Cklek.
Jungkook keluar untuk membuang kantong sampah. Sudah dua hari ia hanya diam di rumah. Jungkook sama sekali tidak keluar rumah setelah ia menemui Dongseok di bengkelnya. Pergi ke minimarket yang biasa ia lakukan pun tidak.
“Jungkook-ah,”
Jungkook menoleh ke kanan dan melihat Jungshin yang berdiri tidak jauh dari sana. Namja itu berjalan menghampiri Jungkook.
“Aku dengar, dua hari yang lalu kau datang ke tempat pak tua dan meminta bantuan untuk menangkap Geng Mata Naga.”
“Iya, lalu?”
“Jungkook-ah, sebaikanya kau tidak perlu berurusan dengan geng itu. Mereka sangat berbahaya.” ingat Jungshin dengan wajah cemasnya. Ini hal yang tidak biasa dari seorang Lee Jungshin yang cemas.
“Jika hyung kemari hanya untuk mengatakan hal itu, sebaiknya hyung pergi. Aku tidak akan mengurungkan niatku untuk mencari Geng Mata Naga dan menghabisi Won Bin.” ucap Jungkook dengan sorot mata tajam penuh keyakinan.
“Kau tidak bisa pergi, Jungkook-ah.”
“Kenapa? Karena aku bukan tandingan mereka? Karena aku tidak akan bisa menghabisi mereka? Huh?” tanya Jungkook, menatap Jungshin dingin. Kilatan emosi terlihat di kedua mata namja kelinci itu.
“Karena di hari itu kau harus pergi ke alamat yang sudah aku berikan padamu.”
“Apa pentingnya alamat itu, hyung? Aku juga tidak akan bisa masuk ke perumahan elit itu. Mereka akan mengusir sampah sepertiku!”
Grep!
“Kau bukan sampah, sialan! Kalau kau tidak datang kesana, maka banyak nyawa yang akan menjadi korban!” sentak Jungshin dengan mencengkram erat baju Jungkook. Namja kelinci itu menyentak tangan Jungshin untuk melepaskan cengkramannya.
“Apa maksudmu, hyung?”
“Aku yakin kau sudah tau kalau Jeon Donggun, appamu, adalah pendiri Mata Naga yang sebelumnya. Tapi, setelah Mata Naga terbentuk dan menjadi geng besar, Uhm Kijoon mengambil alih kepemimpinan. Aku yakin kau juga sudah tau mengenai hal itu.”
“Lalu, apa hubungannya dengan alamat yang kau berikan padaku, hyung? Lagi pula Uhm Kijoon sudah di penjara dan belum di bebaskan sampai sekarang.”
“Iya, Uhm Kijoon memang sudah di penjara. Tapi, dia hanya sebagai umpan.” ucap Jungshin yang membuat Jungkook mengernyitkan dahinya. Jungshin mengeluarkan sebuah kertas dan memberikannya pada Jungkook. Namja kelinci itu mengambil kertas itu dan membukanya.
“Itu surat yang aku ambil diam-diam dari Ma Dongseok. Surat yang datang di hari yang sama saat aku memberikan alamat rumah itu padamu.” ucap Jungshin.
“Aku hanya di beri salinan alamat oleh Ma Dongseok dan dia memintaku untuk memberikannya padamu. Awalnya aku tidak terlalu peduli dengan alamat apa itu. Tapi, saat aku masuk ke ruangan pak tua itu, aku tidak sengaja melihat surat itu. Aku mengambilnya karena menurutku, kau harus tau akan hal ini.”
Jungkook menatap kertas di tangannya itu. Matanya bergerak membaca isi surat yang tidak terlalu panjang dengan di akhiri sebuah alamat yang sama seperti yang di berikan Jungshin padanya.
Semua anggota Mata Naga yang berkhianat dan masih tetap berpihak pada Jeon Donggun ada di tanganku. Jika putra Jeon Donggun tidak datang menemuiku, maka aku pastikan mereka semua akan bernasib sama seperti Jeon Donggun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Devil's Arrow [END]
FanfictionJeon Jungkook tidak meminta untuk hidup penuh penderitaan. Jika bukan karena ulah sang ayah, ia tidak akan berakhir tragis seperti ini. Namun dibalik semua penderitaannya, tersimpan sebuah rahasia besar yang di tutupi oleh sang ayah. Satu persatu m...