru turun pun di sambut oleh senyum hangat sang bunda dan bapak, ia segera duduk di samping janu dan mulai membantu bunda menata piring dengan nasi.

"Bapak mau main ke rumah pak joni, anaknya selametan, sekalian mau silaturahim sudah lama bapak tidak main kerumahnya" ucap bapak meminta izin kepada bunda dan di angguki oleh bunda.

"Bunda juga ikut ya pak? Bunda juga mau ketemu mba tania" bapak mah iya-iya aja lagian enak juga bisa berduaan sama istrinyakan?

"Jilo mau ikut ndaaa" ucap jilo menyaut dengan mata berbinar.

"Jilo di rumah ya sama yang lain? Nanti di sana nda sama bapak lama, kamu nanti bosen lagi, lagiankan ada mas Cesan, Cesan kamu jagain Jilo ya kalau main sama temenya ajak Jilo, jilonya juga di jagain jangan lalai oke?" Nasihat bunda langsung di acungi jempol oleh Cesan walau sambil bersungut-sungut gagal ia main basket sama anak komplek kalau ada Jilo, Jilo itu rewel Cesan baru main sebentar Jilo udah minta pulang.

Kasian sekali nasib minggu pagimu Cesan.

"Bang Egan mama titip adek-adek kamu ya? Kalau ada yang bandel lapor bapak nanti bapak lapor bunda" ucap bapak dengan menaikan alisnya berkali-kali terkesan seperti pedofil yang memcari bocah.

"Iya bapak"

"Janu besok kamu lomba futsal di mana? Nanti bapak biar dateng sama adek-adek kamu" janu yang merasa terpanggil menatap bapak dan mengeleng sebagai jawaban

"Bapak gausah liat mas lomba bapak di rumah aja, mas gapapa kok"

"Ih mas janu kok gitu? Cesan mau liat mas main bola terus gocek gocek lawan!" Ucap cesan antusias

"Tuh si Cesan aja pengen liat kamu kok, udah gapapa besok bapak libur, gaada penolakan, istirahat ya bang biar besok sehat bugar!" Janu menangapi dengan angukan kecil

Ia sangat bersyukur terlahir di keluarga aswanga, mempunyai bunda irana yang penyabar dan mempunyai bapak putra yang sangat baik.
Minggu pagi di keluarga aswanga memang sangat sederhana namun bermakna, menurut mereka menghabiskan minggu dengan mengobrol bersama bapak adalah hal yang paling seru, biasanya bapak akan bercerita aib ketujuh anaknya membuat semua anak aswanga yang mendengar tertawa walau sasaran terlihat sangat kesal karna di tertawakan.

see you in the next part!
do not forget to Vote and comment.
Bye byeee

Untuk 7 Putra Bapak.Ft NCT DREAM [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang