Untuk 7 Putra Bapak 6

696 99 5
                                    

Suasana pagi hari di keluarga Aswanga cukup terlibilang sangat padat, 7 Aswanga harus bangun di pagi buta untuk bersekolah

"Pagi ndaa" itu Nanta, anak manis yang membuat bunda selalu senang di dekatnya karna Nanta suka sekali membantu bunda dalam hal pekerjaan rumah, calon yang sangat di idamkan, Nanta tentu sangat mahir dalam memasak tak jarang masakanya ludes di habiskan 6 badak Aswanga yang sangat rakus.

"Eh Nanta?, udah bangun ya sayang. Siap-siap kamu berangkat pagikan?" Nanta memberi angukan dan di hadiahi oleh senyum manis bunda

"Kalau gitu ini bunda masukin tasnya ya, biar Nanta laper tinggal makan bekel." Dari 6 Aswanga bersaudara selain Jilo. Nanta sangat suka jika di bawakan bekal oleh bunda bahkan Nanta menolak di beri uang saku untuk ia jajan di kantin uang sakunya kerap kali ia tolak dengan alasan "Uang Nanta buat di tabung aja nda"

BRAKK!!

Ketenangan dalam rumah keluarga Aswanga tidak akan bertahan lama kalau bukan Mas Hareksa yang pecicilan ya yang pasti si bungsu jilo

"NDAAAA!! MASS EKSAAA MAU JOROKIN JILO KE PARIT SAMPING GUDANG PAK RT!" Ya begitulah pagi indah di keluarga Aswanga ada manis asem kecutnya juga dapet

"Ndaa~ mas Eksa mau jorokin Jilo ke parit:(" ucap jilo dengan muka memohonya agar sang bunda dapat memarahi Hareksa karna ingin melakukan tindak kejahatan

"5 + 5 CEPULUH!" kali ini giliran Hareksa yang mengeluarkan kodamnya setelah si bungsu

Tak lama datang bapak dengan bantal guling yang masih senantiasa bapak peluk dan dengan buru-buru ia keluar dari kamar gawat jata bapak.

"APANIH PAGI-PAGI?!" Sepertinya yang ke tiga ini di pegang oleh bapak

Sepertinya Aswanga bersaudara di tambah bapak harus ikut audisi menyayi dengan hight note, di jamin lolos

Bunda yang jengahpun tak memperdulikanya ia beralih untuk menaiki tangga untuk mengecek Aswanga lainya.

Untuk 7 Putra Bapak

6 Aswanga bersaudara sudah sampai di lingkungan sekolah, mereka benci sekolah. Mereka lebih memilih untuk bermanja-manja pada kasur masing-masing yang membuat kenyamanan tersendiri bagi 6 Aswanga.

Namun tak sepenuhnya membenci untuk pergi kesekolah, mereka senang karna bisa bertemu dengan pujaan hati masing-masing walau tanpa hubungan dan kepastian.

"Lemes bree belum di semangatin ayang" sautan Hareksa mengundang gelak tawa bagi Aswanga bersaudara

"Makanya pepet terus Mas kak Riananya nanti keburu Mas Hyuda yang pepet duluan" seru cesan membuat Hareksa mendelik tajam

"Teteh Riana Tunggu dedek! Dedek akan secepatnya melamar teteh!" Hareksa memang sangat cocok menjadi aktor, karna sangat drama.

"HAHA EMANG KAK RAINA MAU SAMA LO?" Januar tak kuasa menahan tertawa yang membuat muka Hareksa makin tertekuk

"Belajar dulu Hareksa Putra Aswanga, ngelamar saya urusan belakang." Bukan ini bukan 6 aswanga bersaudara yang menyaut melainkan-

"KAK RAINA!" Kompak Aswanga bersaudara, yang di balas senyuman manis oleh kakak kelas tingkat mereka.

Hareksa? Mungkin sekarang ia cocok untuk jadi sajian di kedai sefood, karna wajah Hareksa sangat menerah bak lopster rebus.

Sepersekian detik terdengar bunyi dentuman keras.

Reygan menatap malas kepada saudara-saudaranya yang minus ahlak

"Bangun kalau ga mau ikut di sapu sama mang dudung" ucap reygan lalu memilih untuk berjalan menuju kelasnya sendiri

Tolong bawakan ambulan untuk Hareksa sungguh ia seperti pasien yang tengah sekarat!

"Sini saya bantu" uluran tangan putih raina membuat Hareksa makin dag dig dug ser, namun ia takan kehilangan kesempatan itu ia mengengam tangan sang kakak tingkat dan di bantu dorongan oleh Raina.

"Lain kali kalau mau jauh liat dulu, di bawah kamu kotor atau engga, coba liat sekarang, keliatan kayak anak kecil habis main pasir tau ga?" Kekeh Raina yang mengusap pelan punggung dan puncuk kepala Hareksa.

Tontonan yang sangat bagus untuk di lihat Aswanga bersaudara di pagi hari ini.

see you in the next part!
do not forget to Vote and comment.
Bye byeee

Untuk 7 Putra Bapak.Ft NCT DREAM [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang