Jam alarm berbunyi menunjukkan pukul 05:10 . Gadis itu mematikannya dan segara bangun dari tempat tidurnya, matanya terbuka dengan kantung mata yang turun dan menghitam karna semalam ia baru tidur di jam 03:50 dini hari setelah menangisi perlakuan laki-laki tak berakhlak satu itu.
Di dunia nyata dan di dunia novel pun yang namanya manusia ga ada akhlak tetap gak punya akhlak.
Canda akhlak :v
Ia segera turun dari ranjang empuknya dan masuk ke dalam kamar mandi untuk bersiap-siap ke sekolah.
Setelah selesai mandi dan memakai seragam sekolahnya, ia beralih ke depan meja riasnya dan memakai skincare rutinnya setiap pagi. Tapi dia tidak memakai bedak sama sekali. hanya toner, serum, essence serta tabir surya agar wajahnya tak menghitam saat sedang diluar dengan cuaca panas, meskipun sekarang kantung matanya yang sedikit hitam.
Setelah selesai, ia pun segera turun ke bawah untuk sarapan bersama sang kakak tercintah dan duduk di hadapan kakaknya itu.
" Tumben gak tereak-tereak di pagi hari yang cerah ini, eh kenapa tuh matanya jelek banget ." setelah menyadari ada yang mengganggu penglihatannya.
" Biasa abis maraton drakor ." jawabnya berbohong padahal dia habis menangisi manusia tak berakhlak.
" Kebiasaan, padahal sekarang hari sekolah bukan hari libur, biasanya juga kalo nonton suka hari libur ." tanya nya heran.
" Ya namanya juga khilaf mana tau hari libur dan hari biasa ." elaknya.
Liam hanya memutar bola matanya malas mendengar alasan sang adik.
" Udah cepet sarapannya ntar kesiangan, lagian mandi aja satu abad ."
" mana ada satu abad, nih buktinya masih di hari,minggu,bulan dan tahun yang sama ." menggunakan jarinya untuk menghitung semuanya.
Gimana liam gak bilang satu abad kalo cewe tengil menurutnya itu mandi dari jam 05:10 dan baru keluar di jam 06:40 sedangkan bel masuk sekolahnya pun jam 07:30 mana jarak dari rumah ke sekolah itu lumayan jauh.
" Serah cewe ae dah yang selalu ingin menang jika di ajak debat ." sudah ke berapa kali ia memutar bola matanya malas mendengar ocehan yang keluar dari mulut reina yang tak mau kalah darinya.
" Iya dong harus ." mengendikkan bahunya dan memutar bola matanya songong.
" Dih ."
•~•
Sementara di rumah sakit, seorang pria baru bangun dari tidurnya dan bermimpi tentang kejadian semalam.
" Sebenernya mereka itu siapa sih kok nama yang mereka sebut kayak pernah gue denger, tapi dimana yah ." berfikir keras untuk mengingat kejadian kemarin.
Selang beberapa lama ia tersentak dan teringat bahwa nama-nama yang disebutkan mereka kemarin itu adalah nama dari para tokoh novel yang selalu erno ceritakan padanya.
Ya, meskipun erno menganggap bahwa ednan tak pernah mendengarkannya bercerita tentang novel itu, tapi kenyataannya dia mendengarkannya meskipun tidak terlalu serius. Bagaimana tidak mendengarkannya, orang si erno tiap hari cerita, mana di hadapannya langsung pula. Mau tak mau perkataan itu masuk ke telinganya meskipun langsung keluar sih tapi tersimpan di memorinya.
Ya sekarang dia ingat bahwa nama yang disebutkan reina kemarin adalah sebagian dari para tokoh di dalam novel itu. Tapi mengapa dia ada disini? Apa dia mengalami transmigrasi jiwa? Bagaimana keadaannya di dunia sana? apakah sudah mati dan dikubur.
Pikirannya bergelut dengan pertanyaan-pertanyaan yang muncul di benaknya.
Lalu dia berperan sebagai siapa disini?
" Oh daniel, bukannya cewe itu manggil gue daniel ." gumamnya saat teringat panggilan rein terhadapnya.
" Daniel siapa ya? Gue gak inget nih ah ." merasa frustasi mengingat semua itu dan mengapa ia dilempar kesini.
Plak...
Ia menepuk jidatnya saat teringat siapa itu daniel dan berperan sebagai apa seorang daniel " Daniel kan tokoh utama pria bodoh di novel itu kan, terus yang namanya reina itu pelakor kan ."
" Tapi kok si Cecil gak keliatan jenguk gue ya? secara dia kan pacarnya si daniel ."
" mungkin pas si daniel belum sadar kali ya si cecil jenguknya ." pikirnya.
" Iya mumgkin aja ." lanjutnya meyakinkan.
Padahal memang benar jika cecil tidak pernah menjenguknya selama ia di rumah sakit ini. Hanya rein yang rutin menjenguknya sepulang sekolah hingga larut malam untuk menemaninya.
Sreettt....
Ia menoleh saat pintu dibuka dan muncul seorang wanita paruh baya yang kemarin menyebut dirinya mama bersama pria paruh baya yang ia yakini adalah papanya daniel.
" Kamu udah bangun sayang? Sarapan dulu yuk, nih buburnya baru dateng ." saat ingin masuk ke ruangan daniel mereka tidak sengaja berpapasan dengan perawat yang memberikan makanan untuk pasien, jadi farah membawanya sekalian ke dalam.
Farah menghampirinya lalu menyuapinya tapi ditolak oleh daniel, katanya ia bisa sendiri dan bukan anak kecil yang disuapi emaknya.
Papa daniel melihat anaknya dengan wajah datarnya. Sejak daniel berpacaran dengan aline dia jadi anak pembangkang dan tidak punya sopan santun. Kecelakaan yang daniel alami saat ini pun gara-gara wanita itu karna minta ditemani dengan alasan takut karna keadaan sedang hujan lebat disertai petir dan gemuruh dan orang tuanya sedang dinas ke luar kota.
Ia hanya ingin anaknya itu dekat dengan reina karna sudah dari sejak kecil mereka bersama, namun entah hasutan apa yang diberikan wanita ular itu hingga merubah anaknya yang sekarang berprilaku kasar dan pembangkang.
•~•" Rein !! ." teriak seseorang mengagetkannya dari lamunannya sepanjang koridor.
Ia menoleh dan mendapati risa sedang berlari ke arahnya di ikuti brisia dari belakang.
" Daritadi dipanggil juga ga nengok-nengok budek ya lo ." ucap kinan kesal karna teriakannya tidak di gubris sampai suaranya hampir habis.
" Iya nih capek tau lari sambil tereak-tereak gitu ." timpal brisia.
" Siapa suruh lari-lari sambil tereak ." ucapnya malas.
" Ya elu budeknya haqiqi ampe semua orang liatin kita tapi yang dipanggil malah anteng jalan kedepan ." omel risa.
" Lagian mikirin apa sih sampe gak denger teriakan membahana kita berdua ." tambahnya.
" Gapapa cuma lagi mikirin tugas kimia ."
Dan ia baru teringat jika pelajaran pertama adalah kimia dan memang benar ada tugas dari bu Liona yang belum ia kerjakan sama sekali. Ia menepuk jidatnya " Oh iya gue belum ngerjain tugasnya sama sekali ." sedikit berteriak lalu berlari dengan kecepatan penuh menuju kelasnya meninggalkan mereka berdua.
" Tu anak kenapa dah ." tanya risa yang direspon brisia hanya mengendikkan bahu.
" Setau gue dia gak pernah lupa ngerjain tugas selain karna ,,,,, ."
Mereka berdua saling tatap seperti melakukan komunikasi batin dan pikiran.
Sekian dulu cerita yang saya publish dan terimakasih yang sudah menyempatkan diri kesini. Jangan lupa vote, komen, share and follow
Lopyu ol❤
KAMU SEDANG MEMBACA
Forced
Fantasi¥~Update sesuai mood~¥ " Aku menyesal ." " Dan terpaksa melepas semuanya ." •~• " Dari semua keterpaksaan itu ." " Kini menjadi keindahan yang tak terbayangkan ." ...