DAY - 5
FRIDAY
- Apa kau sama dengan yang lain menunggu hari ini karena besok hari Sabtu. Weekend yang ditunggu tunggu? Atau ada alasan lain? Hari ini, aku bertindak sedikit lebih berani. Mawar memang cantik, tapi kau tahu dia juga sedikit berbahaya -
FRIDAY, The fifth day of one week.
Sepertinya antara hari Senin dan Jumat sudah memiliki ikatannya sendiri. Senin adalah awal dari hari-hari sibuk manusia, sedangkan Jumat adalah akhir dari hari-hari sibuk yang dijalani setiap manusia. Walaupun kedua hari itu bertolak belakang mereka memiliki kesamaan, khususnya untuk minggu ini. Sama-sama memilih hujan sebagai salah satu cuaca dari beberapa pilihan cuaca yang ada. Setidaknya, kali ini sedikit berbeda, efek yang ditimbulkan dari datangnya hujan tidak seburuk hari Senin. Mereka masih menyambut dengan suka cita guyuran hujan di hari Jumat ini.
Alasannya sunguh konyol sekali, tapi memang itu benar terjadi, hari ini Jumat dan besok Sabtu saatnya libur, maka tak masalah jika hujan turun membasahi bumi. Mungkin itulah salah satu alasan kenapa hari ke lima begitu di tunggu-tunggu oleh siapapun. Semua orang paham, jika keesokan harinya adalah hari untuk bersantai.
Euforia tentang hari Jumat juga turut dirasakan oleh Kim Seokjin, euforia itu direalisasikan dengan mulutnya yang sibuk bersenandung kecil. Rasa senang yang dia miliki tentang hari Jumat bertambah. Bukan hanya karena besok Sabtu, melainkan karena dia juga menunggu waktunya untuk bertemu dengan si Nona.
Bolehkah dia berpikiran jika gadisnya itu juga sedang menunggunya? Seokjin memarkirkan mobilnya bukan di tempat parkir cafe, ia memberhentikan mobilnya di kedai kopi yang letaknya beberapa meter dari cafe yang akan ditujunya, ada hal yang ingin dia coba dengan gadis itu nanti. Oleh karena itu, dia memarkirkan mobilnya agak jauh dari cafe.
Setelah menempatkan mobilnya di tempat parkir yang cukup strategis, ia segera turun dari mobilnya dan membuka payung bewarna merah maroon. Payung merah maroon milik Jisoo yang tidak sengaja tertinggal di bangku kemarin. Seokjin menyadari, ada yang tertinggal di bangku itu dan memutuskan untuk membawanya pulang. Tentu saja dia menyadarinya, karena dia memang memastikan dari tempatnya berdiri kemarin, memastikan jika gadis itu masih tetap aman hingga mobil yang membawa gadis itu pergi dari hadapannya. Seokjin juga merasakan sebuah kelegaan, mobil yang menjemput gadisnya kemarin, masihlah mobil yang sama seperti Selasa kemarin. Dan tentunya kesempatannya semakin besar. Pemilik mobilnya, ternyata adalah tetangganya yang sudah beristri.
.
.
.
Seokjin berjalan dengan memakai payung milik gadisnya untuk melindungi tubuhnya dari hujan. Gadisnya?? Bolehkah dia memanggilnya seperti itu. Bukankah sebenarnya keduanya ini sama saja. Sama-sama menaruh atensi lebih terhadap kehadiran satu sama lain. Jadi hal itu sah-sah saja dilakukan, melabeli Jisoo dengan embel-embel nya. Seokjin berjalan terburu-buru karena menurutnya ini sudah cukup telat, walaupun tidak terucap kapan pastinya mereka akan makan bersama.
Saat pandangannya sudah menemukan toko bunga itu, ia memperlambat langkahnya. Seokjin tersenyum tipis, bahkan hanya sekedar punggung belakang gadis itu yang dia lihat. Tapi, jantungnya bekerja diluar kendalinya berdetak begitu kencang. Rasa-rasanya dia bisa terkena penyakit jantung, jika jantungnya kerap kali bekerja keras seperti ini. Detakan itu terasa begitu menggembirakan bagi Seokjin. Apalagi saat mengetahui fakta jika Jisoo juga menanti dirinya, terlihat sesekali gadis itu menggerakkan kepalanya seolah mencari sesuatu di seberang. Percaya diri boleh kan?
Lihatlah sekarang! Seokjin berusaha menahan senyumnya di jalan agar tidak disangka orang gila. Seokjin memperhatikan Jisoo, gadis itu berdiri di depan tokonya dengan atasan merah yang dipadukan dengan rok putih selutut, dan sengaja membiarkan rambutnya tergerai. Sembari dia berdiri dengan mengetuk-ngetukkan kaki nya ke tepi jalan, terlihat sebagai pengalihan agar dia tidak bosan.
![](https://img.wattpad.com/cover/270203079-288-k290322.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Short story (Jinsoo Etc)
Fiksi PenggemarHanya kumpulan cerita pendek yang terlintas disela-sela realita kehidupan, tidak begitu berat hanya untuk hiburan bagi siapapun yang meluangkan waktu untuk membacanya. Sebagai sarana hiburan tersendiri bagi penulis juga. Selamat membaca 😊