Bruumm.
Motor itu berhenti di depan sebuah tempat yang penuh dengan barang-barang bekas. Kebanyakan mesin-mesin mobil dan beberapa rangka yang sudah berkarat terlihat menghiasi halaman depan tempat itu. Terlihat seperti bengkel yang sudah lama beroprasi.
“Apa kau tidak ingin turun?”
Perkataan orang itu membuat Jungkook tersadar. Ia segera turun dari motor itu dengan sedikit canggung. Ah, omong-omong, Jungkook baik-baik saja. Tidak ada luka sama sekali, meski ia di bonceng oleh orang yang terluka itu. Setidaknya, kesadaran orang itu tidak terganggu sama sekali.
“Ikut aku.” Orang itu berjalan pergi. Jungkook hanya bisa mengikuti orang itu. Mereka masuk ke tempat itu.
Saat memasuki tempat itu, Jungkook tidak mengira jika di dalamnya ada banyak orang yang sedang sibuk memerbaiki beberapa mobil. Semua terlihat sangat sibuk dengan pekerjaan masing-masing saat ia melewati tempat tu.
“Bos, aku sudah membawa orangnya.” ucap orang itu, memanggil seseorang dan menunjuk Jungkook yang ada di belakangnya dengan gerakan kepalanya.
Plak!
“Sshh! Kenapa bos memukulku?!” sentak petugas itu saat pria dengan tubuh gempal yang di panggil ‘bos’ itu melayangkan pukulan di kepalanya.
“Kenapa kau membawanya kemari?”
“Bukankah bos sedang menunggu kedatangan bocah ini? Aku sudah membawanya kemari.”
“Aku menunggunya, tapi kau tidak harus membawanya, bodoh! Dia akan datang kemari jika dia mau. Bukan kau bawa seperti ini.”
“Bos, seharusnya kau berterima kasih padaku. Aku sudah membawanya kemari, tanpa harus menunggu lama. Bukankah kau juga ingin segera bertemu dengannya? Sudahlah, aku serahkan dia padamu, bos. Aku harus mengobati lukaku, tidak sempat mendengar ocehanmu.” ucap orang itu sembari berjalan pergi dari hadapan pria gempal itu.
“Sialan kau, Lee Jungshin!” gerutu pria itu yang hanya di jawab dengan acungan jari tengah oleh Jungshin.
Jungkook masih tidak mengerti dengan apa yang baru saja ia dengar. Apa yang sebenarnya terjadi? Siapa pria gempal di hadapannya ini? Kenapa pria ini ingin bertemu dengannya?
“Aku tau, banyak pertanyaan yang ingin kau tanyakan. Kita bicarakan didalam.” ajak pria itu. Jungkook hanya mengikutinya. Mereka naik ke sebuah tempat yang terbuat dari kontainer bekas. Sepertinya, itu ruangan kerja pria ini karena gambaran rangka mobil menyambut Jungkook saat ia memasuki tempat itu.
“Duduklah sesukamu. Disini tidak ada yang akan memintamu untuk duduk, jadi lakukan apapun sesukamu. Anggap saja seperti rumahmu sendiri.” ucap pria itu. Jungkook hanya menurut dan duduk di salah satu kursi yang ada di dekatnya.
“Jadi… kau yang bernama Jeon Jungkook?” tanya pria itu.
“Iya.”
“Jadi, kau putra dari Jeon Donggun?”
“Iya.”
“Ah, jadi itu kau.”
“Tunggu sebentar. Aku benar-benar tidak mengerti disini. Kenapa banyak orang yang menanyakan hal itu? Apa appaku membuat masalah dengan kalian, sampai kalian mencariku setelah appaku meninggal?” bingung Jungkook.
“Donggun sudah meninggal?” ucap pria itu, terkejut. Jungkook mengernyitkan dahinya. Ia semakin bingung.
“Aku turut berduka cita. Aku sama sekali tidak mengetahui kabar Donggun. Tiga bulan yang lalu, aku terakhir bertemu dengannya. Dia datang kemari sebelum akhirnya menghilang tanpa kabar.” ucap pria itu. Ekspresi sedih terlihat di wajahnya yang sangar itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Devil's Arrow [END]
Fiksi PenggemarJeon Jungkook tidak meminta untuk hidup penuh penderitaan. Jika bukan karena ulah sang ayah, ia tidak akan berakhir tragis seperti ini. Namun dibalik semua penderitaannya, tersimpan sebuah rahasia besar yang di tutupi oleh sang ayah. Satu persatu m...