Tagline: cinta limas segitiga
Suratno.
Dia terlalu banyak diam selama ini. Padahal dari dalam relung hatinya, dia itu suka sama Hista. Hista memang gak peka, dan Suratno merasa ini saatnya dia menyatakan perasan itu.
Dia tahu Haria suka sama Hista. Tapi Haria terlalu gengsi untuk menyatakan perasaannya.
Boby sama Suratno itu satu kost. Sementara Doro serumah sama Hista dan Haria.
Kost Suratno atapnya roboh, jadi dia nebeng dulu rumah Ruri.Kebetulan orangtua Ruri gak pernah tinggal di rumah itu, jadi Ruri selalu tinggal sendiri sama anjingnya—si Didik Sudrajat.
Semua berjalan lancar.
Suratno gak tahu kalau Boby sama Ruri lagi melancarkan rancana buat PDKT Haria, jadi dia lempeng-lempeng aja."WOI ANAK ANJING MAU PADA MAKAN APA???!!!" Pekik Boby dari lantai atas.
Sontak, Haria, Hista, dan Doro yang lagi maen monopoli nyariin dimana sumber suara Boby berasal.
"Gue diatas ya salam!!"
Mereka bertiga nengok bersamaan lalu ketawa. (Apasih mereka itu).
"MANGDONAL AJA BOB!" Jerit Doro.Boby mengacungkan jempolnya lalu kembali mengutak-atik grebfudnya.
Kemana Suratno?
Dia lagi main COD sama Ruri. Kapan lagi rental PS4 gak bayar, dan bisa maen sambil begadang yakan??
Ini kesempatan emas Suratno buat puas-puasin main sampe kena gangguan syaraf."Lu suka sama Hista ya?" Tanya Ruri tiba-tiba.
Suratno cuma melongo sambil kembali fokus ke permainanya. "Kalo iya gimana?" Jawabnya enteng.
Seketika, Ruri langsung kesedek sama minumannya dan ketawa. "Saingan lu Haria Noo!!! Lu sama-sama keras kepala, salah satu dari elu harus ngalah."
Suratno cuma geleng-geleng. "Gak akan! Lagian gue mau nembak Hisu sekarang kok!"
Ruri main kesedek lagi. Kali ini sampe pankreasnya pindah posisi ke lutut. "GILAK LU NO!! GAK LIAT SI HARIA KEK APA TADI??!!"
Suratno tau betapa gengsi dan naksirnya Haria sama Hisu. Tapi gengsinya Haria bikin Hisu gak peka dan makin nge-friendzone-in Haria.
"Gatau ah! Lu mah gak bisa dukung dikit SuraHisu sapa??"
Ruri cuma terdiam. Mungkin saja kalau dia bantu Suratno, Suratno sendiri mau bantu dia buat jadian sama Boby.
"Oke bosku kita deal!!" Ruri menjabat tangan Suratno, lalu keduanya tertawa. (Ketawa mulu anjir)
Ruri kasih tau soal rencana dia sama Suratno. Tapi Doro sama Boby langsung angkat tangan. Mereka gak mau punya masalah sama Haria apalagi sama Suratno.
Ruri berfikir lagi, dan akhirnya menyerahkan semuanya pada Suratno. Toh gak butuh ada campur tangan Suratno, dia sama Boby udah deket banget.
Grebfud pesenam Boby datang. Mereka semua makan sambil nonton 'Die Hard' begonya, pada emosi semua sama Polisi di film itu.
Suratno curi-curi pandang ke arah Hista yang lagi sibuk ngunyah ayam gorengnya. Perlahan dia geser-geser duduknya jadi semakin dekat sama Hista.
"His, lu mau gak jadi pacar gua?" Bisik Suratno.
Hista yang auto keselek cuma bisa nepuk-nepuk punggung Doro buat ambilin minum.
"No, lu becanda toh??" Kata Hista tak percaya.
Dilihat dari raut wajahnya, Suratno sedang tidak bermain-main.
Ruri yang sadar, langsung membuat alibi seakan dia sama Boby mau cuci piring sedangkan Doro mau ngerjain tugas seni budaya.Tersisa Suratno, Haria dan Hista di ruang keluarga. Sebenernya Ruri sudah mencium bau-bau keributan disini.
"Bob, kita jalan tuk kemana kek gitu." Pinta Ruri kepada Boby yang masih mantau Hari-Sura-Hisu dari lantai atas.
"Kemane? Beli cilok mau??" Tawar Boby tanpa menoleh kearah Ruri.
"Kan tadi baru makan. Ke rumah Sjahrir yuk! Ganggu dia pacaran." Berawal dari jalan-jalan eh malah niat muluknya keluar.
Boby tersenyum smirk lalu tertawa kecil sambil saling tatap sama Ruri. "Boljug tuh bestie!"
Boby, dan Ruri bergegas memakai jaket mereka danpergi lewat belakang agar tak ketahuan Sura-Hari-Hisu. Tanpa mereka duga, Doro yang tadinya lagi konsen ngerjain tugas senbud justru melihat gerakan gerilya mereka berdua.
"Woi mau kemana?" Tanya Doro dengan nada pelan.
"Rumah Sjahrir. Kalo dia gak ada, kita ke kostnya si Aidit aja cari ribut." Kata Boby sambil menaik-naikkan alisnya.
Doro yang tertarik, langsung ngacungin jempol terus ikut buat cabut sama Ruri dan Boby ke rumah Sjahrir.
Rencananya mereka bertiga mau berlindung dari keributan diantara Suratno, Haria, dan Hista. Karena mereka tau, kalo udah kayak gini, Suratno gak akan malu-malu bekicot buat nembak Hista. Bahkan di hadapan Haria.Disisi lain....
Haria telah menghabiskan makanannya lalu pegi kebelakang buat cuci piring. Tinggallah Suratno, dan Hista yang masih cekikikan sama tayangan TV yang mereka tonton. Haria cemburu? Oh jelas.
Dia akui, Suratno juga cukup cakep buat disandingin sama Hisu-nya. Suratno juga lebih terbuka, dan gak gengsian kayak Haria. Jadi kelihatannya, seakan Hista lebih terbuka ke Suratno.Haria bergegas kembali ke ruang tengah.
Telinga, dan seluruh tubuhnya memanas—mendengar kejadia di ruang tengah."His, lu mau kan jadi pacar gue?" Ucap Suratno. Bahkan dia menyadari kalau Haria baru saja kembali dari dapur.
"No, gimana ya?" Hista berbalik menoleh ke Haria. Sahabatya sejak kecil, yang selalu ada untuk melindungi Hista, yang selalu jadi tempat curahan Hista, dan yang tanpa Hista sadari menyimpan rasa yang mendalam buat Hista sendiri.
Jujur, Haria sakit hati mendengar itu.
Sahabatnya (Suratno) ternyata juga punya rasa buat Hista. Bedanya, Suratno gak takut buat speak up, dan dia ya itu tadi, lebih terbuka dan gak gengsian."Terima aja His! Sura bakal jadi pasangan yang baik buat lo!" Kata Haria sambil menampilkan senyum palsunya.
"Haria bukan begitu maksud gue! G-gue bahkan belum jawab Har!"
Haria tak berkata apa-apa lagi lalu pegi.
Hista merasa bersalah, walau dia belum menjawab pertanyaan Suratno.
"Gue gak mau Har!" Kata Hista dalam hati.—Bersamboeng...
Woi bersambung woii!!!
Kira-kira gimana tuh Haria? Apakah dia ngambek?
Apa Ruri, Boby, dan Doro mendengar kejadian ini?Gatau deh, Author juga gak kepikiran.
Author lagi mikirin hp author yang peupues (pecah)
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐤elas 𝐁apack 𝐁angsa [HIATUS]
Casuale𝐋𝐢𝐤𝐚-𝐥𝐢𝐤𝐮 𝐒𝐌𝐀 𝐍𝐨𝐞𝐬𝐚𝐧𝐭𝐚𝐫𝐚🔥🌾 Bagaimana jadinya kalau para founding father Indonesia dipersatukan di satu SMA?? Gimana kesablengan mereka di SMA?? ⚠️WARNING⚠️: CERITA INI HANYA FIKSI, DAN KHAYALAN SEMATA. TIDAK BERMAKSUD MELECEH...