Seluruh atensi siswa SMA Dirmajaya di alihkan ke arah parkiran saat daniel dkk keluar dari mobil sportnya masing-masing.
" Daniel aku padamu ."
" Kapan gue bisa dapet cowok kece kayak mereka ."
" Andai aja gue jadi pacar salah satu dari mereka ."
" Mimpi aja terus sampe mampus ."
" Lagian nih ya gantengan juga si Tio daripada si daniel."
" Emang sih tapi tetep Daniel number wahid ."
Begitulah kira-kira bisikan yang terdengar dari kaum wanita saat melihat mereka muncul.
Sedangkan, di depan gerbang sekolah terlihat mobil suv putih memasuki area parkiran. Siapa lagi jika bukan Reina Putri Danesya sang ulat bulunya daniel.
Walaupun mereka tahu bahwa reina dan daniel belakangan ini hubungannya sedikit membaik meskipun sikap daniel masih dingin.
Tapi mereka tidak tahu bahwa hubungan di antara dua makhluk tersebut kembali buruk atau mungkin tidak akan pernah membaik? Entahlah.
" Liat tuh cabenya si daniel ."
" Pasti langsung nemplok sambil manja-manja ."
" Percuma cantik tapi gatel ."
" Rein harusnya lo itu lupain daniel terus pacaran deh sama abang haha ."
" Lo tuh cantik tapi bego ."
" Ini nih biang gatelnya dateng ."
" Heran deh gue sama dia kok bisa gitu gak punya malu sedikitpun padahal si daniel kan udah punya pacar ."
Telinga dan hatinya panas mendengar cibiran dari teman-teman sekolahnya. Padahal mereka tidak tau apa yang sebenarnya terjadi.
Reina mencekal lengan daniel saat dia hendak pergi " Niel ."
Daniel menghempaskan tangan yang menghalanginya dengan kasar tanpa menoleh bahkan menyahutpun tidak, lalu ia bergegas meninggalkan area parkir.
Melihat kejadian itu tentu siswa siswi yang ada disana langsung ricuh seketika.
" Bukannya kemaren mereka baik-baik aja ya kok sekarang...."
" Waaah sekalinya lonte tetap lonte ya kawan ."
" Udah ditolak berapa kalipun masih tetep ngejar-ngejar si daniel ."
" Emang, definisi muka tebal tuh gitu ."
" Kenak mental gak tuh ."
Tidak tahan dengan cemoohan orang-orang, rein langsung meninggalkan parkiran.
GEDEBAK BUKKK
Pintu sekolah di tendang dan meja yang di tempati reina di gebrak membuat semua penghuni kelas 11 Mipa-2 kaget.
" Rein masa iya lo dibilang lonte sih emang bener kata anak-anak kalo daniel kasar sama lo ? ."
" Kenapa? ."
"Bukannya kalian baik-baik aja ya? Kok bisa sekarang gitu lagi ." pertanyaan berturut-turut yang di lontarkan kedua sahabatnya membuatnya bungkam
" Rein jawab dong ." kini risa geram dengan keterbungkaman reina seolah-olah itu memang benar adanya.
Reina hanya memberikan tatapan lesu ke arah sahabatnya itu.
" Jadi bener apa yang mereka bilang ." ucap brisia setelah melihat respon dari rein.
" Wah emang anjing tuh cowok maunya dia apa sih mainin lu terus hah, pengen gue bejek terus jadiin perkedel umi gue kali ya ." risa dengan emosi dan mata yang menyiratkan kebencian serta tangan yang seperti sedang menumbuk.
" Yaudah kali ini gue setuju sama lo ." timpal brisia.
Tiba-tiba rein angkat bicara " Dia amnesia..." agak menjeda kalimatnya.
" Kayak dulu ." lanjutnya.
" Emang iya? Tapi kok dia kayak benci sama lo, dulu kan pas dia amnesia cuma gak kenal sama lo kok sekarang...." ucapannya terpotong saat rein membuka suara.
" Dia sekarang amnesia jangka pendek, mungkin... mu...mungkin... Dia inget pas lagi benci sama gue ." tenggorokannya seperti tercekat oleh sesuatu yang menyakitkan dan matanya mulai berair.
Keduanya terdiam saat mendengar penjelasan reina.
" Jadi sekarang dia benci lagi sama lo ." tanya risa dengan sorot kasihan dan hanya mendapat anggukan dari rein sebagai jawabannya.
" Yang kuat yah lo pasti bisa lewatin ini semua lagi kayak dulu ." ujar brisia menenangkan.
" Gue gak pantes bahagia yah? gu...gue gak pantes dapet cinta dari orang yang gue suka? Apa gue gak pantes ." lirih reina.
Brisia memeluk kepala reina ke arah perutnya sambil mengusap pelan punggungnya. " Kata siapa lo gak pantes? lo pantes kok rein, lo pantes bahagia iya gak ris? ."
" Yoi ." jawabnya lalu meneluk mereka berdua.
" Udah ah termehek mehek nya! masih pagi juga mana bentar lagi bel masuk bunyi ." protes risa.
Lalu mereka duduk di bangku masing-masing. Brisia yang sebangku dengan rein pun masih mengusap punggungnya pelan dan menenangkan.
Lebih suka part yang panjang apa sedikit sih?
KAMU SEDANG MEMBACA
Forced
Fantasy¥~Update sesuai mood~¥ " Aku menyesal ." " Dan terpaksa melepas semuanya ." •~• " Dari semua keterpaksaan itu ." " Kini menjadi keindahan yang tak terbayangkan ." ...