Act 3

444 59 1
                                    


Tok! Tok! Tok!

Jungkook baru saja selesai mandi saat pintu rumahnya di ketuk oleh seseorang. Ia meletakkan handuk di tempatnya sebelum berjalan ke pintu depan.

Cklek.

Sosok Jiwoo terlihat ketika Jungkook membuka pintu. Guru wanita itu datang ke rumahnya di pagi hari yang seharusnya guru itu pergi ke sekolah.

“Oh, Choi ssaem. Silahkan masuk, ssaem.” Jungkook sedikit memberi ruang agar Jiwoo bisa masuk kedalam rumahnya.

Jiwoo masuk dan melihat kondisi rumah Jungkook yang hampir kosong. Tidak terlalu banyak furnitur yang ada disana. Hanya cukup untuk beberapa orang tamu.

“Silahkan duduk, ssaem.” ucap Jungkook, memersilahkan.

“Terima kasih, Jungkook-ah.” Jiwoo duduk di sofa usang itu.

“Maaf, ssaem. Kondisi rumahku hanya seperti ini.”

“Tidak, ini tidak apa-apa.”

“Jadi, ada perlu apa ssaem datang kemari?”

Ssaem kemari untuk mengucapkan duka cita atas meninggalnya appamu kemarin. Maaf, ssaem baru bisa datang hari ini.” ucap Jiwoo merasa bersalah.

“Tidak apa, ssaem. Dan terima kasih sudah datang kemari.”

“Oh, ssaem membawa makanan untukmu.” Jiwoo meletakkan sebuah paper bag cukup besar di atas meja. “Dan ada beberapa hal yang mungkin bisa membantumu.” tambahnya.

“Terima kasih, ssaem.”

“Jungkook-ah, maaf ssaem tidak bisa menjagamu dengan baik disekolah.” ucap Jiwoo dengan meraih tangan Jungkook. Jungkook mengangkat pandangannya untuk melihat gurunya itu.

“Maaf, ssaem tidak bisa membuatmu bisa terus bersekolah. Maaf.”

Ssaem. Itu semua bukan salah ssaem. Memang ini sudah menjadi jalan yang harus aku putuskan. Ssaem sama sekali tidak bersalah. Aku yang sangat berterima kasih karena ssaem begitu perhatian denganku.” ucap Jungkook, tulus.

Ssaem tau, kau anak yang baik, Jungkook-ah. Seperti appamu yang selalu membantu orang lain tanpa mengharapkan balasan apapun. Kau anak yang baik.”

Ssaem mengenal appaku?” tanya Jungkook, yang terkejut mendengar perkataan Jiwoo mengenai Donggun.

“Iya. Ssaem mengenal appamu. Kami berada di satu universitas yang sama.”

Appa pernah berkuliah? Bukankah appa hanya lulusan sekolah menengah atas?” bingung Jungkook.

“Tidak. Donggun-ssi merupakan murid terbaik di sekolahnya dulu. Bahkan universitas sendiri yang menawarkan kuliah untuk Donggun-ssi. Dengan mengambil jurusan bisnis managemen, Donggun-ssi dikenal seluruh universitas. Ya, appamu sangat terkenal dengan kepandaiannya di universitas bahkan sejak awal menjadi mahasiswa baru.” cerita Jiwoo, kembali mengingat masa lalunya dulu.

“Donggun-ssi sering mewakili universitasi untuk menjadi juru bicara di pertemuan-pertemuan besar. Sering mengikuti seminar bisnis dan bahkan menjadi motivator. Itu semua karena rancangan bisnisnya yang sangat hebat dan di akui oleh seluruh profesor di universitas. Bahkan Donggun-ssi juga sudah di rekrut oleh perusahaan besar dan diberikan posisi tinggi disana. Itu belum ada satu semester masa perkuliahan, dan appamu sudah begitu sukses.”

“Jika appa memang sepandai itu, sepenting itu, bahkan seterkenal itu, lalu kenapa sekarang jadi seperti ini, ssaem? Kenapa hidupnya hanya penuh dengan berjudi, menjadi gangster, bahkan sampai buronan polisi? Apa ssaem tidak salah mengenali orang?” Jungkook terlihat sangat tidak percaya dengan semua cerita Jiwoo. Tapi, Jiwoo menggelengkan kepalanya.

Devil's Arrow [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang