Who ?

70 48 19
                                    

"Gue diam bukan berarti gue gatau semuanya"  XXXXX

ooo0ooo

Gr Group sedang riuh riuhnya, beberapa tangkapan layar terjadi oleh wartawan, tak sedikit juga yang meminta direktur perusahaan itu datang, warga sekitar pun ikut mendemo sambil membawa beragam sayuran dan dilempar disudut kaca.

"WOI KELUAR! ANJING"

"ANAK GUE SAKIT PERUT GARA GARA MINUM MINUMAN LO!"

"SITA AJA DI PERUSAHAAN..."

Ferna, ayahnya Gaza baru saja sampai dari perjalanan rumahnya mendapat kabar bahwa perusahaannya sedang diambang lautan segera ia melajukan mobil miliknya.

Benar benar itu anak, ngak bisa diuntung Batinnya membicara.

Menatap perusahaannya yang dipenuhi ratusan cairan telur, Ferna memilih melalui jalanan belakang, betapa shocknya ia ketika mendapati para pekerjanya sudah tergeletak tak berdaya.

ooo0ooo

Berkali kali, perawat serta dokter mondar mandir. Ruangan dengan suhu yang dingin ditambah pakaian khusus berwarna biru membuatnya menjadi pengap, pasien yang ditangani dua dokter tampan itu divonis membutuhkan empat kantong darah.

"Dok, Ayahnya nelpon" kata suster sembari menampakkan telepon milik Gaza.

"Angkat, dan bicara seperlunya"

Suster itu mengangguk.

"Hallo pak...kami dari pihak rumah sakit, dengan orang tua Algazandra Audya?"

Ferna mengrenyitkan kening, "Iya saya ayahnya, anak saya kenapa?" 

"Anak bapak sedang berada dalam tanganan ICU dan membutuhkan empat kantong darah"

Ferna mengepalkan jemarinya, "Yasudah,"

Tit...

Melody sudah lebih dulu melaju mobil kearah rumah sakit, eits dia tidak sendiri melainkan bersama Kenzie.

"Seinget gue golongan Gaza sih O+"

"Lo udah berapa lama kenal Gaza?" tanya Kenzie.

Melody menjawab, "Mungkin sekitar...9 tahun"

Kenzie mengangguk, mobil yang Melody kendarai menikung ke sebuah rumah sakit nasional di Indonesia. Keduanya langsung turun menuju ruangan ICU.

Dari ujung lorong, Melody dan Kenzie menatap seorang perempuan dengan blazer berwarna cream sedang mondar mandir, sepertinya Melody tidak mengenalnya, tanpa menunggu Melody mempercepat langkahnya.

Melody berdeham membuat perempuan itu menoleh.

"Siapa, ya?" tanya Melody.

Perempuan itu segera menurunkan kacamatanya, lalu terkekeh sejenak, "Saya Ayyara Casioplia"

Melody tampak tidak menyukai wanita didepannya ini, matanya seolah menyusuri setiap gerak gerik Ayyara.

𝙰𝚕𝚙𝚑𝚊 𝙹𝚘𝚞𝚛𝚗𝚊𝚕 | Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang