DS | 08 •Lamaran•

18.7K 2.3K 194
                                    

.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Keluarga Alexander telah bersiap untuk mendatangkan rumah Xaula

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Keluarga Alexander telah bersiap untuk mendatangkan rumah Xaula. Rasa bahagia yang menjerat pada hati Khadafi tidak pernah padam, lelaki itu sangat tampan menggunakan kemeja dengan sarung, tidak lupa dengan kopiah andalannya.

"Tumben banget ganteng," sahut Camila saat hendak melirik kakaknya itu.

Khadafi tersenyum, lalu berjalan terlebih dahulu meninggalkan yang lain dengan sangat semangatnya.

"Ayo semuanya, kakak sudah tidak sabar," kata Khadafi.

Keluarga Alexander langsung pergi meninggalkan pekarangan rumahnya ini, semua barang untuk kebutuhan lamaran Khadafi sudah disiapkan oleh Regan yang menyuruh Rita membelikan semuanya saat itu juga.

Rita sempat syok mendengar perintah Regan yang menyuruhnya untuk membelikan seserahan yang sangat mewah namun terlihat sederhana, yang membuat dia syok adalah waktu yang sangat singkat untuk membeli semua keperluan itu.

"Hubby, di belakang mobil siapa aja?" Tanya Zwiena saat melihat kaca mobil depan yang memperlihatkan mobil belakang mengikutinya.

"Rita, Saka dan Shireen. Mami dan papa juga ada di dalamnya," ucap Regan.

"Kamu ngasih tau mereka?"

"Tidak, hanya Rita, mungkin Rita lah yang memberitahu mereka."

"Ah gitu, Dimas nggak ikut?" Tanya Zwiena menatap suaminya yang sedang menyetir.

Regan tersenyum sambil mengelus pucuk kepala isterinya, "Sepertinya tidak, kenapa? Kangen sama Dimas hm?"

Zwiena langsung menggeleng pelan, dia kembali menatap jalanan. Regan tahu apa yang dipikirkan Zwiena sekarang.

"Kamu yakin ingin menikahkan Khadafi sama cewek berandal itu?"

"Aku yakin putra kita tidak pernah salah pilih, mungkin gadis itu terlihat menyeramkan dan sangat berbahaya, namun kita tidak pernah tahu isi hati dan perilaku gadis itu pada orang lain. Buktinya saja Khadafi sampai menangisi gadis itu," ucap Regan meyakini isterinya.

"Aku hanya takut terjadi sesuatu sama Khadafi.'

"It's okay, percayakan semuanya sama Allah. Jika Allah sudah berkehendak untuk menyatukan mereka, kita tidak bisa melawan kehendak yang Allah berikan," ucap Regan dengan lembut.

DISKUSI SEMESTA [TERBIT DI SNOWBALL PUBLISHING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang