[0] Prolog

414 31 5
                                    

Happy reading


Ada saat dimana kekaisaran sangat kacau, karena para permaisuri tidak melahirkan seorang anak laki-laki. Hingga dimana kaisar ke-3 bertemu dengan permaisuri kesembilan lalu menikahinya. Permaisuri kesembilan merupakan seorang wanita pengembala yang sangat cantik, rambut yang pirang dengan iris berwarna biru pastel menambah kecantikan sang permaisuri.

Beberapa bulan setelah pernikahannya dengan kaisar ke-3, sang permaisuri mengandung. Seluruh kekaisaran menunggu-nunggu kelahiran anak dari permaisuri. Sesuai dengan keinginan semua orang anak itu berjenis kelamin laki-laki yang sekarang menjadi kaisar ke-4 bernama Alvenio Tarquin de Stariney.

Lahirnya seorang putra, kaisar mengadakan pesta besar-besaran, membuat permaisuri pertama hingga permaisuri kedelapan merasa terasingkan. Dengan diselimuti api cemburu mereka mengambil resiko untuk membunuh putra dari permaisuri kesembilan.

Beberapa upaya pembunuhan yang mereka lakukan tidak pernah berhasil. Dengan adanya kekuatan sihir yang mengalir di dalam tubuh Alvenio, dia menjadi terlindungi.

Alvenio tumbuh menjadi pemuda yang tampan dengan rambut dan iris mata yang seperti ibunya. Selama 15 tahun dia selalu melatih kekuatan sihirnya dan membuat kontrak dengan para roh. Dia menggunakan kekuatan sihirnya dengan sangat baik, seperti membantu orang-orang, hingga  membuatnya dicintai oleh semua orang.

Permaisuri pertama yang mengetahui itu, dirinya semakin marah. Karena tempat untuknya dan juga putrinya akan menghilang di istana jika Alvenio menjadi kaisar. Dia mencoba kembali mencari cara untuk menjatuhkan Alvenio untuk kesekian kalinya. Permaisuri pertama kembali berunding dengan permaisuri lain. Permaisuri kesembilan tentu saja tidak mengetahui hal ini karena dia ibu dari Alvenio.

Hasil berunding dengan para permaisuri, mereka memutuskan untuk membunuh permaisuri kesembilan, sedari awal mereka berniat tidak akan membunuh permaisuri kesembilan karena jika Alvenio tidak ada maka permaisuri kesembilan otomatis akan tersingkirkan dengan sendirinya. Namun, jika akhirnya seperti ini mau tidak mau mereka menyentuh permaisuri kesembilan.

Rencana mereka dilakukan saat Alvenio sedang keluar istana, mereka membayar seorang pelayan dari istana permaisuri kesembilan untuk menaruh racun di tehnya. Rencana mereka ternyata berhasil tanpa hambatan dan permaisuri kesembilan tewas di kamarnya.

•••••


Alvenio pulang dengan perasaan yang senang, dia telah berhasil berkontrak dengan roh es. Sungguh sangat sulit baginya untuk membuat kontrak dengan roh es, oleh karena itu akhir-akhir ini Alvenio lebih sering pergi keluar istana hanya untuk melakukan kontrak dengan roh es.

Alvenio mengunjungi kamar ibunya, dia ingin menceritakan apa yang di lakukannya hari ini. Saat memasuki kamar, dia mematung. Sang ibunda tergeletak tidak sadarkan diri. Alvenio menarik napas mencoba untuk tenang, kemudian dia mendekati dan memeriksaya.

Sangat sulit dengan apa yang harus di terimanya saat ini, tubuh ibunya dingin dan tidak ada tanda-tanda kehidupan. Dia berpegang pada meja untuk menopang tubuhnya.

"Apa yang terjadi?" ucap Alvenio dengan nafas yang tak beraturan.

Alvenio mencoba mengaktifkan sihirnya untuk mencari tahu, seketika beberapa memori masuk ke dalam ingatannya. Dia memegangi kepalanya setelah menyerap informasi, matanya kini memancarkan amarah yang begitu besar, tanpa memedulikan rasa sakit kepalanya, dia mengambil pedang yang terpajang di dinding kamar sang ibu, diketahui pedang itu milik ayah ibunya lebih tepatnya kakek Alvenio.

Alvenio keluar dari kamar ibunya dengan perasaan yang campur aduk, sedih dan marah. Aura yang dipancarkan menjadi tidak enak, semua orang yang dilewatinya terjatuh tidak sadarkan diri.

The Prince of StarineyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang