You're the One

51 40 15
                                    




Hari ini Algazandra kembali bekerja dengan pekerja yang kemarin rehat sejenak dirumah masing masing, perusahaan kembali seperti awalnya, dua hari yang lalu Gaza memanggil cleaning service untuk dibersihkan kembali.

Kerusakan perusahaan cukup membuat kelimpungan, beberapa CCTV rusak dan sebagian kaca terdepan hancur namun sudah terganti dengan Gaza yang memiliki uang hingga tak terhitung.

Sebenarnya, warga belum menyetujui perusahaan tersebut akan dibuka kembali namun, atas paksaan dari pihak hukum terpaksa keputusan ada ditangan mereka, suka tidak suka ya dibuka.

+62 2976383801
Sent a Video

Gaza membalikkan ponselnya ke arah kiri dan menekan tombol putar di ponselnya.

"Kenzie, lo harus jadi orang yang ngedukung gue oke...." kata Melody memperingati.

"Gu-

"Gue pengen buat Gaza, menderita selamanya....ya walau kita udah sahabatan 9 tahun-an tapi itu semua pencitraan gue Kenzie, lo harus ada di pihak gue"

Untungnya saat itu, Gaza tidak lemot, ia menatap dalam pada wanita di video itu, tak lama dentingan notifikasi muncul kembali.

+62 29763838801
Lo engk sndri, gue bantu lo...skrng gue d phk lo, Algazandra.

Gaza memilih tidak membalas pesan tersebut, ia yakin pada dirinya bahwa dirnya mampu melewati berbagai insiden yang terjadi.

"Za, gue pergi sebentar ya...lain kali kalo ada apa apa jangan sungkan buat bincangin sama gue oke, bye sayang" 

Ayyara tersenyum sambil meninggalkan tempat itu, tujuannya hari ini ingin mengungkap kejahatan yang ada.

Mata Athur yang tak hentinya menatap perempuan itu, "Za, itu siapa?" tanyanya.

"Pengacara"

Gaza melanjutkan jalan ke ruang pribadi yang berada di lantai 9 diikuti Brian dan Athur dibelakangnya, ruang pribadinya itu mengalami kerusakan yang cukup parah, untungnya satu ruangan kosong dibagian ujung, dibantu oleh kedua cowok tampan itu untuk memindahkan meja dan barang barangnya yang masih layak.

Seperti yang kita tau, Ayyara dan Kenzie membuat janji kepada Ferna untuk bertemu di kafe terdekat gunanya membahas hal yang mungkin diluar dugaan Ferna.

"Kak!" panggil Ayyara mengacungkan tangannya pada pelayan disana.

Pelayan itu segera membawa daftar menu dan selembar kertas, "Ini kak, menunya..."

"Om ngak usah" timpal Ferna.

"Gue Cappucino deh" lanjut Kenzie.

"Yaudah kak, Cappucino-nya dua, ya" jawab Ayyara.

"Om, terima kasih banyak kepada kamu udah bantu om, ungkap kejahatan ini?"

Ayyara menoleh sejenak kepada Kenzie lalu tersenyum, "Jangan sungkan, om"

Mendengar respons tersebut, Ferna hanya mengangguk.

"Om, ini Ayyara...dia pengacara ternama selama 4 tahun ini di New York" jelas Kenzie memperkenalkan, penyataan tersebut mampu membuat Ferna mengangguk tak menyangka, sedangkan wanita berusia 31 tahun itu hanya terkekeh.

Kemarin malam, Ayyara sempat meminta nomor WhatsApp Ferna pada Gaza.

+622249907821 1
Sent a Video

"Om boleh coba buka pesan di hp" mendengar pinta Ayyara membuat Ferna kembali merogoh ponselnya di saku kiri belakang jasnya, sebelumnya Ferna menatap Ayyara lagi namun, melihat tatapan alis yang naik, Ferna langsung membalikkan ponsel dan menekan tombol pause di layar itu.

Siang itu, seorang perempuan check in di perusahaan itu, Gr Group juga memfasilitasi hotel yang ternama namun terbatas, perusahaan itu fokus pada produksi yogurt yang telah jalan 10 tahun belakang ini.

Setelah diberi kartu kamar berukuran kecil, perempuan itu langsung melangkah ke lift dan berhenti di lantai 3 tempat ia beristirahat, hanya ada tas kecil yang ia bawa.

Setelah berada di penginapan itu, ia sempat mengecek apakah ruangan itu di pantau CCTV dan yah, ruangan itu dilengkapi CCTV namun, mendengar perintah Ayyara dari earphone kecil ditelinganya yang tertutup oleh rambut ia menjalankan sesuai perintah saja.

Siang itu juga ia membuka tas-nya yang berisi drone, dan langsung saja ia membawa drone itu menuju lantai 1 tepatnya di bagian dapur.

Perempuan itu langsung menaruh drone itu, padahal kalau di lihat lihat keadaan tersebut cukup tidak memungkinkan, perempuan itu segera mendekat ke arah vas bunga dan disembunyikannya di dalam sana.

"Hei kamu! ngapain...?" tegur salah satu satpam sambil memegang segelas kopi.

Perempuan itu langsung menjelikan mata namun sesaat ia mampu mengondisikan raut wajahnya, "Oh,, ngak pak, saya lagi manggil salah satu staf disini, kamar saya AC nya ngak idup, pak" jelasnya.

Satpam itu mengangguk.

Perempuan itu lalu menepuk kedua tangan seolah membersihkan debu sambil tersenyum ia kembali ke ruangan dan langsung meninggalkan Gr Group alasannya ingin menghirup udara sejenak di taman terdekat.

tepatnya pukul 18.57, segerombolan cowok check in di hotelnya Gr Group yang tak lain adalah orang bayaran Melody, salah satunya menyelinap ke dapur lewat pintu belakang dan menurut informasi yang didapatkan Melody tepat pada pukul 19.00 seluruh staff dan para pekerja disana berkumpul sejenak di ruang utama lantai 1.

Melody itu menaruh bangkai tikus di dekat kulkas flezzer dan tak lupa ditaburinya gincu merah seakan akan darah dari si tikus, dan jangan lupakan pada adonan yogurt mereka menaruh racun mematikan didalamnya.

Tak heran jika warga ikut mendemo, para staff disana juga menjual produk yang diracuni terlebih dahulu.

Ferna langsung menatap kedua orang itu dengan tajam, satu tangannya terkepal kuat dan satunya lagi melonggarkan dasi, tak lama pelayan datang membawa pesanan mereka.

"YANG MENARUH INI, MELODY...?" tanya sambil mengertakkan giginya.

"Awas saja bocah tengil itu, berani sekali dia mencurangi anak saya..." katanya penuh dendam.

Yang ikut serta pada kasus itu hanya Melody dan segerombolan cowok tadi, beda dengan Kenzie, cowok berdarah china itu memilih mendiamkan dirinya di balkon kamar

+6222499807821 1
Sent a Video

Sore itu juga, Kenzie melajukan motornya kearah Gr Group, ia yakin bahwa Gaza sebentar lagi akan mengetahui rencana jahat ini, sesuai niatnya tadi, Kenzie yang disapa Rayanza itu menaruh kamera kecil yang dapat terhubung ke ponsel di kedua jalan lintas menuju Gr Group.

Dan benar selang beberapa jam, seorang cowok yang tak lain komplotan Melody memalak ojol untuk memberikan jaket grab-nya bahkan ia sempat sempatnya menendang perut ojol tersebut ketika ojol itu bertanya untuk apa.

"Mobilnya warna merah" ingat cowok itu ketika Melody berkata.

Dari arah jalan, cowok itu melihat mobil merah dan Gaza didalamnya sebab kaca nya terbuka sambil mengerutu, dengan cepat cowok itu memasang pengaman di tubuhnya dilapisi oleh jaket grab.

Nihilnya, Gaza memutar pedal mobil hingga menumbur tiang listrik dekat dengan rumah warga.

"Kamu ikut serta, Kenzie?" tanya Ferna sangat geram.

Kenzie menghela napas sejenak, "Saya memang ikut serta om, awalnya saya hanya ingin mengenal Gaza lebih dalam namun, Melody mengartikannya lain, pada saat insiden, saya hanya tau rencananya om, tapi saya ngak ikut serta"

"Jangan pernah bermain sama Ferna, atau Melody itu akan menanggung nasib buruknya,,,," katanya dengan nada berapi.

"Tapi ingat, jangan omong ini pada Gaza....." peringat Ferna.

Kenzie dan Ayyara saling melemparkan pandangan sambil tersenyum berdesis layaknya yes....






𝙰𝚕𝚙𝚑𝚊 𝙹𝚘𝚞𝚛𝚗𝚊𝚕 | Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang